TEGAL, KOMPAS.com - Kementerian Agama (Kemenag) Kota Tegal menyebut munculnya klaster penularan Covid-19 di salah satu pondok pesantren (Ponpes) setelah salah satu santri bepergian ke luar asrama
Kepala Kemenag Kota Tegal Ahmad Farhan mengatakan, saat itu salah satu santri asal luar Kota Tegal meminta izin pulang karena keperluan mendesak.
"Ada kebutuhan mendesak keluar dan saat kembali ke pondok mengeluh sakit. Biasanya memang tidak diperbolehkan keluar kecuali ada hal penting," kata Farhan, di kantornya, Rabu (28/4/2021).
Baca juga: Muncul Klaster Pesantren di Kota Tegal, 13 Santri Positif Covid-19
Farhan juga menegaskan jika kegiatan di Ponpes selama ini tetap menjalankan protokol kesehatan. Santri juga tidak diperbolehkan keluar jika tidak ada hal penting.
Termasuk pembelajaran di MTs dalam Ponpes tersebut juga dilaksanakan sistem daring atau tidak pembelajaran tatap muka (PTM).
"PTM tidak ada. Di situ ada dua lembaga, MTs dan Ponpes. Untuk MTS tidak ada izin, jadi selama ini daring. Jadi yang berkegiatan ya di pondok pesantrennya karena memang ada kebijakan khusus," katanya.
Farhan juga membeberkan kondisi terkini belasan santri dan dua ustaz yang terpapar Covid-19. Saat ini masih menjalani isolasi mandiri di Rusunawa Tegalsari.
"Satu santri isoman di rumah, sekarang sudah negatif Covid-19. 11 santri lainnya di Rusunawa. Kondisi terakhir sehat bugar. Ustaznya ada dua juga sehat," sebutnya.
Baca juga: Tiba di Kota Tegal, Sekeluarga Pemudik Ini Jalani Tes Swab Antigen
Diberitakan sebelumnya, belasan santri di salah satu Pondok Pesantren (Ponpes) di Kota Tegal, Jawa Tengah, terinfeksi Covid-19.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Tegal dr. Sri Primawati Indraswari mengatakan, munculnya klaster baru itu bermula salah satu santri asal luar daerah positif Covid-19.