KOMPAS.com - Hampir setiap hari selama Ramadhan, jalan raya di depan Pantai Wisata Talang Siring, Desa Montok, Kecamatan Larangan, Kabupaten Pamekasan, dipakai untuk balap liar.
Menurut seorang warga, Moh. Habir, tidak ada yang berani menegur dan membubarkan balap liar ini. Meski ada yang berani menegur, perkataan orang tersebut tak digubris.
Balapan liar ini baru bisa bubar saat polisi datang.
"Kalau sudah ada polisi yang datang, mereka langsung kocar-kacir melarikan diri," tutur Habir.
Ia menceritakan, sempat ada kejadian lucu. Saat itu, terdengar dan terlihat lampu sirene dari arah barat.
Para pembalap liar itu langsung tancap gas membubarkan diri.
Usut punya usut, ternyata sirene tersebut bukan berasal dari mobil polisi, melainkan ambulans.
"Tadi ada ambulans mau lewat. Oleh mereka dikira mobil polisi sehingga mereka kabur dan membubarkan diri," ujarnya.
Baca juga: Ambulans Dikira Mobil Polisi, Aksi Balapan Liar Langsung Bubar
Habir menuturkan, balapan liar ini membuat resah warga setempat. Tak hanya membahayakan warga dan diri mereka sendiri, kegiatan ini juga mengganggu arus lalu lintas.
"Setiap hari kalau balapannya. Saya melihatnya takut karena bisa menyebabkan kecelakaan," kata Habir saat ditemui di lokasi, Jumat (23/4/2021).
Para pembalap liar kebanyakan adalah pemuda.
Mereka tak hanya berasal dari Pamekasan, terlihat juga sejumlah pemuda asal Sumenep yang ikut kebut-kebutan.
Baca juga: Video Viral Mobil Damkar Dihalangi Mercy, Ternyata Ini Faktanya