KOMPAS.com - Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahajanto menyatakan, Kapal Perang Indonesia (KRI) Nanggala-402 tenggelam pada kedalaman 830 meter di Perairan Utara Bali.
Sebanyak 53 prajurit pilihan TNI AL pun dinyatakan gugur dalam tugas. Keluarga besar TNI pun berduka atas tragedi tersebut.
Sementara itu, berita penembakan Kepala Badan Intelijen Daerah Papua oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB) juga menjadi sorotan.
TNI menduga, KKB pimpinan Lekagak Tenggenen menjadi dalang dalam aksi tersebut.
Berikut ini berita populer nusantara secara lengkap:
Suasan duka hadir saat Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahajanto menyatakan KRI Nanggala-402 tenggelam.
Sebanyak 53 awak KRI Nanggala-402 pun dinyatakan gugur dalam tugas. Suara Panglima TNI sempat tergetar menyampaikan kabar tersebut.
"Berdasarkan bukti-bukti otentik tersebut, dapat dinyatakan, bahwa KRI Nanggala-402 telah tenggelam dan seluruh awaknya telah gugur," kata Hadi, dalam jumpa pers di Bali, Minggu (25/4/2021).
Baca berita selengkapnya: Panglima TNI: Seluruh Awak KRI Nanggala-402 Gugur
Berdasar hasil visual remote operation vehicle milik Singapura, Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono menjelaskan, KRI Nanggala-402 terbelah menjadi tiga bagian.
Serpihan kapal itu ditemukan di utara perairan Bali, pada Minggu (25/04/2021) dini hari di kedalaman 830 meter.
Menurut Yudo, bagian kapal tersebut awalnya ditemukan oleh KRI Rigel dengan menggunakan alat multi beam echo sounder.
Baca berita selengkapnya: Hasil Visual ROV Singapura: KRI Nanggala-402 Terbelah Jadi 3, di Kedalaman 830 Meter
Aksi teror kembali dilakukan kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Distrik Beoga, Papua.
Kali ini Kepala BIN Daerah (Kabinda) Papua, Brigjen TNI Gusti Putu Danny Nugraha gugur usai diserang KKB, Minggu (25/4/2021).
"Iya betul, gugur," ujar Hal ini dibenarkan oleh Panglima Kodam XVII/Cenderawasih, Mayjen Ignatius Yogo Triyono.
Baca berita selengkapnya: Kepala BIN Daerah Papua Gugur Ditembak KKB di Beoga
Keluarga Komandan Kapal Selam KRI Nanggala 402 Letnan Kolonel (P) Heri Oktavian, menceritakan kenangan terakhir sebelum tragedi KRI Nanggala-402 terjadi.
Ibunda korban, Murhaleni menuturkan, dirinya sempat mengirimkan video melalui WhatsApp terkait pelarangan mudik.
"Waktu itu saya dapat video soal larangan mudik, jadi saya kirim ke Heri, supaya nggak mudik dulu (ke Lampung)," kata Murhaleni.
Baca berita selengkapnya: Ibunda Komandan KRI Nanggala-402: Saya Kirim ke Heri Video Larangan Mudik
Mayjen Ignatius Yogo menjelaskan, evakuasi jenazah alami kendala, salah satunya jaringan komunikasi.
Namun demikian, TNI terus memantau perkembangan situasi keamanan di lokasi penembakan.
"Jenazah masih di Beoga, ini masih kami monitor terus, rencana besok dievakuasi," kata dia.
Ignatius mengaku, TNI terus mendalami kasus tersebut untuk mengungkap kronologi kejadiannya.
Baca berita selengkapnya: Brigjen TNI Gusti Putu Gugur Ditembak KKB, Jenazah Belum Bisa Dievakuasi
(Penulis: Kontributor Jayapura, Dhias Suwandi, Kontributor Lampung, Tri Purna Jaya | Editor: Farid Assifa, Robertus Belarminus, Aprillia Ika)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.