Termasuk menara lonceng tunggal berukiran Bali. Bagian atap gereja menghadap empat penjuru arah. Tidak ada dinding bangunan sehingga membuat sirkulasi udara menjadi sangat baik dan tidak panas.
Bangunan terakhir adalah Pura Jagat Natha.
Baca juga: Mengunjungi Mushala Mewah Bernuansa Toleransi di Subang
Sebelum pandemi Covid terjadi ada sekitar 10-30 bus pariwisata singgah ke Puja Mandala untuk menurunkan wisatawan yang melakukan wisata religi.
Umumnya mereka kagum dengan tingginya toleransi yang ditunjukkan di Puja Mandala ini.
Sebuah lapangan parkir khusus seluas hampir 1 ha belum lama ini selesai dibangun di samping Puja Mandala dengan kapasitas untuk menampung hingga 40 bus pengunjung dilengkapi dengan puluhan kios kantin.
Puja Madala juga menjadi perhatian saat Raja Salman dari Kerajaan Arab Saudi berlibur ke Pulau Dewata, 11 Maret 2017.
Baca juga: Potret Toleransi di Gereja Kudus, Viral di Medsos, Ini Penjelasannya
Beberapa anggota rombongannya menyempatkan diri melaksanakan salat Jumat di Mesjid Agung Ibnu Batutah. Raja Salman sendiri memilih salat Jumat di lingkungan Saint Regis, hotel tempatnya berlibur di Nusa Dua.
Para pengurus rumah ibadah telah membuat kesepakatan mengenai pengelolaan bersama Puja Mandala dan Toleransi tinggi telah mereka tunjukkan sejak rumah-rumah ibadah tersebut berdiri.
Misalnya, ketika tiba waktunya peribadatan umat Kristiani di hari Minggu bersamaan dengan masuknya waktu salat Zuhur, maka bukan beduk yang dibunyikan.
Baca juga: Viral Foto Pengungsi Banjir Shalat di Gereja Kudus, Netizen: Indahnya Toleransi
Ketika umat Islam sedang menggelar salat Idulfitri atau Iduladha, misalnya, maka semua pengurus gereja, vihara, dan pura akan bekerja sama membantu menjaga lokasi sekitar salat dan mengatur arus lalu lintas.
Hal sebaliknya terjadi ketika umat Kristiani menjalani peribadatan Natal dan Paskah, maka pengurus dan umat agama lain terjun membantu.
Demikian pula ketika Hari Raya Nyepi, umat agama lain di sekitar Puja Mandala akan terjun membantu pecalang mengamankan lingkungan sekitar pusat peribadatan.
Dari toleransi tersebut bukan sebuah kebetulan jika Bali menempati posisi tiga besar dalam Indeks Kerukunan Umat Beragama 2019 dengan skor 80,1 persen, melampaui rata-rata nasional 73,83 persen.
Sedangkan Survei indeks KUB itu dilakukan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Bimbingan Masyarakat Agama dan Layanan Keagamaan pada Badan Penelitian dan Pengembangan dan Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Agama.
Baca juga: Belajar Toleransi Beragama dari Umat Muslim dan Kristiani Kernolong Jakpus...
Sebanyak 13.600 orang terlibat sebagai responden dari 34 provinsi.
Toleransi antarumat beragama yang ditunjukkan masyarakat Bali dengan hadirnya Puja Mandala telah membawa daerah mereka sebagai kawasan yang tetap nyaman untuk dikunjungi dan memberi kontribusi tidak sedikit bagi perkembangan pariwisata khususnya wisata religius.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.