Ada di antara mereka yang satu keluarga, tapi berbeda agama. Perbedaan agama di dalam keluarga itu yang harus disikapi dengan bijaksana.
Edy mencontohkan dirinya yang hidup di tengah keluarga beragam.
Dia memutuskan memilih Islam sebagai agama. Namun, keluarganya yang lain ada yang beragama Kristen.
Baca juga: Curi Relief di Makam Tionghoa dan Dijual Rp 400.000 Per Potong, 4 Warga Kediri Ditangkap Polisi
Saat itulah, Edy harus menunjukkan bahwa Islam merupakan agama yang menebarkan perdamain dan menghargai perbedaan.
“Caranya dengan menunjukkan akhlak yang baik,” tutur dia.
Dia mengatakan salah satu cara untuk mewujudkan nilai-nilai toleransi bagi mualaf dengan melakukan kajian rutin di Masjid Cheng Ho.
Mulai dari belajar mengaji, subuh berjemaah, kajian dhuha dan diskusi mualaf.
Bahkan, pihaknya membentuk Mualaf Centre di Masjid Cheng Ho sebagai wadah mualaf untuk bertanya tentang apa saja mengenai Islam.
Setiap ada permasalahan hukum yang dialami oleh mualaf, bisa ditanyakan di Mualaf Centre.
Baca juga: Ada Desa Purba di Jember, Tempat Ratusan Batu Zaman Megalitikum Terpendam
Wadah tersebut tak hanya bagi mualaf Tionghoa, tetapi bagi siapa saja yang ingin belajar agama.
Mereka bisa datang ke Masjid Cheng Ho untuk bertanya atau konsultasi. Bahkan, pembinanya langsung dari Kementerian Agama Jember.
“Meskipun bukan mualaf Tionghoa tidak apa-apa,” ucap dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.