Dari atas, dinding jambangan itu terlihat memiliki ketebalan sekitar 15 sentimeter.
"Sudah lama sekali di sini. Sepertinya sejak saya masih kecil juga sudah ada," ujar Wadi, petani yang memiliki tanah garapan di area persawahan itu.
Wadi mengatakan, dulu warga menyusun batu bata di sekelilingnya guna melindungi batu berbentuk jambangan air itu.
Namun, kata dia, baru-baru ini bata pelindung itu hilang dan tanaman padi ditanam rapat dengan batu itu.
Bahkan, di bagian tengah batu jambangan itu juga terlihat sisa bekas tanaman padi.
Dugaan banyaknya benda-benda bernilai cagar budaya di area persawahan itu juga diperkuat dengan penampakan beberapa batu bata kuno di beberapa titik di radius sekitar 100 meter dari lokasi ditemukannya struktur batu bata kuno di samping saluran irigasi.
Baca juga: Satgas Covid-19 Blitar Jemput Sejumlah PMI yang Telanjur Pulang ke Rumah
Beberapa batu bata berukuran besar, sekitar 20 sentimeter x 30 sentimeter x 6 sentimeter terlihat di beberapa titik.
Bahkan, petani di sekitar sepertinya sudah terbiasa memanfaatkan serakan batu bata kuno tersebut.
Saat Kompas.com berada di lokasi, Rabu (28/4/2021), sebuah batu bata kuno terlihat digunakan untuk menindih sebuah terpal plastik di salah satu sudut sawah.