BLITAR, KOMPAS.com - Salah satu awak KRI Nanggala-402 yang berasal dari Blitar, Letnan Satu (Lettu) Ady Sonata, dikenal lingkungan dan keluarga besarnya sebagai pribadi yang ramah.
Sepupu Lettu Ady, Widya Ayu Retnowulan mengatakan, perwira TNI AL itu merupakan pribadi yang berprestasi sejak kecil.
Di kampung halamannya, Kelurahan Satrian, Kecamatan Kanigoro, Blitar, Ady biasa dipanggil Sona. Sejak sekolah dasar (SD) hingga sekolah menengah atas (SMA) Ady selalu memiliki prestasi cemerlang.
"Mas Sona selalu berprestasi di sekolah, saya ingat itu. Bahkan ketika menjalani pendidikan di Akmil pun dia banyak berprestasi," ujar Widya saat Kompas.com mengunjungi rumah orang tua Ady, Sabtu (24/4/2021).
Widya tidak menunjukkan secara spesifik prestasi akademik yang selalu diraih Ady. Namun, dia menggambarkan Ady selalu meraih peringkat atas selama sekolah.
Meski penuh prestasi, ujarnya, Ady adalah pribadi yang ramah dan tidak sombong.
Baca juga: Cerita Nirma Mengundurkan Diri sebagai Penerima Bansos PKH Setelah Suami Diterima Kerja
"Setelah lulus Akmil pun dia tidak banyak berubah, dia selalu bersikap sopan kepada orang lain terutama yang lebih tua. Biasanya kan kalau perwira militer bagaimana ya, tapi Mas Sona tidak angkuh atau sombong," ujarnya.
Hal senada disampaikan tokoh masyarakat di kampung kelahiran Ady, Slamet. Baginya, Ady bukan hanya pemuda cerdas, tapi juga sopan di lingkungannya.
Ady, yang kini berusia 29 tahun, lahir dan besar dari keluarga militer. Ayahnya, Toha, adalah perwira TNI AD berpangkat Lettu Infanteri yang bertugas di Diklat Kodam Brawijaya, Malang, Jawa Timur.
Adik kandung Ady, Dwi Surya Dharma, juga masuk kedinasan militer di TNI Angkatan Udara (AU).
Ibu kandung Ady, Trihari Wigati yang juga adik dari ibu kandung Widya, telah meninggal beberapa tahun lalu.
Lulus dari Akmil tahun 2014, Ady kemudian menikah dengan teman satu angkatannya di akademi, Irma, perwira TNI AL yang kini berpangkat letnan dua.
Dari pernikahan itu, pasangan perwira TNI AL itu dikaruniai seorang anak laki-laki yang telah berusia tujuh bulan.
Menurut Widya, sepupunya itu mulai bertugas di KRI Nanggala-402 sejak tiga tahun lalu.
Beberapa waktu lalu, Ady berpamitan ke keluarga besar untuk menjalankan tugas latihan di KRI Nanggala-402.
"Hari Rabu (21/4/2021) sekitar pukul 15.00 WIB kami dapat kabar KRI Nanggala-402 hilang kontak. Kami cek media, ternyata benar," ujar Widya menitikkan air mata.
"Mas Sona masih muda, orang baik. Kenapa mendapatkan cobaan seperti ini," kata Widya.
Baca juga: Oksigen KRI Nanggala-402 Tahan 5 Hari jika Listrik Menyala, KSAL: Saya Duga Kapal Tidak Blackout
Mendapat kabar itu, ayah Ady, Lettu Toha segera berangkat ke Surabaya untuk menemani menantunya, Letda Irma.
Widya mengaku pihak keluarga besar terus mengikuti perkembangan pencarian KRI Nanggala-402 melalui media massa.
"Kami cemas, tapi hanya bisa berdoa," ujarnya.
Melalui musyawarah keluarga dan warga sekitar, mulai Jumat (23/4/2021) diselenggarakan doa tahlilan untuk keselamatan Ady Sonata dan seluruh awak KRI Nanggala-402 yang hingga kini belum ditemukan.
"Kami keluarga besar juga hanya bisa berserah kepada Tuhan," ujar Widya. *
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.