Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Universitas Brawijaya Akan Terapkan Kuliah Tatap Muka dengan Skema "Blended Learning"

Kompas.com - 03/05/2021, 18:44 WIB
Andi Hartik,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Universitas Brawijaya (UB) berencana menerapkan kuliah tatap muka untuk perkuliahan tahun akademik 2021-2022.

Meski begitu, tidak semua mahasiswa akan menjalani kuliah secara langsung di kampus.

Hanya ada 25 persen mahasiswa yang akan menjalani proses pembelajaran secara luring. Sisanya, sebanyak 75 persen tetap kuliah secara daring.

Baca juga: Uang Rp 2,1 Miliar Tertutup Terpal yang Dibawa Mobil di Tol Ngawi Ternyata Dipergunakan untuk Ini

Mahasiswa tertentu, sistem blanded learning

Ilustrasi Mahasiswa DOK. PIXABAY Ilustrasi Mahasiswa

Rektor Universitas Brawijaya (UB), Prof Nuhfil Hanani mengatakan, pembelajaran tatap muka itu diprioritaskan bagi mahasiswa yang belum pernah menyentuh kampus sama sekali.

Yakni mahasiswa semester 1 dan semester 3 tahun akademik 2021-2022 mendatang.

Mahasiswa semester 1 dan 3 yang berjumlah separuh dari total mahasiswa UB akan bergantian menjalani kuliah tatap muka.

Mereka dibagi ke dalam dua shift sehingga yang masuk ke kampus hanya 25 persen dari total jumlah mahasiswa.

Skema pembelajaran ini disebut sebagai blended learning atau pembelajaran secara tatap muka dan daring sekaligus.

"Semester 1 dan semester 3 yang boleh masuk ke Malang. Yang lainnya tidak boleh kecuali yang tugas akhir," kata Nuhfil dalam acara Bincang dan Obrolan Santai (Bonsai) di Kampus UB, Kota Malang, Senin (3/5/2021).

Baca juga: 1.716 Rumah di Malang Rusak akibat Gempa, Presiden Jokowi: Semua Akan Dibantu Pemerintah

 

Rektor Universitas Brawijaya (UB), Prof Nuhfil Hanani (tengah) dalam Bincang dan Obrolan Santai di Kampus UB, Kota Malang, Senin (3/5/2021).KOMPAS.COM/ANDI HARTIK Rektor Universitas Brawijaya (UB), Prof Nuhfil Hanani (tengah) dalam Bincang dan Obrolan Santai di Kampus UB, Kota Malang, Senin (3/5/2021).
Protokol kesehatan ketat

Nuhfil mengatakan, meski memutuskan untuk menerapkan kuliah tatap muka secara terbatas, pihaknya akan tetap berhati-hati dan disiplin menjalankan protokol kesehatan.

Hal ini dilakukan agar tidak memicu penularan virus SARS-CoV-2 di kampus.

"Tetapi kita harus hati-hati karena pandemi ini. Kalau kita tidak hati-hati sangat berbahaya. Karenanya dalam pengambilan kebijakan ini sangat hati-hati dengan memperhatikan kondisi yang ada," jelasnya.

Ada berbagai pertimbangan UB memutuskan menerapkan kuliah tatap muka pada semester mendatang.

Salah satunya adalah karena skala pandemi sudah menurun. Selain itu, semua fakultas di UB sudah siap dengan protokol kesehatan kuliah tatap muka terbatas dengan kuota 25 persen.

Pertimbangan lainnya adalah karena keinginan mahasiswa yang banyak menghendaki pembelajaran di kampus.

Terutama mahasiswa angkatan baru yang belum pernah merasakan duduk di kursi kampus.

"Yang belum pernah ke kampus yang didahulukan (semester 1 dan 3 tahun akademik 2021-2022). Karena banyak mahasiswa yang datang ke Malang hanya karena ingin tahu kampusnya," kata Nuhfil.

Baca juga: Khofifah: Warga Terdampak Gempa Malang Akan Terima Hunian Baru

Teknis pembelajaran

Pihaknya sudah membahas secara teknis supaya kuliah tatap muka itu tidak menimbulkan kerumunan. Termasuk pembagian akses masuk menuju ruang kelas masing-masing.

Setiap mahasiswa akan diberi penanda untuk memastikan bahwa mahasiswa yang masuk ke kampus adalah mahasiswa yang mendapatkan giliran belajar tatap muka.

Wakil Rektor Bidang Akademik Universitas Brawijaya, Prof Aulanni’am mengatakan, pembelajaran tatap muka terbatas atau blended learning itu hanya bagi mahasiswa 1 dan 3 karena mahasiswa itu belum pernah masuk ke kampus sejak mulai kuliah.

"Banyak yang rindu atas kampus kita. Banyak mahasiswa yang belum tahu kampusnya. Sehingga itu menjadi alasan pimpinan memilih angkatan 2020 dan 2021," katanya.

Di sisi lain, mahasiswa yang akan menjalani kuliah secara tatap muka harus mendapatkan persetujuan dari orang tua atau wali.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gerombolan Massa Tawuran di Perkampungan Magelang, Bawa Celurit dan Botol Kaca

Gerombolan Massa Tawuran di Perkampungan Magelang, Bawa Celurit dan Botol Kaca

Regional
Mantan Caleg di Pontianak Tipu Warga Soal Jual Beli Tanah Senilai Rp 2,3 Miliar

Mantan Caleg di Pontianak Tipu Warga Soal Jual Beli Tanah Senilai Rp 2,3 Miliar

Regional
Fakta Temuan Kerangka Wanita di Pekarangan Rumah Kekasihnya, Pelaku Residivis Pembunuhan

Fakta Temuan Kerangka Wanita di Pekarangan Rumah Kekasihnya, Pelaku Residivis Pembunuhan

Regional
Ribuan Warga di 7 Desa di Lebong Bengkulu Tolak Direlokasi, BPBD: Ancaman Bencana Tinggi

Ribuan Warga di 7 Desa di Lebong Bengkulu Tolak Direlokasi, BPBD: Ancaman Bencana Tinggi

Regional
Perbaiki Lampu, Anggota DPRD Kubu Raya Meninggal Tersengat Listrik

Perbaiki Lampu, Anggota DPRD Kubu Raya Meninggal Tersengat Listrik

Regional
Diisukan Bakal Ikut Maju Pilkada, Kapolda Jateng: Itukan Urusan Partai

Diisukan Bakal Ikut Maju Pilkada, Kapolda Jateng: Itukan Urusan Partai

Regional
Semua Guru di Kabupaten Semarang Bayar Iuran demi Pembangunan Gedung PGRI

Semua Guru di Kabupaten Semarang Bayar Iuran demi Pembangunan Gedung PGRI

Regional
Kasus Kekerasan Perempuan di Solo Meningkat 5 Tahun Terakhir

Kasus Kekerasan Perempuan di Solo Meningkat 5 Tahun Terakhir

Regional
Kasus Mayat Wanita Ditemukan Jadi Kerangka di Wonogiri, Kekasih Korban Jadi Tersangka

Kasus Mayat Wanita Ditemukan Jadi Kerangka di Wonogiri, Kekasih Korban Jadi Tersangka

Regional
Pj Gubernur Fatoni Ungkap 2 Langkah Pencegahan Korupsi di Provinsi Sumsel

Pj Gubernur Fatoni Ungkap 2 Langkah Pencegahan Korupsi di Provinsi Sumsel

Regional
Gunung Ile Lewotolok Alami 334 Kali Gempa Embusan dalam Sehari

Gunung Ile Lewotolok Alami 334 Kali Gempa Embusan dalam Sehari

Regional
Ganjar Tak Datang Penetapan Prabowo Gibran

Ganjar Tak Datang Penetapan Prabowo Gibran

Regional
Kapasitas Pasar Mardika Muat 1.700 Pedagang, Disperindag: Kami Upayakan yang Lain Tertampung

Kapasitas Pasar Mardika Muat 1.700 Pedagang, Disperindag: Kami Upayakan yang Lain Tertampung

Regional
Di Lokakarya 7 Panen Hasil Belajar PGP, Bupati Arief Minta Guru Jadi Agen Transformasi dalam Ekosistem Pendidikan 

Di Lokakarya 7 Panen Hasil Belajar PGP, Bupati Arief Minta Guru Jadi Agen Transformasi dalam Ekosistem Pendidikan 

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com