Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aturan Pengetatan Mudik, Dishub DIY Kesulitan Terapkan Secara Mendadak

Kompas.com - 22/04/2021, 16:18 WIB
Wisang Seto Pangaribowo,
Khairina

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Terbitnya Adendum Surat Edaran Nomor 13 Tahun 2021 Tentang Peniadaan Mudik Raya Idul Fitri tahun 1442 daerah nilai pengetatan sejak 22 April dinilai susah menerapkan jika terlalu mendadak.

Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Ni Made Panti Dwipanti Indrayanti menyampaikan pihaknya kesulitan jika pengetatan pemudik dimulai dari sekarang, hari Rabu (22/4/2021).

Mengingat, baru kemarin Dishub DIY baru melakukan koordinasi dengan Polda membahas pengetatan pemudik pada tanggal 6 Mei 2021.

"Kita belum menyesuaikan, agak susah terlalu panjang (waktunya) personel kita malah bisa sakit semua. Kita koordinasi baru kemarin sama Polda, ini kalau tanggal 22 atau sekarang, kita belum siap juga," katanya saat ditemui di kompleks Kepatihan, Kota Yogyakarta, Rabu (22/4/2021).

Baca juga: Kisah Shinta Bantu Waria di Yogyakarta Berjuang Hapus Stigma Negatif, Program Pendampingan hingga Ubah Profesi

Ia menjabarkan tugas Dishub tidak hanya melakukan penyekatan saja tetapi personil juga mengatur jalur jika ada kemacetan di tengah kota, mengatur kemacetan di area-area rawan kecelakaan sehingga memerlukan petugas dishub lainnya.

"Masalahnya Dishub ini tidak hanya penyekatan saja tetapi juga mengatur jalur kalau ada kemacetan di tengah, lalu di kawasan rawan kecelakaan kita harus ada petugasnya juga," jabarnya.

Dalam aturan sebelumnya Dishub DIY telah melakukan koordinasi dengan pihak kepolisian untuk memberikan support atau dukungan dalam penjagaan di 11 pos yang sudah dipilih oleh pihak kepolisian.

"Pos kami ada yang beririsan dengan kepolisian, pengawasan di 11 titik yaitu di jalan masuk utama seperti di Prambanan, Tempel, Temon, kemudian di Gunungkidul Pracimantoro. Kita juga ada lapisan lagi, Dishub ada di Ambarketawang jalan Wates, di Denggung, Terminal Prambanan, Piyungan, Srandakan," jelas dia.

Selain itu, pihaknya juga mengantisipasi pemudik melewati jalur-jalur alternatif yang ada di perbatasan DIY.

Namun, menurut dia, DIY ini merupakan kawasan strategis di mana dikelilingi Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur sehingga screening sudah dilakukan secara berlapis kepada para pemudik.

"Pulau Jawa sudah dilakukan screening berlapis dari jawa barat, tengah, timur kita di posisi strategis orang masuk discreening berlapis. Besok kita lihat lalu lintas yang masuk, kita konsentrasinya kepada arus yang masuk misalnya dari Kulon Progo lewat Temon, lewat jalan Daendels rencananya kita tutup Daendels," ujarnya.

Baca juga: PPKM Berbasis Mikro di Yogyakarta Diperpanjang, Pemudik Bandel Bisa Dipulangkan

Diberitakan sebelumnya, perjalanan dalam negeri diperketat selama H-14 dan H+7 larangan mudik Lebaran 2021.

Oleh karena larangan mudik Lebaran berlangsung 6-17 Mei 2021, maka pengetatan perjalanan berlaku mulai 22 April hingga 24 Mei 2021.

Aturan pengetatan perjalanan itu tertuang dalam Addendum Surat Edaran Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Nomor 13 Tahun 2021 tentang Peniadaan Mudik Hari Raya Idul Fitri Tahun 1442 Hijriah dan Upaya Pengendalian Penyebaran Covid-19 Selama Bulan Suci Ramadhan 1442 Hijriah.

"Periode H-14 menjelang masa peniadaan mudik (6 Mei 2021 sampai dengan tanggal 17 Mei 2021) yang dimaksudkan dalam Addendum Surat Edaran ini berlaku pada tanggal 22 April 2021 sampai dengan tanggal 5 Mei 2021," demikian bunyi petikan Addendum SE Satgas Nomor 13 Tahun 2021.

"Periode H+7 pasca masa peniadaan mudik (6 Mei 2021 sampai dengan tanggal 17 Mei 2021) yang dimaksudkan dalam Addendum Surat Edaran ini berlaku pada tanggal 18 Mei sampai dengan tanggal 24 Mei 2021," bunyi petikan addendum lagi.

Pengetatan yang dimaksud yakni mewajibkan pelaku perjalanan transportasi udara dan laut menunjukkan surat keterangan hasil negatif tes RT-PCR/rapid test antigen yang sampelnya diambil maksimal 1×24 jam sebelum keberangkatan.

Atau, pelaku perjalanan bisa memperlihatkan surat keterangan hasil negatif tes GeNose C19, serta mengisi e-HAC Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kasus Nenek di Kupang yang Dituduh Santet Diselesaikan Secara Adat

Kasus Nenek di Kupang yang Dituduh Santet Diselesaikan Secara Adat

Regional
PDI-P Blora Masih Rahasiakan Caleg yang Isi Kursi DPRD

PDI-P Blora Masih Rahasiakan Caleg yang Isi Kursi DPRD

Regional
2 Pembunuh Penjual Madu Baduy di Serang Banten Ditangkap

2 Pembunuh Penjual Madu Baduy di Serang Banten Ditangkap

Regional
131.703 Jiwa Terdampak Banjir Demak, Bupati Pastikan Bantuan Tersalurkan secara Bertahap

131.703 Jiwa Terdampak Banjir Demak, Bupati Pastikan Bantuan Tersalurkan secara Bertahap

Regional
Remaja 17 Tahun Bunuh Anggota Polisi di Losmen Lampung Tengah, Korban Sempat Dicekoki Miras

Remaja 17 Tahun Bunuh Anggota Polisi di Losmen Lampung Tengah, Korban Sempat Dicekoki Miras

Regional
Rute dan Tarif Bus Dieng Indah Executive Jakarta-Wonosobo

Rute dan Tarif Bus Dieng Indah Executive Jakarta-Wonosobo

Regional
Video Joget Erotisnya Saat Gerebek Sahur Viral di Media Sosial, Wanita di Kalsel Minta Maaf

Video Joget Erotisnya Saat Gerebek Sahur Viral di Media Sosial, Wanita di Kalsel Minta Maaf

Regional
Karyawan Bank di Aceh Timur Tipu PNS untuk Tarik Uang Ratusan Juta

Karyawan Bank di Aceh Timur Tipu PNS untuk Tarik Uang Ratusan Juta

Regional
Cair Pekan Depan, THR ASN di Kota Magelang Capai Rp 19 Miliar

Cair Pekan Depan, THR ASN di Kota Magelang Capai Rp 19 Miliar

Regional
Mayat di Tanara Serang Ternyata Penjual Madu asal Bandung Barat

Mayat di Tanara Serang Ternyata Penjual Madu asal Bandung Barat

Regional
Pemkot Semarang dan KPK Koordinasi Cegah Korupsi Pengadaan Barang dan Jasa Proyek Strategis 

Pemkot Semarang dan KPK Koordinasi Cegah Korupsi Pengadaan Barang dan Jasa Proyek Strategis 

Regional
Lancang Kuning Carnival Bakal Digelar, Pj Gubernur Riau: Bakal Promosikan Produk dan Karya Anak Muda

Lancang Kuning Carnival Bakal Digelar, Pj Gubernur Riau: Bakal Promosikan Produk dan Karya Anak Muda

Regional
Hati-hati, Penerangan Jalan Umum di Pantura Brebes Masih Minim

Hati-hati, Penerangan Jalan Umum di Pantura Brebes Masih Minim

Regional
BMKG: Wilayah Kalimantan Tengah Sedang Dilalui Gelombang Atmosfer 'Rossby Ekuator'

BMKG: Wilayah Kalimantan Tengah Sedang Dilalui Gelombang Atmosfer "Rossby Ekuator"

Regional
Selebgram Palembang Dituntut 7 Tahun Penjara, Ikut 'Cuci Uang' Hasil Narkoba

Selebgram Palembang Dituntut 7 Tahun Penjara, Ikut "Cuci Uang" Hasil Narkoba

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com