Berbeda dengan dirinya yang menjadi bagian dari TNI Angkatan Darat.
Kendati demikian, mereka berdua tetap saling mendukung satu sama lain dan menghormati pilihan masing-masing.
Sebelum menjadi bagian kru KRI Nanggala-402, anak pasangan Nipan dan Sari itu sempat ditugaskan di Ambon.
"Setelah di Ambon dua tahun, dia ikut seleksi kapal selam dan lulus," kata Serma Sukirman.
Selain merupakan cita-cita sejak kecil, lanjut Sukirman, tujuan dari adiknya mengikuti seleksi sebagai prajurit untuk kru kapal selam pada waktu itu adalah untuk dapat membahagiakan orangtua.
Terlebih, sang ayah (Nipan), telah meninggal dunia dan hanya tinggal ibu (Sari) di rumah. Edi disebut ingin bertugas tidak jauh dari tempat tinggal di Lamongan.
Baca juga: 53 Awak KRI Nanggala-402 Gugur, Ini Bagian Kapal yang Ditemukan
"Karena orangtua tinggal ibu, jadi pengennya merawat ibu. Karena kapal selam itu kan hanya ada di Surabaya, (tergabung bersama) kapal selam baru sekitar satu tahunan," kata Sukirman.
Kepergian Edi seakan menambah duka bagi Sukirman. Sebab, ibu mereka, Sari, belum genap 100 hari meninggal.
"Secara batin, kehilangan sekali. Karena kan belum ada 100 harinya ibu. Jadi, 100 harinya ibu itu Lebaran besok, tapi adik saya sekarang seperti ini. Jadi kami sangat terpukul," tutur Sukirman.
Di mata para tetangga, Edi Siswanto merupakan figur yang ramah dan santun, serta gemar berbagi ketika mendapatkan rezeki.