TUBAN, KOMPAS.com - Masjid merupakan tempat beribadah bagi seorang muslim dan juga berfungsi sebagai tempat penyebaran ajaran agama Islam.
Keberadaan masjid juga menjadi simbol peradaban umat Islam di seluruh penjuru dunia, sehingga bentuk bangunannya memiliki seni dan ciri khas tersendiri
Seperti bangunan Masjid An Nur Nurul Miftahussofyan yang ada di Dusun Gomang, Desa Lajo Lor, Kecamatan Singgahan, Kabupaten Tuban, Jawa Timur.
Masjid yang terletak di perbukitan diatas ketinggian 470 Mdpl tersebut memiliki keunikan tersendiri dibanding bangunan masjid pada umumnya.
Baca juga: Mengenal Masjid Cheng Ho Jember, Wadah Muslim Tionghoa Belajar Agama
Masjid An Nur Nurul Miftahussofyan berdiri sejak tahun 1994 silam dan dikenal juga dengan sebutan Masjid Saka Tunggal atau masjid dengan satu tiang penyangga utama.
Pada Bulan Ramadhan tahun ini, Kompas.com berkesempatan mengunjungi Masjid An Nur Nurul Miftahussofyan atau Masjid Saka Tunggal yang berada di Kompleks Pondok Pesantren Nurussalam Walisongo.
Perjalanan menuju ke Masjid Saka Tunggal tersebut harus melewati kawasan hutan dan dibutuhkan waktu sekitar 60 menit dengan menempuh jarak sekitar 40 kilometer dari pusat kota Tuban.
Setelah sampai di lokasi berdirinya masjid, sekilas melihat dari sisi luar bangunan Masjid An Nur Nurul Miftahussofyan yang berukuran lebar 17 meter dan panjang 40 meter tampak seperti bangunan biasa saja.
Baca juga: Cerita Galang Dana Masjid Jogokariyan, Dipakai untuk Beli Kapal Selam Baru, Sudah Kumpulkan Rp 1,2 M
Tetapi, saat masuk ke dalam masjid, pengunjung akan melihat sebuah tiang besar berdiameter 85 centi meter dari pohon jati yang masih utuh berdiri tegak menjulang ke atas setinggi 27 meter.
Di bagian depan masjid terdapat tempat imam shalat dan sebuah mimbar khutbah yang terbuat dari bongkahan akar pohon jati, dan di sudut kiri terdapat sebuah bedug yang digunakan sebagai penanda waktu sholat.
Dinding masjid yang terbuat dari potongan papan kayu jati dengan ukuran lebar 20 centimeter dan tebal 5 centimeter terpasang rapi mengelilingi bangunan masjid menambah kesan yang unik dan berbeda dengan masjid lainnya.
Desain atap masjid menggunakan atap tajuk bertumpang empat atau limas yang bersusun empat yang merupakan bentuk akulturasi seni bangunan masyarakat yang ada di pulau jawa pada zaman dahulu.
Lebih uniknya, pada bagian atap paling atas terpasang sebuah akar dari pohon jati sebagai pengganti kubah Masjid An Nur Nurul Miftahussofyan.
Baca juga: Muncul Klaster Covid-19, 2 Masjid dan Mushala di Banyumas Ditutup Sementara