“Setiap tahun kami yang paling rutin (ziarah ke Makam Marsinah saat May Day). Jadi penggagas untuk ziarah ke makam Marsinah itu memang dari organiasi kami, dimulai dari tahun 2011,” sebut Kelik.
“Kemudian, monumen Marsinah atau patung Marsinah itu memang karya kami. Memang kami yang memprakarsai membangun itu. Ya alhamdulillah bisa dinikmati banyak orang hingga hari ini,” sambung dia.
Namun, kini pihak KSBSI Nganjuk tak mau mengambil risiko.
Mengingat masih pandemi, KSBSI meminta kalangan buruh untuk menahan diri tak berziarah ke makam Marsinah.
Baca juga: Bupati: Saya Ndak Mau Tahu, Pungutan Liar Harus Hilang dari Kediri, Tak Peduli Siapa yang Backup
Untuk diketahui, Marsinah dulunya merupakan seorang buruh perempuan yang bekerja pada PT CPS, pabrik pembuat jam di Porong, Sidoarjo.
Namun karena vokal menuntut kenaikan upah, akhirnya Marsinah ‘dihilangkan’.
Pada 5 Mei 1993 malam, Marsinah diculik dan disiksa oleh lima orang "algojo" PT CPS.
Baru pada 9 Mei 1993, mayatnya ditemukan secara mengenaskan di sebuah gubuk di daerah Nganjuk, sekitar 200 km dari tempatnya bekerja.
Marsinah dikebumikan di tanah kelahirannya di Nganjuk. Makamnya berada di Desa Nglundo, Kecamatan Sukomoro, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.