Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menyatukan Budaya dan Agama, Muslim Wamena Gelar Tradisi Bakar Batu

Kompas.com - 24/04/2021, 20:04 WIB
Dhias Suwandi,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

JAYAPURA, KOMPAS.com - Bakar batu merupakan salah satu budaya masyarakat pegununungan tengah Papua yang hingga kini masih sering dilakukan untuk berbagai kepentingan.

Biasanya, babi merupakan bahan utama yang dipakai dalam tradisi tersebut. Hal ini terjadi karena sebagian besar masyarakat Papua memeluk agama Kristen atau Katolik.

Namun, tradisi itu sedikit dimodifikasi komunitas muslim Wamena.

Komunitas muslim Wamena di Kampung Meteo, Distrik Jayapura Utara, Kota Jayapura, menggelar ritual bakar batu menggunakan ayam pada Sabtu (24/4/2021).

Salah satu tokoh Komunitas Muslim Wamena, Michael Aso menjelaskan, mengubah objek yang dimasak dalam tradisi bakar batu adalah bentuk penyesuain bagi mereka.

"Kami tidak akan pernah melupakan adat dan budaya kami sebagai masyarakat pegunungan Papua untuk melakukan proses bakar batu. Karena proses bakar batu adalah untuk mempererat tali silahturahmi antara sesama," ujar Michael di Jayapura, Sabtu.

Baca juga: Panglima TNI Beri 59 Ekor Babi Hutan untuk Upacara Adat Bakar Batu di Papua

Menurut Michael, ia adalah generasi keempat dari komunitas muslim Wamena yang berada di Kota Jayapura. Masyarakat yang tergabung dalam dalam komunitas itu berjumlah 80 orang.

Jika ditambah dengan masyarakat muslim Wamena di sekitar Jayapura, jumlahnya mencapai 300 jiwa.

Prosesi bakar batu biasanya dilakukan untuk merayakan momen besar, seperti upacara perdamaian setelah perang suku. Bagi komunitas muslim Wamena tradisi itu biasa dilakukan menyambut Ramadhan.

Biaya yang dibutuhkan untuk melakukan bakar batu tidak sedikit, oleh karena itu harus ada pihak atau orang tertentu yang membiayai.

"Acara Bakar Batu kerap diselenggarakan tiap menyambut sesuatu yang dianggap spesial seperti Ramadan tahun ini," kata Michael.

Kali ini ritual bakar batu ayam yang dilakukan oleh komunitas muslim Wamena dibiayai oleh PT Pertamina Regional VIII Maluku-Papua yang ingin menyalurkan bantuan Ramadhan.

 

Bakar batu dilakukan sekitar 2 jam

Untuk mematangkan bahan makanan yang dimasak dalam ritual bakar batu, diperlukan batu yang sebelumnya dibakar dengan batang dan ranting pohon.

Setelahnya, ada sebuah lubang yang telah dialasi alang-alang. Kemudian batu yang telah dipanasi diletakan diatasnya dan kembali ditutup dengan daun pisang.

Lalu berbagai umbi-umbian yang merupakan makanan pokok bagi masyarakat pegunungan tengah Papua diletakkan di atas tumpukan daun pisang yang kembali ditutup dengan batu panas.

Tumpukan daun pisang pun kembali diletakkan di atas daun pisang. Baru setelah itu, ayam yang telah dibumbui ditaruh ke atasnya.

Proses penumpukan belum selesai, karena setelah itu, ayam ditutup dengan dedaunan yang diatasnya kembali diberi batu panas.

Baca juga: Oksigen KRI Nanggala-402 Bisa Bertahan 5 Hari jika Ada Kelistrikan

Kemudian setelah kembali ditutup dedaunan, berbagai umbi-umbian kembali ditaruh di bagian atasnya dan tumpukan dedaunan terakhir diletakan di atasnya.

"Ini agar uap panas dari batu tak keluar. Lamanya memasak dengan bakar batu berkisar dua hingga tiga jam," kata Najwa Aso, salah stau tokoh perempuan di Komunitas Muslim Wamena.

Ia pun menjamin hasil masakan dari prosesi bakar batu sangat higenis.

Sementara Manager Communication, Relations dan CSR MOR VIII PT Pertamina (Persero), Edi Mangun menjelaskan, selain ingin menyerahkan bantuan kepada komunitas muslim Wamena, ia juga ingin memperkenalkan salah satu budaya khas masyarakat pegunungan Papua kepada para pimpinan Pertamina.

"Saya sebagai salah satu manajer yang kebetulan juga orang Papua ingin mengenalkan budaya ini kepada jajaran pimpinan Pertamina Regional VIII," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kabur ke Sukabumi, Pelaku Utama Pembunuh Karyawan Toko Pakaian Asal Karanganyar Akhirnya Tertangkap

Kabur ke Sukabumi, Pelaku Utama Pembunuh Karyawan Toko Pakaian Asal Karanganyar Akhirnya Tertangkap

Regional
Kala Dua Siswa di Mamuju Sulbar Hafal Pancasila Lalu Dapat Sepeda dari Jokowi

Kala Dua Siswa di Mamuju Sulbar Hafal Pancasila Lalu Dapat Sepeda dari Jokowi

Regional
Pria Pembunuh Mantan Istri di Mataram Terancam 15 Tahun Penjara

Pria Pembunuh Mantan Istri di Mataram Terancam 15 Tahun Penjara

Regional
Mei, PDI-P Wonogiri Buka Pendaftaran Balon Bupati dan Wabup, Apa Saja Tahapannya?

Mei, PDI-P Wonogiri Buka Pendaftaran Balon Bupati dan Wabup, Apa Saja Tahapannya?

Regional
Makismalkan Pengelolaan Sampah, Pemkab Kediri Ajukan Revitalisasi TPST

Makismalkan Pengelolaan Sampah, Pemkab Kediri Ajukan Revitalisasi TPST

Regional
Tuntaskan Persoalan Infrastruktur, Pemprov Riau Perbaiki Ruas Jalan Ahmad Yani

Tuntaskan Persoalan Infrastruktur, Pemprov Riau Perbaiki Ruas Jalan Ahmad Yani

Regional
KPU Jateng Buka Pendaftaran PPK Pilkada 2024, Honor hingga Rp 2,5 Juta

KPU Jateng Buka Pendaftaran PPK Pilkada 2024, Honor hingga Rp 2,5 Juta

Regional
Pengiriman Ilegal Puluhan Kura-kura Ambon Digagalkan di Bakauheni

Pengiriman Ilegal Puluhan Kura-kura Ambon Digagalkan di Bakauheni

Regional
Kurasi IKN, Ridwan Kamil Jadi Penyambung Rasa Jokowi

Kurasi IKN, Ridwan Kamil Jadi Penyambung Rasa Jokowi

Regional
Minta Jaminan Tidak Dihukum, Seorang Warga di Nunukan Serahkan Sepucuk Senjata Api Rakitan

Minta Jaminan Tidak Dihukum, Seorang Warga di Nunukan Serahkan Sepucuk Senjata Api Rakitan

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Selasa 23 April 2024, dan Besok : Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Selasa 23 April 2024, dan Besok : Berawan Sepanjang Hari

Regional
Pilkada Pangkalpinang Jalur Perseorangan Butuh 16.142 Dukungan, Awas KTP Dicatut

Pilkada Pangkalpinang Jalur Perseorangan Butuh 16.142 Dukungan, Awas KTP Dicatut

Regional
Gunung Ile Lewotolok Kembali Meletus Disertai Lontaran Lava Pijar

Gunung Ile Lewotolok Kembali Meletus Disertai Lontaran Lava Pijar

Regional
Manisnya Cuan dari Melon Golden di Sawah Tadah Hujan Aceh...

Manisnya Cuan dari Melon Golden di Sawah Tadah Hujan Aceh...

Regional
Kronologi Wanita di Semarang Ditusuk Mantan Suami di Depan Rumah Bos

Kronologi Wanita di Semarang Ditusuk Mantan Suami di Depan Rumah Bos

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com