KOMPAS.com - Sopian Ananta, warga Kecamatan Kayo Aro, Kabupaten Kerinci, Jambi resmi meminta maaf kepada seluruh warga Kerinci dan Sungaipenuh, setelah video rekayasa perampokannya viral di media sosial.
Dia mengalami stres berat setelah terlilit utang, hingga merekayasa perampokan dengan kerugian Rp 40 juta.
"Berdasarkan serangkaian penyelidikan, kasus perampokan itu telah direkayasa oleh pelaku (Sopian Ananta)," kata Kapolsek Kayu Aro Iptu Jeki Noviardi melalui sambungan telepon, Sabtu (1/4/2021).
Baca juga: Stress Terlilit Utang Rentenir Rp 40 Juta, Pria Ini Buat Rekayasa Perampokan, Videonya Viral
Rekayasa perampokan bermula Jumat (30/4/2021) sekitar pukul 03.00 WIB, Sopian mendatangi lokasi kejadian di jalan arah Sungai Tanduk.
Setibanya di lokasi kejadian, Sopian lantas menjatuhkan sepeda motor dan melepas baju.
Sesaat setelah dia terjatuh, ada orang kebetulan hendak ke pasar, Sopian pun meminta orang tersebut untuk mengikat tangannya.
Dengan tangan terikat kuat, Sopian lantas berteriak meminta tolong kepada mandor PTPN VI yang sedang bekerja di wilayah kebun teh Kayu Aro, Kerinci.
Kepada mandor ini, Sopian lalu mengaku telah dirampok hingga kehilangan uang Rp 40 juta.
Minta maaf
Jeki mengatakan, kasus rekayasa perampokan ini diketahui setelah penyelidikan mendalam dengan membuat olah tempat kejadian perkara (TKP) pemeriksaan rumah pelaku.
Hasil pemeriksaan medis di puskesmas menunjukkan pelaku merekayasa perampokan.
Setelah mengakui perbuatannya, pelaku yang kooperatif langsung diminta untuk membuat pernyataan permintaan maaf kepada masyarakat Kerinci dan Sungaipenuh, karena telah menjadi sumber berita bohong atau hoaks.
Ucapan minta maaf, kata Jeki, harus dilakukan karena video perampokan di kebun teh Kayu Aro ini sudah viral di media sosial.
"Pelaku hanya kita suruh minta maaf, karena memang belum ada laporan yang masuk. Kita lakukan proses, karena sudah viral," sebut Jeki menjelaskan.
Baca juga: Pengemudi Taksi Online Diduga Jadi Korban Upaya Perampokan, Alami Luka Tembak di Leher
Tindakan pelaku melakukan rekayasa perampokan lantaran mengalami stres berat, karena sedang terlilit utang kepada rentenir.
Ditagih setiap hari, Sopian yang dulunya seorang pedagang sukses namun mengalami kebangkrutan terpaksa melakukan rekayasa perampokan agar sang penagih simpati.
"Motif pelaku berharap sang rentenir iba, dan memberi kelonggaran pembayaran utang. Makanya dia pura-pura dirampok dan kehilangan uang Rp40 juta," kata Jeki menjelaskan.
(Kontributor Jambi, Suwandi)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.