Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tenaga Medis RSA UGM Dimaki-maki, Pelaku: Saya Panik, Teman Saya Sakit tapi Belum Ada Pelayanan

Kompas.com - 23/04/2021, 17:37 WIB
Pythag Kurniati

Editor

KOMPAS.com- Beberapa orang pemuda marah-marah serta memaki-maki sekuriti hingga tenaga medis di IGD Rumah Sakit Akademik (RSA) UGM Yogyakarta, Senin (19/4/2021).

Lima hari setelah kejadian tersebut, salah satu pelaku berinisial DA meminta maaf kepada pihak RSA UGM maupun keluarga pasien yang terganggu.

Pria 23 tahun tersebut mengaku panik ketika dimintai tolong oleh temannya untuk mengantar ke rumah sakit.

"Saya panik, teman saya sakit tapi belum ada pelayanan. Teman saya sakit muntah darah sama asam lambung sama paru," kata DA.

Selain DA, ada tiga orang pelaku lain yang juga telah dipanggil oleh polisi.

Baca juga: Pemuda yang Maki-maki Nakes RSA UGM Minta Maaf dan Sesali Perbuatannya

Selesai dengan damai

Ilustrasi jabat tanganshutterstock Ilustrasi jabat tangan
Permintaan maaf tersebut telah diterima oleh keluarga pasien lain dan pihak RSA UGM.

Sehingga peristiwa tersebut berakhir dengan damai.

Kanit Reskrim Polsek Gamping AKP Fendi Timur menjelaskan, semua pihak menyepakati penyelesaian masalah dilakukan dengan musyawarah.

"Mereka saling memaafkan, baik pihak pelapor Saudari Ike, RSA (RSA UGM), sama-sama bisa menerima permohonan maaf dari para pelaku," tegasnya.

Baca juga: Video Viral Pemuda Maki-maki Tenaga Kesehatan di IGD RSA UGM

 

Ilustrasi tenaga kesehatan (nakes), tenaga medis, pekerja medis. Garda depan penanganan Covid-19.SHUTTERSTOCK/ELDAR NURKOVIC Ilustrasi tenaga kesehatan (nakes), tenaga medis, pekerja medis. Garda depan penanganan Covid-19.
Kronologi kejadian

Kabid Humas Polda DIY, Kombes Pol Yuliyanto mengemukakan, awal mula peristiwa itu terjadi.

"Kejadian pada Senin tanggal 19 April 2021 sekitar jam 00.30 WIB," kata dia.

Mulanya, ada dua orang laki-laki datang mengantarkan seorang pasien perempuan.

Mereka tiba di RSA UGM menggunakan mobil sewa online.

Saat pertama kali datang, pasien perempuan itu terus berteriak kesakitan.

"Oleh sekuriti diarahkan ke IGD dan pasien teriak-teriak kesakitan. Teman pasien marah-marah, teriak-teriak dan oleh sekuriti diminta menunggu di luar agar tidak mengganggu pasien yang lain," kata Yuliyanto.

Baca juga: Danau-danau Baru yang Terbentuk Usai Badai Tropis Seroja NTT, di Arena Motocross hingga Kebun Sayur, Ini Penjelasan Ahli

Marahi dan maki-maki perawat

Ilustrasi marahThinkstockphotos.com Ilustrasi marah
Setelah itu, tenaga medis melakukan tindakan menyuntik pasien dengan obat penenang. Namun, tak berselang lama pasien kembali berteriak.

"Selang sekitar satu jam pasien merasa kesakitan lagi dan teriak-teriak selanjutnya dua orang yang mengantar pasien tersebut marah-marah ke sekuriti dan perawat," tandasnya.

Tak hanya itu, mereka juga terlibat adu mulut dengan keluarga pasien lainnya.

Sekitar pukul 02.45 WIB, pasien dan dua pengantar tersebut pergi dari RSA UGM.

Baca juga: Mereka yang Menanti Para Awak KRI Nanggala-402 Pulang

 

Ilustrasi rumah sakitWavebreakmedia Ilustrasi rumah sakit
Melibatkan keluarga pasien lainnya

Direktur Utama RSA UGM Arief Budiyanto menuturkan, keributan tersebut juga melibatkan keluarga pasien lainnya.

Arief menjelaskan, salah satu kerabat pasien di ruang perawatan IGD melakukan tindakan kurang terpuji.

Tindakan emosional tersebut mengganggu pasien lainnya hingga memicu ketidaksenangan keluarga pasien lainnya.

Mereka pun terlibat keributan. Namun dipastikan tak ada korban maupun kerusakan dalam kejadian itu.

"Manajemen RS Akademik UGM sangat menyesalkan kejadian tersebut. Manajemen RSA UGM berharap kepada seluruh masyarakat untuk saling menghormati, khususnya dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan di rumah sakit," tegasnya.

Baca juga: Maling Ini Tak Bisa Turun dari Atap, Akhirnya Minta Polisi Bantu Turun Pakai Tangga

Video viral di media sosial

Ilustrasi viralShutterstock Ilustrasi viral
Aksi pemuda memaki-maki sekuriti hingga tenaga medis itu terekam dalam video dan viral di media sosial.

Salah satunya diunggah oleh akun Facebook Ike Susanti. Ike berada di lokasi ketika peristiwa terjadi.

Dalam unggahannya Ike menulis sedang menunggu ayahnya yang sedang kritis.

"Saya sedang menunggu bapak saya yg sedang kritis di ruang ugd, karena aturan di ugd hanya memperbolehkan 1 penunggu dlm ruangan, saya bergantian masuk ke ruangan dg saudara saya yg lain, dan saat itu kebetulan saya yg sedang di luar," tulis Ike Susanti.

Tiba-tiba datang beberapa pemuda membawa seorang perempuan muda dengan tangan bertatto dan berbicara kasar hingga menantang petugas.

"Teriak2 keras dan berbiacara kasar ,yg diketahui dia sedang dlm kondisi mabuk parah .utk pasien mgkin saya msih bs maklum..tp yg saya sayangkan, teman yg menemani pasien ini seketika setelah pasien masuk, langsung memaki semua nakes di dlm Ugd itu.saya melihat dg mata kepala saya sendiri,nakes yg di dlm rmh sakit itu di caci maki dengan kasar,keras dan di tantang2," tuturnya.

Ketika berusaha menegur, mereka justru semakin memaki dan menyumpahi pasien UGD akan mati.

"Kita semua yg berada di dlm ruang Igd, keluar & menegur mereka, tp mereka mlh semakin mengeluarkan kata2 "sumpah bahwa semua pasien yg berada di ugd akan mati". Menyulut emosi semua orang di sana tdk terima dan terjadilah keributan seperti di video," tulis postingan tersebut.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Yogyakarta, Wijaya Kusuma | Editor: Dony Aprian)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Imbas Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Manado Ditutup hingga Besok

Imbas Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Manado Ditutup hingga Besok

Regional
Calon Gubernur-Wagub Babel Jalur Perseorangan Harus Kumpulkan 106.443 Dukungan

Calon Gubernur-Wagub Babel Jalur Perseorangan Harus Kumpulkan 106.443 Dukungan

Regional
Keuchik Demo di Kantor Gubernur Aceh, Minta Masa Jabatannya Ikut Jadi 8 Tahun

Keuchik Demo di Kantor Gubernur Aceh, Minta Masa Jabatannya Ikut Jadi 8 Tahun

Regional
Hilang sejak Malam Takbiran, Wanita Ditemukan Tewas Tertutup Plastik di Sukoharjo

Hilang sejak Malam Takbiran, Wanita Ditemukan Tewas Tertutup Plastik di Sukoharjo

Regional
Diduga Janjikan Rp 200.000 kepada Pemilih, Caleg di Dumai Bakal Diadili

Diduga Janjikan Rp 200.000 kepada Pemilih, Caleg di Dumai Bakal Diadili

Regional
39 Perusahaan Belum Bayar THR Lebaran, Wali Kota Semarang: THR Kewajiban

39 Perusahaan Belum Bayar THR Lebaran, Wali Kota Semarang: THR Kewajiban

Regional
Gadaikan Motor Teman demi Kencan dengan Pacar, Pri di Sumbawa Dibekuk Polisi

Gadaikan Motor Teman demi Kencan dengan Pacar, Pri di Sumbawa Dibekuk Polisi

Regional
Digigit Anjing Tetangga, Warga Sikka Dilarikan ke Puskesmas

Digigit Anjing Tetangga, Warga Sikka Dilarikan ke Puskesmas

Regional
Elpiji 3 Kg di Kota Semarang Langka, Harganya Tembus Rp 30.000

Elpiji 3 Kg di Kota Semarang Langka, Harganya Tembus Rp 30.000

Regional
Motor Dibegal di Kemranjen Banyumas, Pelajar Ini Dapat HP Pelaku

Motor Dibegal di Kemranjen Banyumas, Pelajar Ini Dapat HP Pelaku

Regional
Penipuan Katering Buka Puasa, Pihak Masjid Sheikh Zayed Solo Buka Suara

Penipuan Katering Buka Puasa, Pihak Masjid Sheikh Zayed Solo Buka Suara

Regional
Setelah 2 Tahun Buron, Pemerkosa Pacar di Riau Akhirnya Ditangkap

Setelah 2 Tahun Buron, Pemerkosa Pacar di Riau Akhirnya Ditangkap

Regional
Cemburu, Pria di Cilacap Siram Istri Siri dengan Air Keras hingga Luka Bakar Serius

Cemburu, Pria di Cilacap Siram Istri Siri dengan Air Keras hingga Luka Bakar Serius

Regional
Buntut Kasus Korupsi Retribusi Tambang Pasir, Kades di Magelang Diberhentikan Sementara

Buntut Kasus Korupsi Retribusi Tambang Pasir, Kades di Magelang Diberhentikan Sementara

Regional
Nasib Pilu Nakes Diperkosa 3 Pria di Simalungun, 5 Bulan Pelaku Baru Berhasil Ditangkap

Nasib Pilu Nakes Diperkosa 3 Pria di Simalungun, 5 Bulan Pelaku Baru Berhasil Ditangkap

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com