Saat Risma masih menjabat Wali Kota Surabaya, ide awal gagasan Jembatan Sawunggaling dan TIJ ini memang terkoneksi dengan KBS.
Hal itu bertujuan untuk mendukung akses parkir pengunjung dan wisatawan di KBS. Sehingga diharapkan pula saat hari libur atau akhir pekan kemacetan di area KBS bisa berkurang.
"Kami berharap parkir pengunjung KBS bisa parkir di sini. Kenapa? Supaya KBS bisa lebih luas, karena lahannya tidak terkurangi parkir," ujar Risma.
Sebab, pada hari-hari besar misalnya, kawasan tersebut sering terjadi kemacetan.
"Ternyata kemarin, dari beberapa di titik hari-hari tertentu Lebaran itu sampai meluber sepeda motor sehingga kemudian mereka parkir di jalan," kata Risma.
Ia menambahkan, gedung TIJ yang terdiri dari lima lantai ini juga tersedia sejumlah stan untuk UMKM, area permainan anak hingga food court.
Baca juga: Iwa Sering Berkata ke Ibu, Kalau Kapal Selam di Indonesia Sudah Berusia Tua
"Memang dulu konsepnya untuk menyatukan UMKM itu, jadi setiap apa pun yang kita bangun bisa berkontribusi. Jadi kemarin saya nitip (UMKM) itu ada di sini," tutur Risma.
Sementara itu, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan, pihaknya tidak mungkin melupakan sejarah berdirinya Jembatan Sawunggaling dan TIJ.
Karena itu, dalam peresmian ini ia juga mengundang Mensos Risma yang sekaligus penggagas berdirinya Jembatan Sawunggaling terkoneksi dengan TIJ dan KBS.
Dengan disediakannya sejumlah stan untuk UMKM ini, ia berharap geliat ekonomi di Surabaya terus meningkat, terutama karena ekonomi sangat terdampak dengan adanya pandemi Covid-19.
"Sehingga saya berharap ke depan, ketika itu sudah terbangun semuanya maka pergerakan ekonomi Kota Surabaya, pergerakan UMKM-nya Kota Surabaya bisa terus bergerak. Terus bergerak menjadi pergerakan ekonomi yang hebat," kata Eri.
Dengan terkoneksinya Jembatan Sawunggaling dan TIJ, Eri ingin ketika Covid-19 hilang di Surabaya, maka ke depan seluruh akses parkir yang ada di area KBS bisa diarahkan ke TIJ.
Ia berharap, area KBS bisa lebih nyaman digunakan warga Surabaya dan wisatawan yang datang.
"Semoga dengan diresmikannya Jembatan Sawunggaling dan TIJ ini maka bisa bermanfaat buat warga Surabaya dan bisa meningkatkan UMKM-nya Kota Surabaya," ujar Eri.
Baca juga: Risma Temui Keluarga Awak KRI Nanggala-402, Beri Dukungan Moril
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Surabaya, Irvan Wahyudrajad menyampaikan, bahwa pembangunan jembatan ini bertujuan untuk mendukung transportasi yang masuk TIJ.
Selain juga ditujukan untuk mendukung peningkatan jumlah pengunjung KBS.
"Jembatan Sawunggaling saat ini telah menjadi ikon baru Kota Surabaya yang juga sebagai salah satu cara untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Surabaya melalui jalan wisata," kata Irvan.
Ia menjelaskan, jembatan ini memiliki panjang sekitar 136 meter yang menghubungkan ruas Frontage Wonokromo dengan Jalan Gunung Sari.
Sedangkan untuk lebar jembatan, mencapai sekitar 17 meter dan lebar badan jalan sekitar 7 meter.
"Kemudian, struktur utama pada bentang di atas sungai menggunakan beton precast berupa voided slab yang terbagi dalam 3 bentang, yakni 24 meter, 18 meter dan 16 meter. Sedangkan pada bentang di atas tanah, menggunakan full slab," kata dia.
Kemudian untuk bangunan pelengkap, Irvan menyebut, pilon jembatan dengan tinggi sekitar 20 meter dilengkapi dengan tangga untuk naik ke mezzanine.
Lalu dilengkapi pula dengan big tree lamp dengan tinggi 6 meter yang dapat menyala berwarna-warni lengkap dengan running text.
"Dilengkapi juga dengan dancing fountain atau air mancur yang bergerak seirama dengan lagu yang diputar. Sedangkan Railling Jembatan, menggunakan kaca tempered yang ditempeli stiker dan lampu hias," tutur dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.