UNGARAN, KOMPAS.com - Truk oleng beberapa waktu terakhir ini menjadi viral di media sosial.
Meski membahayakan pengguna jalan raya, beberapa sopir tetap mengolengkan truknya demi konten media sosial.
Berbeda dengan Dwi Waluyo (36) warga Dusun Krajan Desa Brongkol Kecamatan Jambu Kabupaten Semarang.
Baca juga: Napi Punya Senapan Mainan, Ini Penjelasan Kepala Lapas Cirebon
Mantan sopir ekspedisi ini tidak menggoyangkan truknya, tapi menggoyangkan tangan membuat mainan truk oleng hingga digemari anak-anak.
Sebelum menjadi perajin truk oleng Dwi adalah sopir truk ekspedisi jurusan Ungaran ke Jakarta.
"Tapi sejak pandemi Covid-19, ekspedisi mulai sepi dan pengeluaran membengkak untuk tes kesehatan rapid. Saya sampai membawa bekal untuk dimakan di perjalanan," ungkapnya, Selasa (27/4/2021).
Pada pertengahan 2020, dia berhenti menyopir dan menganggur.
Hingga pada Oktober 2020, anaknya merengek meminta dibuatkan mainan.
Baca juga: Modal Bambu dan Uang Mainan 3,3 Miliar, Seorang Pria Tipu Korban Ratusan Juta, Ini Ceritanya
Dwi yang melihat banyak triplek dan kayu, lalu membuatkan anaknya truk mainan, dan ternyata anaknya suka.
"Bahkan teman dan saudara yang main ke rumah juga minta dibuatkan truk oleng tersebut," kata Dwi.
Setelahnya, Dwi fokus membuat truk oleng.
"Banyak yang suka dan pesanan truk terus ada. Bahkan diambil pedagang dari Solo, Sukoharjo, dan Magelang. Harganya untuk truk oleng kecil Rp 150.000 dan truk oleng besar Rp 200.000," jelasnya.