Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Puji Kepala BNPB, Gubernur Viktor: Begitu Cepat Tanggap, Ini Pelajaran Berharga untuk Pemimpin di NTT

Kompas.com - 29/04/2021, 10:24 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

KUPANG, KOMPAS.com - Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Viktor Bungtilu Laiskodat memuji Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang bergerak cepat menindaklanjuti dampak badai seroja di wilayah itu.

Hal Itu disampaikan Viktor saat memberikan arahan dalam penyerahan dana tunggu hunian tahap I pasca bencana siklon tropis seroja dari BNPB, Rabu (28/4/2021).

"Kami cukup bangga dengan BNPB yang begitu cepat tanggap. Hari pertama bencana, Kepala BNPB langsung sudah ada di Flores. Ini sebuah nilai dan pelajaran berharga untuk kami, para pemimpin di NTT bahwa kalau rakyat ada masalah, jangan menunggu lama-lama," kata Viktor di Kantor Gubernur, Rabu.

Menurut Viktor, pemimpin harus cepat hadir di tengah masyarakat. Sebagai gubernur, Viktor melihat Kepala BNPB menunjukkan pelayanan yang tulus dan keberanian luar biasa.

Viktor menyebut, tindakan Doni Monardo merupakan ciri khas pemimpin.

Baca juga: Ustaz Abdul Somad Resmi Menikahi Gadis Asal Jombang

"Saya tahu situasi saat itu sangat sulit untuk landing di NTT. Kecepatan angin kira-kira 80 kilometer per jam sangat berat untuk pesawat mendarat. Saya juga tahu Kepala BNPB coba landing di Flores Timur, tapi tidak bisa. Dan akhirnya putuskan mendarat di Maumere," kata Viktor.

Tindakan itu, kata Viktor, merupakan ciri khas pemimpin yang berani berdiri di depan dan mengambil langkah tegas.

"Semangat seperti ini harus terus dipupuk oleh semua pemimpin di NTT. Sekali lagi, respek saya untuk Kepala BNPB, Letjen Doni Monardo dan jajaran," kata Viktor. 

Terima bantuan dana tunggu hunian

Dalam kesempatan itu, Liaison Officer (LO) atau pejabat penghubung BNPB Brigjen Syahyudi menyerahkan bantuan dana tunggu hunian kepada Gubenur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat.

Brigjen Syahyudi menjelaskan, bantuan pemerintah pusat yang disalurkan melalui BNPB itu diberikan kepada masyarakat NTT yang rumahnya masuk kategori berat akibat badai seroja.

 

Tujuannya, kata Syahyudi, untuk mencari rumah keluarga atau kerabat sebagai tempat menginap sampai rumahnya selesai dibangun.

"Kita menghindari adanya konsentrasi warga di tempat pengungsi untuk mencegah penyebaran Covid-19. Besaran dana ini adalah Rp 500.000 per bulan untuk setiap KK. Tahap pertama ini diberikan untuk tiga bulan. Selanjutnya akan ada tahap kedua untuk tiga bulan berikutnya," jelas Syahyudi.

Lebih lanjut, Syahyudi mengungkapkan, dana tunggu hunian tahap I tersebut diberikan kepada 10 Kabupaten yang sudah memasukan data. Jumlah bantuan itu sebesar Rp 7,4 miliar.

Baca juga: Jamin Pendidikan Anak Awak KRI Nanggala-402, Presiden: Ibu-ibu Juga Akan Dibangunkan Rumah

Dana ini diperuntukan bagi Kabupaten Kupang sebanyak 2.060 rumah, Kabupaten Timor Tengah Utara 62 rumah, Malaka 556 rumah, Belu 28 rumah, Alor 733 rumah, Lembata 238 rumah, Flores Timur 234 rumah, Nagekeo tiga rumah, Sumba Timur 762, dan Kota Kupang 261 rumah.

"Dana ini langsung kami transfer ke rekening daerah," ujar dia.

Ia berharap, data mengenai kerusakan rumah warga segera difinalisasi sesuai fakta yang ada.

"Jangan sampai ada yang dobel. Seharusnya batas akhir tanggal 26 April. Kami harapkan minggu ini sudah selesai. Terkait lokasi untuk relokasi, kami harapkan harus benar-benar clear. SK usulan data dari Pemerintah Daerah juga harus jelas, apa yang sudah dikirim benar-benar harus merupakan hasil validasi dan verifikasi," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BMKG: Wilayah Kalimantan Tengah Sedang Dilalui Gelombang Atmosfer 'Rossby Ekuator'

BMKG: Wilayah Kalimantan Tengah Sedang Dilalui Gelombang Atmosfer "Rossby Ekuator"

Regional
Selebgram Palembang Dituntut 7 Tahun Penjara, Ikut 'Cuci Uang' Hasil Narkoba

Selebgram Palembang Dituntut 7 Tahun Penjara, Ikut "Cuci Uang" Hasil Narkoba

Regional
Kaesang Diusung Jadi Cagub DKI Jakarta, Gibran Ogah Tanggapi

Kaesang Diusung Jadi Cagub DKI Jakarta, Gibran Ogah Tanggapi

Regional
Jasad Ibu dan Anak Korban Longsor di Bandung Barat Ditemukan Dalam Kondisi Berpelukan

Jasad Ibu dan Anak Korban Longsor di Bandung Barat Ditemukan Dalam Kondisi Berpelukan

Regional
Sempat Ditutup Imbas Erupsi Marapi, BIM Kembali Dibuka

Sempat Ditutup Imbas Erupsi Marapi, BIM Kembali Dibuka

Regional
Polisi Minta Tambah SPKLU di Tol Jateng, Saat Ini Hanya Ada 21

Polisi Minta Tambah SPKLU di Tol Jateng, Saat Ini Hanya Ada 21

Regional
Soal Nama yang Akan Diusung di Pilkada Semarang, DPC Partai Demokrat Tunggu Petunjuk

Soal Nama yang Akan Diusung di Pilkada Semarang, DPC Partai Demokrat Tunggu Petunjuk

Regional
Musrenbang RPJPD Banten 2025-2045, Pj Gubernur Al Muktabar: Fokuskan pada Pencapaian Indonesia Emas 2045

Musrenbang RPJPD Banten 2025-2045, Pj Gubernur Al Muktabar: Fokuskan pada Pencapaian Indonesia Emas 2045

Regional
Calo Tiket Bus yang Ancam Penumpang di Pelabuhan Merak Sudah Beroperasi 3 Bulan

Calo Tiket Bus yang Ancam Penumpang di Pelabuhan Merak Sudah Beroperasi 3 Bulan

Regional
Rektor UIN Salatiga Bantah Mahasiswanya Ikut Program Ferienjob di Jerman

Rektor UIN Salatiga Bantah Mahasiswanya Ikut Program Ferienjob di Jerman

Regional
4 Kecamatan di Demak Masih Terdampak Banjir, Balai Desa Wonorejo Tergenang

4 Kecamatan di Demak Masih Terdampak Banjir, Balai Desa Wonorejo Tergenang

Regional
Anggota DPRD Seluma Bengkulu Demo Dewan Lainnya yang 'Malas'

Anggota DPRD Seluma Bengkulu Demo Dewan Lainnya yang "Malas"

Regional
Masuk Daerah Rentan Korupsi, KPK Minta Pemkot Semarang Perbaiki Sektor Barang dan Jasa

Masuk Daerah Rentan Korupsi, KPK Minta Pemkot Semarang Perbaiki Sektor Barang dan Jasa

Regional
Tilap Dana Desa Rp 592 Juta, Kades di Kuansing Riau Ditangkap

Tilap Dana Desa Rp 592 Juta, Kades di Kuansing Riau Ditangkap

Regional
Tak Sesuai yang Dijanjikan, 27 Mahasiswa Unnes yang Ikut Program Ferienjob Diminta Pulang ke Indonesia

Tak Sesuai yang Dijanjikan, 27 Mahasiswa Unnes yang Ikut Program Ferienjob Diminta Pulang ke Indonesia

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com