Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Malam Selikuran, Tradisi Unik Keraton Surakarta Sambut Turunnya Lailatul Qadar

Kompas.com - 02/05/2021, 14:26 WIB
Reza Kurnia Darmawan

Editor

KOMPAS.com - Bagi umat Islam, 20 hari terakhir di bulan Ramadhan, khususnya di malam-malam hari ganjil, dipercaya sebagai turunnya lailatul qadar yang disebut lebih mulia dari seribu bulan.

Untuk menyambut datangnya lailatul qadar, Keraton Surakarta memperingatinya dengan menggelar tradisi unik bernama malam selikuran yang digelar pada 20 Ramadhan atau malam 21 Ramadhan.

Dalam tulisannya, Tradisi Malam Selikuran Kraton Kasunanan Surakarta, Syamsul Bakri dan Siti Nurlaili Muhadiyatiningsih menerangkan bahwa malam selikuran dikembangkan oleh Sultan Agung. Akan tetapi, ritual ini sempat mengalami pasang surut.

Baca juga: Asal-Usul Kebo Bule, Hewan Milik Keraton Surakarta yang Dianggap Keramat

Di Keraton Surakarta, malam selikuran dihidupkan lagi oleh Pakubuwana IX dan mengalami puncaknya pada masa Pakubuwana X.

Di era Pakubuwana X, tradisi unik ini diadakan secara kirab dari Keraton menuju Masjid Agung Surakarta. Di masjid ini, nasi tumpeng yang dibawa oleh para abdi dalem didoakan oleh pemuka agama.

Usai prosesi itu selesai, rombongan menuju Taman Sriwedari yang menjadi titik finis.

Selain tumpeng, dalam arak-arakan ini para abdi dalem juga membawa membawa lampu ting (lentera).

Hingga kini, malam selikuran masih dijalankan. Namun, rute kirab diperpendek hanya sampai Masjid Agung saja.

Baca juga: Asal-usul Kota Solo, dari Geger Pecinan hingga Perjanjian Giyanti

 

Makna lampu ting dan tumpeng

Peserta Kirab Malam Selikuran Keraton Surakarta.Kompas.com/Anggara Wikan Prasetya Peserta Kirab Malam Selikuran Keraton Surakarta.

Salah satu yang khas dari tradisi malam selikuran Keraton Surakarta ialah adanya lampu ting.

Lampu ini merupakan simbol dari obor yang dibawa para sahabat tatkala menjemput Nabi Muhammad SAW yang turun dari Jabal Nur seusai menerima wahyu.

Dalam malam selikuran, para abdi dalem juga membawa tumpeng berjumlah seribu.

Baca juga: Sejarah Benteng Vastenburg, Dulu Bernama Grooemoedigheid, Ini Artinya

Syamsul dan Siti menuliskan, jumlah tersebut melambangkan pahala setara seribu bulan, yakni pahala yang dijanjikan Tuhan kepada hamba-Nya yang ikhlas beribadah pada malam lailatul qadar.

Nasi tumpeng itu berisi nasi gurih berbentuk tumpeng kecil disertai kedelai hitam, cabai hijau, rambak, dan mentimun.

Saat kirab, nasi tumpeng dimasukkan ke dalam ancak cantoka atau jodang yang terbuat dari besi dan kuningan.

Baca juga: Jejak Sejarah Loji Gandrung, Rumah Dinas Wali Kota Solo yang Akan Ditempati Gibran

Puncak dari malam selikuran adalah pembagian nasi tumpeng. Selepas pemuka agama mengucap doa, nasi tersebut dibagikan kepada para abdi dalem dan masyarakat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Stok Vaksin Hewan Penular Rabies di Sikka Semakin Tipis

Stok Vaksin Hewan Penular Rabies di Sikka Semakin Tipis

Regional
BBWS Pemali Juana Ungkap Solusi Banjir Pantura Jateng: Harus Keluarkan Sedimen dan Perkuat Tanggul

BBWS Pemali Juana Ungkap Solusi Banjir Pantura Jateng: Harus Keluarkan Sedimen dan Perkuat Tanggul

Regional
Siswi SMA di Kupang Melahirkan, Bayi Disembunyikan dalam Koper

Siswi SMA di Kupang Melahirkan, Bayi Disembunyikan dalam Koper

Regional
9 Nelayan di Lombok Timur Ditangkap Terkait Dugaan Pengeboman Ikan

9 Nelayan di Lombok Timur Ditangkap Terkait Dugaan Pengeboman Ikan

Regional
Pengedar Narkoba Ditangkap di Semarang, Barang Bukti Sabu 1 Kg, Diduga Jaringan Fredy Pratama

Pengedar Narkoba Ditangkap di Semarang, Barang Bukti Sabu 1 Kg, Diduga Jaringan Fredy Pratama

Regional
Momen Mantan Gubernur NTB Ditanya soal Perselingkuhan dengan Istri Terdakwa saat Jadi Saksi Persidangan

Momen Mantan Gubernur NTB Ditanya soal Perselingkuhan dengan Istri Terdakwa saat Jadi Saksi Persidangan

Regional
Apple Mau Tanam Modal di Indonesia, Pemkot Tangerang Buka Peluang Investasi bagi Perusahaan Multinasional

Apple Mau Tanam Modal di Indonesia, Pemkot Tangerang Buka Peluang Investasi bagi Perusahaan Multinasional

Regional
Joget di Atas Motor, Empat Remaja di Mamuju Ditangkap Polisi

Joget di Atas Motor, Empat Remaja di Mamuju Ditangkap Polisi

Regional
Pembobol Kartu ATM di NTT Ternyata Oknum Satpam Rumah Sakit

Pembobol Kartu ATM di NTT Ternyata Oknum Satpam Rumah Sakit

Regional
Klaim Kantongi Restu SBY, Yophi Prabowo Positif Maju Pilbup Purworejo

Klaim Kantongi Restu SBY, Yophi Prabowo Positif Maju Pilbup Purworejo

Regional
Ajang Gowes Siti Nurbaya, Bersepeda Sambil Wisata di Padang

Ajang Gowes Siti Nurbaya, Bersepeda Sambil Wisata di Padang

Regional
Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Golkar Buka Peluang Berkoalisi dengan PDI-P untuk Pilkada Jateng 2024

Golkar Buka Peluang Berkoalisi dengan PDI-P untuk Pilkada Jateng 2024

Regional
Diajak Tunjukkan Tangan Bentuk L Lambang Ikut Pilgub Jateng, Luthfi: Ojo Ngono

Diajak Tunjukkan Tangan Bentuk L Lambang Ikut Pilgub Jateng, Luthfi: Ojo Ngono

Regional
Kronologi Pembunuhan Wanita di Wonogiri, Korban Dibakar dan Dikubur di Pekarangan

Kronologi Pembunuhan Wanita di Wonogiri, Korban Dibakar dan Dikubur di Pekarangan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com