Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tim Ekspedisi Kapal Van Der Wijck Gagal Menyelam karena Arus Kuat

Kompas.com - 30/04/2021, 20:49 WIB
Hamzah Arfah,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

LAMONGAN, KOMPAS.com - Hari kedua agenda eksplorasi Kapal Van Der Wijck di perairan Brondong, Lamongan, berlangsung tidak sesuai rencana.

Ini dikarenakan arus kuat yang terjadi di sekitar perairan Brondong, sehingga tidak memungkinkan tim ekspedisi untuk melakukan penyelaman, Jumat (30/4/2021).

Arkeolog Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur Wicaksono Dwi Nugroho menuturkan, arus yang cukup kuat dinilai membahayakan bagi keselamatan para penyelam yang hendak mengungkap keberadaan kapal tersebut.

"Arusnya cukup besar, sangat membahayakan kegiatan penyelaman. Jadi, kami sepakat ditunda dulu untuk hari ini," ujar Wicaksono, saat dihubungi, Jumat petang.

Wicaksono tidak menampik, tujuan utama dari agenda ini adalah menemukan dan mengungkap keberadaan Kapal Van Der Wijck yang diperkirakan tenggelam di perairan Brondong pada 1936 silam.

Baca juga: Tim Ekspedisi Temukan Titik Diduga Lokasi Kapal Van Der Wijck

Meski demikian, faktor keselamatan para personel tetap di atas segalanya.

"Kalau kegiatan bawah air sudah biasa, tapi pertimbangan keselamatan tim tetap yang utama. Tapi, kami akan terus coba untuk mendapatkan kondisi alam yang aman untuk kegiatan penyelaman," ucap dia.

Wicaksono melanjutkan, agenda penyelaman bakal kembali dilakukan pada Sabtu (1/5/2021) besok.

Kemungkinan akan dilakukan lebih awal, dari sebelumnya yang sempat dilakukan pada pukul 08.00 WIB, guna menyiasati arus bawah laut di perairan Brondong.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jalan Salib di Pulau Sumba, Angkat Isu Kerusakan Alam yang Jadi Masalah Zaman Modern

Jalan Salib di Pulau Sumba, Angkat Isu Kerusakan Alam yang Jadi Masalah Zaman Modern

Regional
150 Kios di Pasar Cipungara Subang Hangus Terbakar, Damkar Kesulitan Padamkan Api

150 Kios di Pasar Cipungara Subang Hangus Terbakar, Damkar Kesulitan Padamkan Api

Regional
Sebanyak 78.572 Keluarga Berisiko Stunting di Bengkulu

Sebanyak 78.572 Keluarga Berisiko Stunting di Bengkulu

Regional
Nyamar Jadi Sopir Ojek Online, Pria di Malang Curi Tas Pemilik Warung Nasi

Nyamar Jadi Sopir Ojek Online, Pria di Malang Curi Tas Pemilik Warung Nasi

Regional
Polresta Cirebon Siaga Kepadatan Pemudik Awal Saat 'Long Weekend'

Polresta Cirebon Siaga Kepadatan Pemudik Awal Saat "Long Weekend"

Regional
Pj Gubernur Jateng Nana Sudjana Sebut Kinerja Pemprov pada 2023 Meningkat, Berikut Indikator Capaiannya

Pj Gubernur Jateng Nana Sudjana Sebut Kinerja Pemprov pada 2023 Meningkat, Berikut Indikator Capaiannya

Regional
Berawal dari Rebutan Lahan, Peternak Bebek di Klaten Tewas Usai Adu Jotos dengan Rekannya

Berawal dari Rebutan Lahan, Peternak Bebek di Klaten Tewas Usai Adu Jotos dengan Rekannya

Regional
Prabowo Dorong Ketua DPD Gerindra Jateng Sudaryono Maju Pilgub Jateng

Prabowo Dorong Ketua DPD Gerindra Jateng Sudaryono Maju Pilgub Jateng

Regional
Kasus Investasi Bodong di Kalsel, Mobil Tangki BBM Milik Pelaku Diamankan

Kasus Investasi Bodong di Kalsel, Mobil Tangki BBM Milik Pelaku Diamankan

Regional
Pengamanan Lebaran di Riau, 62 Posko Siaga Didirikan dan Ribuan Personel Pengamanan Diterjunkan

Pengamanan Lebaran di Riau, 62 Posko Siaga Didirikan dan Ribuan Personel Pengamanan Diterjunkan

Regional
Kronologi Pembunuhan Penjual Madu di Serang Banten, Pelaku Mantan Bos Dendam karena Utang

Kronologi Pembunuhan Penjual Madu di Serang Banten, Pelaku Mantan Bos Dendam karena Utang

Regional
Gunung Ile Lewotolok Kembali Meletus Disertai Dentuman Kuat

Gunung Ile Lewotolok Kembali Meletus Disertai Dentuman Kuat

Regional
Kisah Masjid Wali di Bibir Sungai Lusi yang Tak Pernah Kebanjiran

Kisah Masjid Wali di Bibir Sungai Lusi yang Tak Pernah Kebanjiran

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok : Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok : Berawan Sepanjang Hari

Regional
Beda Nasib Mahasiswa Unnes dan Udinus Saat Ikut Program Ferienjob di Jerman

Beda Nasib Mahasiswa Unnes dan Udinus Saat Ikut Program Ferienjob di Jerman

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com