KOMPAS.com - Perjuangan korban tenggelamnya KRI Nanggala 402, Sertu Bambang Priyanto, menjadi seorang tentara ternyata tidak mudah.
Dia tidak langsung diterima saat mendaftar.
Pria asal Sragen ini tiga kali mengikuti ujian baru diterima.
Kakak kandung Sertu Bambang, Sri Rahayu, mengatakan, adiknya itu setelah lulus dari SMA bercita-cita jadi tentara.
"Ayahnya dulu sudah menawarkan untuk kuliah, tapi ditolak. Dia lebih memilih jadi tentara," kata Sri, Jumat (26/4/2021), seperti ditulis Tribun Solo.
Baca juga: Duka Mendalam, Doa, dan Shalat Gaib untuk Awak KRI Nanggala-402 yang Gugur
Namun, upayanya untuk menjadi anggota TNI AL tidak berjalan mulus.
"Dia tiga kali mendaftar jadi tentara. Pendaftaran yang pertama dan kedua dia enggak diterima. Baru di pendaftaran ketiga dia diterima jadi TNI AL," tambah Sri.
Sosok Sertu Bambang Prianto, di mata keluarga, adalah orang yang keras.
"Tapi, kerasnya untuk kebaikan," ucap Sri lagi.
Dijelaskannya, Sertu Bambang Prianto adalah anak keenam dari enam bersaudara.
"Karena dia anak bungsu maka paling disayang oleh orangtuanya, sehingga kami kakak-kakaknya juga ikut sayang dengan dia," terangnya.
Tahlilan 7 hari
Sebelumnya, duka mendalam dirasakan anggota keluarga korban KRI Nanggala-402 asal Sragen Sertu Bambang Priyanto yang gugur dalam insiden tenggelamnya kapal selam KRI Nanggala 402 di perairan laut utara Bali.
Mereka langsung menggelar tahlilan seusai mendegar kabar semua awak kapal KRI Nanggala 402 dinyatakan gugur oleh Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto.
Tahlilan diselenggarakan di rumah orang tua Sertu Bambang Priyanto di Kampung Ngadirejo, Kroyo, Karangmalang, Sragen pada Minggu (25/4/2021).