LOMBOK TENGAH, KOMPAS.com - Sore itu menjelang berbuka, Sahnan (46) nampak duduk di depan pintu rumahnya di Dusun Budandak, Desa Bunut Baok, Lombok Tengah.
Sahnan memiliki keterbatasan fisik, ia tak bisa berjalan dengan normal.
Meski memiliki keterbatasan fisik, Sahnan merupakan guru ngaji yang sudah lebih dari 30 tahun mengajar di sebuah mushala di Dusun Bundandak.
Sehari-hari, ia menempuh perjalanan sekitar 200 meter dari rumahnya menuju mushala. Keterbatasan fisiknya tak membuat Sahnan surut memberikan ilmu kepada para muridnya.
“Saya tidak pernah berharap apa-apa, niat saya ngajar ngaji, ya pahala,” ungkap Sahnan kepada Kompas.com di rumahnya, Senin (26/4/2021).
Baca juga: Sersan yang Rajin Shalat dan Mengaji Itu Kini Berpatroli dalam Keabadian Bersama KRI Nanggala-402
Sahnan berjalan tertatih-tatih melewati pematang sawah menuju mushala tempatnya memberikan ilmu kepada anak-anak desa setempat.
Pria berjenggot ini menceritakan, dirinya kerap terjatuh saat melewati pematang sawah yang sempit dan licin saat musim hujan.
“Musim hujan itu saya sering kecebur di sawah, karena jalannya licin,” kata Sahnan sedikit tertawa, mengenang pengalamannya.
Saat terjatuh ke sawah, Sahnan tetap melanjutkan perjalanannya ke mushala. Ia meminta tolong kepada muridnya untuk mengambil pakaian pengganti di rumah.
“Kan pakaian kotor itu saat jatuh, saya minta anak murid untuk ngambil sarung sama baju lagi di rumah,” tutur Sahnan.