Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Sebetulnya Nggak Boleh Offline, tetapi Tak Munafik Saya juga Butuh Duit"

Kompas.com - 02/05/2021, 08:15 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Editor

KOMPAS.com - Bandiman mengaku masih syok dan terpukul anaknya meninggal setelah diduga keracunan makanan orderan atau pesana offline yang dia bawa.

Bandiman pun mengaku menyesal telah menerima orderan offline tersebut. Dirinya berharap kejadian tragis yang dialami menjadi pelajaran bagi pengemudi ojek online lainnya.

"Sebenarnya nggak boleh (aplikasi offline). Kan saya panggilan hati. Ya saya enggak munafik juga butuh duit," katanya.

Bandiman mengatakan, menerima pesanan secara offline sejatinya dilarang oleh perusahaan tempatnya bekerja.

Baca juga: Memburu Wanita Misterius Pengirim Sate Beracun yang Tewaskan Anak Pengemudi Ojol di Yogyakarta

Namun dia tak enak hati untuk menolak permintaan tersebut. Apalagi, katanya, saat itu sedang sepi orderan.

Mantan pegawai tambang itu juga menjelaskan, pandemi Covid-19 telah membuat penghasilannya menurun drastis dari Rp 300.000 menjadi Rp 100.000.

Saat ini, Bandiman mengaku belum siap untuk bekerja kembali. Dirinya ingin menata hati usai kejadian memilukan itu.

"Saya belum mood kerja, istilahnya masih dalam suasana duka. Mungkin satu atau dua hari ke depan bekerja lagi," kata dia.

Baca juga: Gali Lubang Selokan, Pencuri di Lampung Bobol 5 Toko dan Curi Puluhan Juta

 

Cita-cita anak

Ilustrasi driver ojek online mengantarkan paket makanan. SHUTTERSTOCK/ODUA IMAGES Ilustrasi driver ojek online mengantarkan paket makanan.

Saat ditemui di rumahnya di Desa Salakan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Bandiman menceritakan, Naba tergolong anak pandai.

Menurutnya, Naba yang duduk di kelas IV Sekolah Dasar Karangkajen, sering berkata ingin menjadi petugas pemadam kebakaran.

"Cita-citanya kalau ditanya jawabnya pemadam," kenang Bandiman, Jumat (30/4/2021).

Baca juga: Polisi Sudah Kantongi Ciri-ciri Pengirim Sate yang Dimakan Anak Ojol Sebelum Tewas

Seperti diberitakan sebelumnya, Bandiman menerima orderan dari seorang wanita di Jalan Gayam, Kota Yogyakarta.

Saat itu, Bandiman menerima dua kotak makanan berisi lontong dan kudapan untuk dikirim ke Kapanewon, Bantul.

Menurut Bandiman, wanita itu terpaksa order offiline karena tak memiliki aplikasi.

Saat itu Bandiman meminta ongkos sebesar Rp 25.000, tapi wanita tersebut justru memberi Rp 30.000.

(Penulis: Kontributor Yogyakarta, Markus Yuwono | Editor: Teuku Muhammad Valdy Arief)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Musrenbang RPJPD Banten 2025-2045, Pj Gubernur Al Muktabar: Fokuskan pada Pencapaian Indonesia Emas 2045

Musrenbang RPJPD Banten 2025-2045, Pj Gubernur Al Muktabar: Fokuskan pada Pencapaian Indonesia Emas 2045

Regional
Calo Tiket Bus yang Ancam Penumpang di Pelabuhan Merak Sudah Beroperasi 3 Bulan

Calo Tiket Bus yang Ancam Penumpang di Pelabuhan Merak Sudah Beroperasi 3 Bulan

Regional
Rektor UIN Salatiga Bantah Mahasiswanya Ikut Program Ferienjob di Jerman

Rektor UIN Salatiga Bantah Mahasiswanya Ikut Program Ferienjob di Jerman

Regional
4 Kecamatan di Demak Masih Terdampak Banjir, Balai Desa Wonorejo Tergenang

4 Kecamatan di Demak Masih Terdampak Banjir, Balai Desa Wonorejo Tergenang

Regional
Anggota DPRD Seluma Bengkulu Demo Dewan Lainnya yang 'Malas'

Anggota DPRD Seluma Bengkulu Demo Dewan Lainnya yang "Malas"

Regional
Masuk Daerah Rentan Korupsi, KPK Minta Pemkot Semarang Perbaiki Sektor Barang dan Jasa

Masuk Daerah Rentan Korupsi, KPK Minta Pemkot Semarang Perbaiki Sektor Barang dan Jasa

Regional
Tilap Dana Desa Rp 592 Juta, Kades di Kuansing Riau Ditangkap

Tilap Dana Desa Rp 592 Juta, Kades di Kuansing Riau Ditangkap

Regional
Tak Sesuai yang Dijanjikan, 27 Mahasiswa Unnes yang Ikut Program Ferienjob Diminta Pulang ke Indonesia

Tak Sesuai yang Dijanjikan, 27 Mahasiswa Unnes yang Ikut Program Ferienjob Diminta Pulang ke Indonesia

Regional
Di Tengah Banjir, Perayaan HUT Ke-521 Demak Dilakukan dengan Doa dan Ziarah Makam Raja

Di Tengah Banjir, Perayaan HUT Ke-521 Demak Dilakukan dengan Doa dan Ziarah Makam Raja

Regional
Pasangan Muda-mudi Mesum dalam Toilet Mushala di Kediri, Berawal Curhat Soal Kerjaan

Pasangan Muda-mudi Mesum dalam Toilet Mushala di Kediri, Berawal Curhat Soal Kerjaan

Regional
Kasus DBD di Solo Meningkat, 45 Kasus di 2024, 2 Meninggal

Kasus DBD di Solo Meningkat, 45 Kasus di 2024, 2 Meninggal

Regional
Daftar Lokasi Rawan Kecelakaan di Jalur Mudik 2024 di Lampung

Daftar Lokasi Rawan Kecelakaan di Jalur Mudik 2024 di Lampung

Regional
Tabrak Polisi Saat Amankan Tawuran di Padang, Sopir Ambulans Jadi Tersangka

Tabrak Polisi Saat Amankan Tawuran di Padang, Sopir Ambulans Jadi Tersangka

Regional
Keluh Suriyah, Diterjang Banjir Demak Dua Kali, Rumah Kayu Busuk, Kasur Satu-satunya Hanyut

Keluh Suriyah, Diterjang Banjir Demak Dua Kali, Rumah Kayu Busuk, Kasur Satu-satunya Hanyut

Regional
Jalan Tol Solo-Yogyakarta Akan Digratiskan untuk Pemudik, Ini Dua Pintu Keluarnya

Jalan Tol Solo-Yogyakarta Akan Digratiskan untuk Pemudik, Ini Dua Pintu Keluarnya

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com