Panitia pembangunan Masjid An Nur, Harianto, mengatakan, bantuan tenaga yang diberikan warga beragam agama dalam gotong royong itu hampir sama dengan tradisi 'sambatan' saat salah satu di antara mereka sedang mendirikan rumah.
"Warga yang memeluk Islam juga biasa membantu umat agama lain di sini, apakah itu membangun pura, merenovasi gereja atau wihara," ujar dia.
Menjelang waktu azan zuhur, beberapa dari mereka yang tidak berpuasa mengambil makan siang yang disediakan oleh Mbok Saminem, warga Muslim yang rumahnya kelak persis di depan Masjid An Nur.
Desa Balerejo berada di ketinggian sekitar 600 meter di atas permukaan laut. Desa yang terletak di kaki Gunung Kawi itu dihuni oleh sekitar 4.000 jiwa.
Sekitar 26 persennya memeluk agama selain Islam. Rinciannya, 916 jiwa atau 23 persen beragama Hindu, 70 jiwa atau 2,4 persen beragama Buddha, dan sisa sekitar 1,5 persen beragama Kristen dan Katolik.
Baca juga: Satgas Covid-19 Blitar Jemput Sejumlah PMI yang Telanjur Pulang ke Rumah
Meski lanskap keagamaannya sangat plural, sejauh ini masyarakat Desa Balerejo hidup rukun.
Kuatnya ikatan solidaritas hidup bersama sebagai tetangga mampu mengatasi perbedaan agama yang mereka anut.
Pada saat yang sama, kegiatan keagamaan dapat berlangsung dalam bingkai kerukunan.
Di Desa itu, hampir semua agama besar yang ada di Indonesia memiliki rumah ibadah.
"Yang belum ada gereja Katolik dan klenteng," ujar Kepala Desa Setiyoko.
Gereja Katolik tidak dibangun di Balerejo karena jumlah pemeluk Katolik hanya tercatat 6 jiwa. Sedangkan klenteng tidak ada di desa itu karena tidak ada warga yang beragama Konghucu.
Terdapat lima pura Hindu, empat masjid-kelak menjadi lima masjid jika Masjid An Nur telah berdiri-, dua vihara Buddha, dan sebuah gereja Kristen.
Sebaran penduduk berdasarkan kategori status agama hampir tanpa pola sehingga dalam satu lingkungan sosial kecil warga berbeda-beda agama hidup bersama.
Begitu juga dengan rumah ibadah. Sebuah masjid atau mushala bisa berdiri berdampingan dengan pura atau vihara di radius kurang dari 200 meter.
Masjid An Nur yang sedang dibangun, misalnya, hanya berjarak sekitar 200 meter dari sebuah vihara tua di Ngembul dan sekitar 100 meter dari sebuah pura di lingkungan itu.