Menurut Syarkoni, uang hasil tiket masuk itu digunakan untuk kegiatan sosial, seperti rehab lokasi bangunan, pengembangan pesantren serta berbagi kepada anak yatim piatu.
"Niatkan kalau datang ke sini hanya untuk infak, karena uang tiket masuk semuanya digunakan untuk kegiatan sosial," ujarnya.
Baca juga: Polisi Amankan ODGJ yang 4 Kali Bakar Al Quran dan Sajadah Masjid
Sejak pandemi Covid-19, pengunjung wisata religi Al Quran raksasa menurun drastis. Jika sebelumnya mencapai 500 orang, kini hanya hanya 50 orang wisatawan dalam sehari yang berkunjung.
Penurunan wisatawan ini sudah terjadi sejak tahun 2020 lalu setelah Covid-19 masuk ke Indonesia.
"Saat itu pemerintah menutup seluruh tempat wisata termasuk kami. Tapi sekarang perlahan mulai buka lagi, walaupun sepi," ungkapnya.
Selama pandemi ini, pengelola Al Quran raksasa menerapkan protokol kesehatan yang ketat bagi pengujung. Sebelum masuk, mereka diwajibkan mencuci tangan dan menggunakan masker.
Selain itu, para wisatawan pun diminta berada di ruang tunggu yang sudah disiapkan jika di dalam Al Quran telah penuh wisatawan.
"Ini sebagai bentuk dukungan kita ke pemerintah untuk tetap memperkuat prokes," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.