Usai lulus SMA, Istyo sempat bekerja selama setahun di Surabaya.
Setelah tanpa memberi kabar, dirinya mendaftarkan diri untuk menjadi prajurit TNI pada tahun 2007.
"Saya dikabari dia daftar tentara, saat sudah pantukhir," katanya.
Tugas pertama yang dijalani oleh Setyo Wawan saat bergabung menjadi tentara yakni di Kolinlamil, hingga yang terakhir di KRI Nanggala-402 bertugas di bagian senjata atas Air (SAA).
"Di Nanggala baru satu tahunan, sebelumnya di kapal biasa," terang Wiji.
Wiji ingat betul saat-saat terakhir bertemu dengan anaknya pada Sabtu (17/4/2021) lalu sebelum Setyo Wawan berpamitan untuk latihan perang di KRI Nanggala-402.
"Sebelum berangkat tugas hari sabtu pulang pamit sama saya di warung depan Stasiun Cepu. 'Sesok mak aku wes neng kapal latihan perang'," ujar Wiji.
Wiji juga mengungkapkan anaknya sempat memberitahu mimpi yang dialaminya jelang keberangkatannya yang terakhir.
"Pamitnya berangkat, waktu dia mau berangkat itu menyampaikan kalau dia tadi malam mimpi bertemu bapaknya yang telah meninggal, (Setyo Wawan bilang) '(Bapak) saya rangkul tapi aku menangis, setelah itu bapak menghilang," kenang Wiji.
Wiji juga sempat menasihati anaknya agar menyempatkan diri ziarah kubur ke makam ayahnya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.