Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

“Kapal Selam dan Krunya Diyakini Memiliki Ikatan yang Tak Bisa Dijabarkan”

Kompas.com - 01/05/2021, 16:56 WIB
Reza Kurnia Darmawan

Editor

KOMPAS.com - Selama 26 tahun, Kolonel Laut (P) Iwa Kartiwa mengabdikan dirinya pada kapal selam milik Indonesia.

Iwa tercatat pernah menjabat sebagai Komandan Satuan Kapal Selam (Satsel) dan KRI Nanggala-402.

Namun, setelah bertahun-tahun mengarungi lautan, Iwa kini terbaring lemah dan sulit bicara.

Ia juga menderita penyakit paru-paru lantaran selama ini terkena radiasi serbuk besi saat bertugas di kapal selam.

Baca juga: Iwa Sering Berkata ke Ibu, Kalau Kapal Selam di Indonesia Sudah Berusia Tua

"Iwa sakit karena terlalu lama bertugas berlayar di kapal selam, sudah 26 tahun. Dia begitu mencintai pekerjaannya,” tutur bunda Iwa, Momoh Fatimah (83), Sabtu (1/5/2021).

Momoh mengatakan, Iwa selalu memaksakan bertugas, sehingga dia selalu menahan rasa sakitnya selama belasan tahun.

"Makanya, badannya kurus dan kecil. Iwa sangat paham sekali pekerjaan yang diembannya sebagai ahli kapal selam di Indonesia," tutur Momoh saat ditemui di kediamannya di Kota Tasikmalaya, Sabtu (1/5/2021).

Baca juga: Cerita Mantan Komandan KRI Nanggala-402, Kapal Selam Tua, Saat Ada Masalah Tak Bisa Apa-apa

 

Ritual sebelum berlayar

Foto-foto Mantan Komandan Satuan Kapal Selam TNI AL Kolonel Laut (P) Iwa Kartiwan semasa masih sehat dan bertugas yang kini terbaring sakit di kediamannya Tasikmalaya.Dok. Pelopor Passus Kapal Selam Kolonel Laut (P) Iwa Kartiwa Foto-foto Mantan Komandan Satuan Kapal Selam TNI AL Kolonel Laut (P) Iwa Kartiwan semasa masih sehat dan bertugas yang kini terbaring sakit di kediamannya Tasikmalaya.

Momoh mengisahkan, ketika Iwa akan berangkat bertugas, ia selalu minta izin dan restu kepada orangtua supaya diberi kelancaran dan keselamatan.

Momoh masih mengingat cerita Iwa bagaimana dia selalu mengusap badan kapal selam sebelum berdinas.

Iwa pun selalu memeriksa detail kapal selam yang bakal dioperasikannya bersama seluruh awak.

"Iwa kalau mau berangkat berlayar selalu mengusap-usap kapal selamnya. Karena kapal selam dan krunya diyakini memiliki ikatan yang tak bisa dijabarkan katanya," bebernya.

Baca juga: Adik Anton Charliyan Mantan Komandan KRI Nanggala-402, Sakit akibat Keracunan Zat Besi Kapal Selam

Dedikasi awak kapal selam

Ilustrasi Kapal selamPixabay Ilustrasi Kapal selam

Cerita soal kegigihan dan dedikasi Iwa Kartiwa beserta awak kapal selam lainnya dituturkan pula oleh kakak kandung Iwa, Anton Charliyan.

Mantan Kapolda Jawa Barat itu menjelaskan, setiap pulang melaut, Iwa dan teman-temannya selalu bercerita soal pengalaman mereka kepadanya. Terutama soal bahaya yang dihadapi sewaktu bertugas.

"Ternyata bahayanya selain dari alat yang sudah berumur, juga alam di dalam laut. Mereka tahu risikonya begitu, karena sudah mengemban tugas negara. Betul-betul jiwa dan raganya diberikan, menjaga kedaulatan negara," ujarnya, Jumat (30/4/2021).

Mendengar cerita Iwa dan teman-temannya, membuat Anton bergidik.

“Mereka menyebut beruntung kalau mesin mati beberapa menit di laut dengan kedalaman lebih dari 200 meter ke bawah. Tapi, ya karena mereka pasukan khusus kapal selam dan sangat sulit menjadi anggota khusus tersebut selama ini, makanya mereka sangat mengetahui risikonya secara detail demi membela negara," ucapnya.

Baca juga: Iwa Kartiwa, Sang Kolonel Penakluk Kapal Selam Indonesia, 26 Tahun Gadaikan Hidup dengan Maut

 

Terpapar kandungan metal

Ilustrasi kapal selamshutterstock.com Ilustrasi kapal selam

Di samping diintai oleh bahaya, kesehatan para awak kapal selam juga rentan mengalami keracunan kandungan metal. Ini seperti yang dialami adiknya.

Anton menerangkan, adiknya sebenarnya masih berdinas hingga enam tahun lagi.

Baca juga: Keracunan Zat Besi Setelah Puluhan Tahun Bertugas di Kapal Selam, Mantan Komandan KRI Nanggala Kini Hanya Terbaring dan Sulit Bicara

"Sampai saat ini, adik saya masih 6 tahun lagi masa tugasnya, tapi sakit akibat zat besi, kandungan selama bertugas di kapal selam. Sedangkan mereka yang bertugas di luar kapal selam meraih sukses karirnya. Bukan apa-apa, ini saya sakit hati sebagai kakak kandung dan merasakan," ungkapnya.

Kata Anton, para pelopor pasukan khusus kapal selam, termasuk adiknya, rata-rata memiliki penyakit paru akibat terlalu menghirup kandungan besi di dalam kapal selam.

Baca juga: Tinggal di Gang Sempit di Tasikmalaya, Mantan Komandan KRI Nanggala-402 Jual Rumah untuk Berobat

"Selain adik saya, ternyata sebagian besar rekan-rekannya juga sama, menderita kandungan zat besi saat bernapas di kapal selam selama bertugas. Saya berharap pemerintah lebih memerhatikan kesejahteraan pasukan khusus kapal selam yang selama ini mengabdi, tapi kondisinya memprihatinkan," harapnya.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Tasikmalaya, Irwan Nugraha | Editor: Pythag Kurniati, Farid Assifa, Abba Gabrillin)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

150 Kios di Pasar Cipungara Subang Hangus Terbakar, Damkar Kesulitan Padamkan Api

150 Kios di Pasar Cipungara Subang Hangus Terbakar, Damkar Kesulitan Padamkan Api

Regional
Sebanyak 78.572 Keluarga Berisiko Stunting di Bengkulu

Sebanyak 78.572 Keluarga Berisiko Stunting di Bengkulu

Regional
Nyamar Jadi Sopir Ojek Online, Pria di Malang Curi Tas Pemilik Warung Nasi

Nyamar Jadi Sopir Ojek Online, Pria di Malang Curi Tas Pemilik Warung Nasi

Regional
Polresta Cirebon Siaga Kepadatan Pemudik Awal Saat 'Long Weekend'

Polresta Cirebon Siaga Kepadatan Pemudik Awal Saat "Long Weekend"

Regional
Pj Gubernur Jateng Nana Sudjana Sebut Kinerja Pemprov pada 2023 Meningkat, Berikut Indikator Capaiannya

Pj Gubernur Jateng Nana Sudjana Sebut Kinerja Pemprov pada 2023 Meningkat, Berikut Indikator Capaiannya

Regional
Berawal dari Rebutan Lahan, Peternak Bebek di Klaten Tewas Usai Adu Jotos dengan Rekannya

Berawal dari Rebutan Lahan, Peternak Bebek di Klaten Tewas Usai Adu Jotos dengan Rekannya

Regional
Prabowo Dorong Ketua DPD Gerindra Jateng Sudaryono Maju Pilgub Jateng

Prabowo Dorong Ketua DPD Gerindra Jateng Sudaryono Maju Pilgub Jateng

Regional
Kasus Investasi Bodong di Kalsel, Mobil Tangki BBM Milik Pelaku Diamankan

Kasus Investasi Bodong di Kalsel, Mobil Tangki BBM Milik Pelaku Diamankan

Regional
Pengamanan Lebaran di Riau, 62 Posko Siaga Didirikan dan Ribuan Personel Pengamanan Diterjunkan

Pengamanan Lebaran di Riau, 62 Posko Siaga Didirikan dan Ribuan Personel Pengamanan Diterjunkan

Regional
Kronologi Pembunuhan Penjual Madu di Serang Banten, Pelaku Mantan Bos Dendam karena Utang

Kronologi Pembunuhan Penjual Madu di Serang Banten, Pelaku Mantan Bos Dendam karena Utang

Regional
Gunung Ile Lewotolok Kembali Meletus Disertai Dentuman Kuat

Gunung Ile Lewotolok Kembali Meletus Disertai Dentuman Kuat

Regional
Kisah Masjid Wali di Bibir Sungai Lusi yang Tak Pernah Kebanjiran

Kisah Masjid Wali di Bibir Sungai Lusi yang Tak Pernah Kebanjiran

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok : Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok : Berawan Sepanjang Hari

Regional
Beda Nasib Mahasiswa Unnes dan Udinus Saat Ikut Program Ferienjob di Jerman

Beda Nasib Mahasiswa Unnes dan Udinus Saat Ikut Program Ferienjob di Jerman

Regional
Mantap Usung Gus Yusuf Maju Pilkada Jateng, PKB Cari Partner Koalisi

Mantap Usung Gus Yusuf Maju Pilkada Jateng, PKB Cari Partner Koalisi

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com