Dihubungi terpisah, Dedy Lay Doma, warga Kabupaten Sabu Raijua, mengaku hingga saat ini warga di wilayah nya belum menerima bantuan apapun dari pemerintah.
Dedy yang rumahnya rusak akibat Badai Seroja, menyebut pemerintah sangat lambat memberikan bantuan, baik itu sembako maupun material bangunan.
Menurut Dedy, Pemda hingga saat ini hanya terlihat sibuk melakukan pendataan, namun lupa memberikan bantuan bagi warga yang saat ini sedang membutuhkan perbaikan rumah.
Pasalnya akibat badai tersebut rata - rumah warga hancur berantakan bagian atap bahkan ada yang rubuh dengan tembok hingga rata tanah.
"Pemda saat ini terlihat hanya mondar - mandir lakukan pendataan, tapi tidak pernah ada bantuan untuk kami yang jadi korban," kata Dedy.
"Jangankan seng dan paku untuk perbaiki atap, sembako pun tidak ada padahal banyak bantuan yang disalurkan donatur. Jadi saya bisa bilang pemda sangat lamban dan mungkin mereka nilai masyarakat tidak penting bagi mereka sehingga mereka buat begini,"sambung Dedy yang juga berprofesi sebagai wartawan salah satu stasiun TV nasional.
Selain itu Dedy juga beberkan, khusus di Desa Menia, Kecamatan Sabu Barat, beberapa warga memang telah diberikan bantuan melalui desa berupa seng 17 lembar dan paku sekitar setengah kilogram.
Namun bantuan itu bukan dari pemerintah tapi dari beberapa gereja yang juga menjadi donatur dalam bencana itu.
Sedangkan bantuan sembako dibagikan oleh sejumlah partai politik dan juga lembaga kemasyarakatan lainnya yang diberikan langsung ke penerima tanpa melalui pemda.
Dedy berharap, pemerintah segera memberikan bantuan secepatnya sehingga masyarakat yang terdampak bisa segera memperbaiki rumah mereka yang rusak.
Koordinator Penanganan Bencana Badai Siklon Tropis Seroja Kota Kupang, Asisten II Pemkot Kupang Ely Wairata mengatakan, bantuan sembako sudah diberikan pemerintah setempat maupun provinsi dan pusat.
Khusus Pemerintah Kota Kupang lanjut Ely, melalui Dinas Sosial sudah mendistribusikan sekitar 300 ton beras, termasuk sembako lainnya.
Sedangkan untuk bantuan rumah, pihaknya masih mengusulkan ke Kementerian PUPR.
Pihaknya juga masih harus verifikasi dan validasi data rumah warga yang sudah diinput oleh pihaknya.
"Data jumlah rumah rusak untuk semua kategori yang didata sekitar 34.000 rumah. Namun ada pendobelan nama sehingga kita akan verifikasi lagi," kata dia.
Khusus untuk warga yang rumahnya rusak berat akibat longsor, akan direlokasi di dua tempat berbeda yakni di Kelurahan Fatukoa dan Kelurahan Manulai II.
'Kalau rusak berat akan dibangun di lokasi yang sama dengan anggaran Rp 50 juta dari BNPB. Sedangkan ada 530 rumah yang akan direlokasi," kata Ely.