Kemudian sekitar Maret 2021 hingga April 2021 ini mulai panen pisang Cavendish yang menurutnya menghasilkan sekitar Rp 240 juta.
Keuntungan dikurangi biaya bibit dan pupuk kurang lebih sebesar Rp 150 juta.
Artinya tiap pohon pisang yang ditanam menghasilkan satu tandan dengan harga jual Rp 100 ribu dengan berat 30 sampai 34 kilogram per pohon.
Dalam lahan 1 hektare dan satu massa tanam, panen buah pisang Cavendish ini memakan waktu sekitar 1,5 bulan.
Sementara siklus tanam jenis pisang ini yakni, buah mulai montong atau muncul saat pohon berusia sekitar 4 bulan. Kemudian baru bisa dipanen sekitar 85 hari setelah montong atau dari tanam hingga panen membutuhkan waktu sekitar 7 sampai 8 bulan.
Gunawan mengaku tak kesulitan dalam hal penjualan pisang Cavendish. Sebab permintaan dari Surabaya, Yogjakarta, dan Bali selalu tinggi setiap hari meski sedang pandemi Covid-19.
Dari Bali misalnya, sehari permintaan buah ini mencapai 75-100 box atau dus dengan isi 13 kilogram di tempatnya.
Kemudian Surabya dan Jogjakarta sehari ia harus mengirim sekitar 300 dus.
"Bahkan sampai saat ini kita masih kekurangan untuk memenuhi permintaan," kata dia.
Tak hanya dari buahnya, ia juga bisa mendapatkan keuntungan dari menjual anakan pisang.
Dalam satu indukan pohon menurutnya bisa beranak sampai lima pohon. Jadi dua anakan untuk dibesarkan dan tiga sisanya bisa dijual dengan harga Rp 5 ribu.
Gunawan mengatakan setelah semua pohon panen maka akan ditebang.
Namun keuntungannya, di samping pohon induk sudah ada dua anakan yang akan siap dipanen lagi dalam tiga bulan ke depan.
Jumlahnya pun dua kali lipat atau sekitar 4.000 pohon anakan dari 2.400 pohon indukan di lahan yang sama.
"Jadi ketika induk usia 8 bulan, anaknya di sampingnya itu sudah usia 3 bulanan," kata dia.
Ia memperkirakan hasil penjualan pisang dari 4.000 pohon ini sekitar Rp 360 juta.
Siklus ini akan terus berulang sehingga pembelian bibit hanya dilakukan saat awal menanam pisang.
Baca juga: Pelabuhan Ketapang Banyuwangi Siapkan GeNose C-19 dengan Tarif Rp 40.000