Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sosok Nani Pengirim Sate Beracun di Mata Tetangga, Jarang Bergaul dan Sering Pulang Malam

Kompas.com - 04/05/2021, 16:54 WIB
Markus Yuwono,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com- Nani Apriliani, pengirim sate beracun yang menewaskan anak seorang pengendara ojek online, ternyata tinggal di RT3 Dusun Cepokojajar, Kalurahan Sitimulyo, Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Di salah satu rumah bercat hijau dalam dusun itu, Nani sudah tinggal selama tujuh bulan.

Kini rumah yang terdapat beberapa pot tanaman hias tampak kosong.

Eni Wulandari (50) yang tinggal di sebelah rumah Nani, mengenal sosok perempuan 25 tahun itu dengan panggilan Nana.

Baca juga: Pria yang Sarankan Nani untuk Kirim Sate Beracun ke Target Ternyata Suka dengan Tersangka, tapi Ditolak

Dalam keseharian, Nani tidak sering bergaul dengan warga sekitar karena sibuk dengan pekerjaannya.

"Setahu saya Mbak Nana (panggilan Nani di rumahnya) kerja di kosmetik pulangnya malam. Berangkat pagi pulangnya malam," kata Eni ditemui di rumah Nani, Selasa (4/5/2021).

Nani disebut sudah berangkat kerja pada sekitar 09.30 WIB dan baru pulang ke rumah pada sekitar 21.30 WIB.

Meski tampak sibuk, menurut Eni, Nani tetap sering berkomunikasi dengan tetangganya lewat telepon atau pesan singkat.

"Dia mau sosialisasi ikut di kampung tapi karena kesibukannya. Ikut arisan, tapi memang enggak bisa berangkat. Ikut tiga kali ini," ucap Eni.

Eni juga mengatakan, ada sosok Tomy yang beberapa kali datang ke rumah Nani. Laki-laki itu diperkenalkan Nani ke tetangga sebagai suaminya.

Baca juga: Nani, Pengirim Sate Beracun Dikenal Menyukai Anak Kecil, Tetangga: Kami Kaget Kok Sifatnya Beda

Hal senada juga disampaikan Ketua RT 3 Cempokojajar Agus Riyanto. Nani dan Tomy disebut pernah menemuinya.

"Dulu itu waktu silaturahmi ke tempat saya. Pak Tomy sama Mbak Nani sini laporan. Terus Mbak Nani menelepon orangtuanya. Orangtuanya telepon ke saya 'nitip anak saya mau tinggal di situ'. Oh iya bu Insya Allah siap. Ibunya bilang sudah nikah secara agama," ucap Agus.

Sedangkan Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Bantul AKP Ngadi mengatakan, belum tahu informasi soal adanya pernikahan Tomy dan Nani.

"Nanti akan kita dalami benar apa tidaknya," kata Ngadi kepada wartawan di Mapolres Bantul.

Tomy yang disebut bertugas sebagai penyidik di Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Kota Yogyakarta juga belum diperiksa.

Baca juga: Terungkap, Nani Pengirim Sate Beracun Sudah Menikah Siri dengan Tomy, Anggota Polisi yang Jadi Targetnya

Sebagai informasi, Nani mengirimkan paket sate yang mengandung racun potasium sianida untuk Tomy pada Minggu (25/4/2021).

Namun, Tomy menolak paket itu dan dibawa pulang oleh Bandiman, ojek online yang mengantarkannya.

Sate itu belakangan dimakan Bandiman bersama anak dan istrinya untuk berbuka puasa.

Tidak lama setelah itu, anak Bandiman tersungkur. Sedangkan istrinya muntah-muntah.

Baca juga: Nani Apriliani Mengaku Menyesal Kirim Sate Beracun Salah Sasaran

Saat dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah Kota Yogyakarta, nyawa anak Bandiman sudah tidak terselamatkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pimpinan Ponpes Cabul di Semarang Divonis 15 Tahun Penjara

Pimpinan Ponpes Cabul di Semarang Divonis 15 Tahun Penjara

Regional
Viral, Video Penggerebekan Judi di Kawasan Elit Semarang, Ini Penjelasan Polisi

Viral, Video Penggerebekan Judi di Kawasan Elit Semarang, Ini Penjelasan Polisi

Regional
Pj Wali Kota Tanjungpinang Jadi Tersangka Kasus Pemalsuan Surat Tanah

Pj Wali Kota Tanjungpinang Jadi Tersangka Kasus Pemalsuan Surat Tanah

Regional
Polisi Aniaya Istri Gunakan Palu Belum Jadi Tersangka, Pelaku Diminta Mengaku

Polisi Aniaya Istri Gunakan Palu Belum Jadi Tersangka, Pelaku Diminta Mengaku

Regional
Ngrembel Asri di Semarang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Ngrembel Asri di Semarang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Regional
Gunung Ruang Kembali Meletus, Tinggi Kolom Abu 400 Meter, Status Masih Awas

Gunung Ruang Kembali Meletus, Tinggi Kolom Abu 400 Meter, Status Masih Awas

Regional
Lansia Terseret Banjir Bandang, Jasad Tersangkut di Rumpun Bambu

Lansia Terseret Banjir Bandang, Jasad Tersangkut di Rumpun Bambu

Regional
Polda Jateng: 506 Kasus Kecelakaan dan 23 Orang Meninggal Selama Mudik Lebaran 2024

Polda Jateng: 506 Kasus Kecelakaan dan 23 Orang Meninggal Selama Mudik Lebaran 2024

Regional
Disebut Masuk Bursa Pilgub Jateng, Sudirman Said: Cukup Sekali Saja

Disebut Masuk Bursa Pilgub Jateng, Sudirman Said: Cukup Sekali Saja

Regional
Bupati dan Wali Kota Diminta Buat Rekening Kas Daerah di Bank Banten

Bupati dan Wali Kota Diminta Buat Rekening Kas Daerah di Bank Banten

Regional
Pengusaha Katering Jadi Korban Order Fiktif Sahur Bersama di Masjid Sheikh Zayed Solo, Kerugian Rp 960 Juta

Pengusaha Katering Jadi Korban Order Fiktif Sahur Bersama di Masjid Sheikh Zayed Solo, Kerugian Rp 960 Juta

Regional
45 Anggota DPRD Babel Terpilih Dilantik 24 September, Ini Fasilitasnya

45 Anggota DPRD Babel Terpilih Dilantik 24 September, Ini Fasilitasnya

Regional
Golkar Ende Usung Tiga Nama pada Pilkada 2024, Satu Dosen

Golkar Ende Usung Tiga Nama pada Pilkada 2024, Satu Dosen

Regional
Pascabanjir, Harga Gabah di Demak Anjlok Jadi Rp 4.700 per Kilogram, Petani Tidak Diuntungkan

Pascabanjir, Harga Gabah di Demak Anjlok Jadi Rp 4.700 per Kilogram, Petani Tidak Diuntungkan

Regional
Terjebak di Dalam Mobil Terbakar, ASN di Lubuklinggau Selamat Usai Pecahkan Kaca

Terjebak di Dalam Mobil Terbakar, ASN di Lubuklinggau Selamat Usai Pecahkan Kaca

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com