LOMBOK BARAT, KOMPAS.com - Kopiah merupakan sebuah penutup kepala yang menjadi ciri khas masyarakat Indonesia.
Kopiah yang juga disebut peci, biasa digunakan seorang muslim saat shalat, baik di rumah atau di masjid.
Namun, tak jarang juga muslim mengenakan kopiah dalam aktivitas sehari-hari hingga acara formal.
Di Desa Kediri, Lombok Barat, NTB, berdiri sebuah industri kecil menengah (IKM) yang memproduksi kopiah sejak 1973. Produksi itu sudah lumayan terkenal, baik di dalam negeri atau internasional.
Suara mesin jahit terdengar jelas saat memasuki sebuah bengkel tempat produksi kopiah di Desa Kediri milik Ahmad Zaki (48).
Memasuki bengkel tempat Zaki, terlihat beberapa mesin jahit, dan seorang pria sedang membordir kopiah.
Baca juga: Foto Viral Dokumen Nikah Ustaz Abdul Somad dan Perempuan Asal Jombang, Pernikahan Digelar Mei
Ahmad Zaki meneruskan usaha almarhum bapaknya yang merupakan perintis perajin kopiah pertama di Desa Kediri.
"Usaha kopiah ini berdiri awal tahun 73-an diinisiasi oleh ayah saya almarhum Haji Syamsi, beliau yang pertama di Desa Kediri ini, bahkan kita bisa bilang pertama di Lombok ini," kata Zaki ditemui rumahnya, Minggu (25/4/2021).
Menurut Zaki, latar belakang usaha kopiah ini bermula ketika orangtuanya melihat banyaknya umat muslim di Desa Kediri yang dikenal sebagai desa santri.
Desa Kediri kini menjadi salah satu pusat kota santri di NTB.
"Saya kira alasannya sederhana kenapa memilih usaha kopiah, karena ini kan menjadi kebutuhan hampir semua orang muslim," kata Zaki.