KOMPAS.com - Kebahagian saat ini dirasakan Baharuddin (21), warga Kendari, Sulawesi Tenggara, setelah ia dinyatakan lulus seleksi calon tamtama prajurit karir (Cata PK) Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD) Gelombang 1 TA 2021.
Diketahui, Baharuddin merupakan anak pasangan dari La Halia (49), dan Wa Ode Bia (47). Kedua orangtuanya kesehariannya sebagai penjual asongan di perempatan lampu merah Pasar Baru, Kota Kendari.
Dengan kelulusannya itu, tentu mengangkat martabat dan derajat kedua orangtuanya.
"Keberhasilan ini untuk kedua orangtua saya,” kata Bahadruddin penuh semangat saat dihubungi melalui sambungan telepon, Kamis, (22/4/2021).
Baca juga: Brigadir Agus Telantar 10 Hari di Merak, Ini Kata Polda Lampung
Kata Baharuddin, apa yang diperoleh saat ini merupakan hasil perjuangannya dan tidak diraih dengan mudah.
Ia juga ingin membuktikan bahwa anak penjual asongan bisa menjadi TNI.
“Saya buktikan bahwa siapa saja bisa menjadi prajurit TNI AD, memang tidak mudah dan penuh perjuangan, tapi nyatanya anak penjual asongan bisa,” ujarnya.
Baca juga: Kisah Baharuddin, Anak Penjual Asongan di Lampu Merah Kendari Lolos Jadi Tentara
Ayah Baharuddin, La Halia tidak dapat menyembunyikan rasa bangga dan bahagianya setelah anaknya dinyatakan lulus menjadi anggota TNI AD.
“Anak saya jadi Tentara Pak, terimakasih Pak, semoga dia sehat selalu dan bisa menyelesaikan pendidikannya,” ungkapnya.
Sementara itu, Plh Kapenrem 143/HO (Halu Oleo) Letda Inf Rusmin Ismail mengatakan, Baharuddin merupakan salah satu dari 142 pemuda Sultra yang diberangkatkan ke Makassar untuk mengikuti seleksi tingkat pusat Cata PK TNI AD Gelombang I TA 2021.
"Setelah mengikuti rangkaian seleksi hampir 12 hari, Baharudin dan 88 orang lainnya dinyatakan lulus untuk mengikuti pendidikan Sekolah Calon Tamtama (Secata PK) di Rindam XIV/Hsn," kata Rusmin melalui keterangan tertulisnya, Kamis.
Kata Rusmin, orangtua Baharuddin berprofesi sebagai pedagang asongan dan kerupuk di lampu merah Pasar Panjang, Kecamatan Wua-wua, Kota Kendari.
Dari hasil itulah, kedua orangtuanya memenuhi kebutuhan hidup dan menyekolahkan Baharuddin.
“7 tahun, Ibu dan bapaknya mangkal dan berjualan kerupuk di sana dari pagi sampai sore. Selain untuk memenuhi kebutuhan hidup, dari hasil jualannya itu juga untuk membiayai Baharudin sekolah sampai tingkat SMA di SMA Kartika XX-2, yaitu sekolah yayasan milik TNI AD,” ujarnya.
Baca juga: Curhat Melisa, Istri Pelaku Penganiaya Perawat RS Siloam Palembang, Merasa Dipojokkan
(Penulis : Kontributor Kendari, Kiki Andi Pati | Editor : Dony Aprian)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.