Sahnan memiliki seorang istri dan satu anak. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, Sahnan mengandalkan hasil sawah seluas 11 are.
“Kalau sehari-hari, ada memang sawah hanya 11 are, tapi itu tidak seberapa, biasa jual ayam ternak, itik juga,” kata Sahnan.
Sahnan mengaku kerap makan sepiring bertiga bersama istri dan anaknya. Hal itu dilakukan jika persediaan beras di rumah menipis.
“Karena memang tidak ada (beras) jadi sering juga makan sepiring bertiga,” kata Sahnan.
Kondisi Sahnan pada tahun ini juga kurang baik. Ia memberikan sawahnya kepada orang lain untuk digarap sementara.
Pembaca Kompas.com dapat berpartisipasi dalam meringankan beban Guru Ngaji Sahnan dengan cara berdonasi, klik di sini
Tindakan itu dilakukan karena Sahnan tak memiliki modal untuk menggarap sawah.
Tokoh pemuda di Desa Bunut Baok, Khusnul Fahmi menilai Sahnan sebagai pribadi yang penyabar dan humoris.
Di tengah keterbatasannya, Sahnan masih mau mengajar tanpa dibayar.
“Bapak Sahnan, orangnya humoris, penyabar, walaupun kondisi demikian, dia tetap mengajar ngaji di mushala,” kata Fahmi.
Fahmi juga pernah melihat Sahnan makan sepiring bertiga bersama istri dan anaknya.
Fahmi berharap, pemerintah desa maupun daerah, dapat memperhatikan para guru ngaji, khususnya Sahnan yang memiliki keterbatasan fisik.
“Semoga kondisi Pak Sahnan ini didengar sama pemerintah, yang kemudian dapat membantu,” kata Fahmi. (KOMPAS.com/Idham Khalid)
Pembaca Kompas.com dapat berpartisipasi dalam meringankan beban Guru Ngaji Sahnan dengan cara berdonasi, klik di sini
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.