Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Yang Bunuh Ibuku Itu Datang Tadi Malam di Rumahnya Kakekku"

Kompas.com - 22/04/2021, 14:37 WIB
Pythag Kurniati

Editor

KOMPAS.com - Seorang kepala dusun (kadus) perempuan di Bulukumba, Aliani ditemukan tewas dengan sejumlah luka tusukan, Senin (19/4/2021).

Kejadian tragis tersebut disaksikan oleh anak Aliani yang masih berusia 9 tahun.

Sebelum ditemukan tewas, Aliani disebut sempat mendapatkan ancaman.

"Dia bilang, yang bunuh ibuku itu datang tadi malam di rumahnya kakekku. Sementara yang datang tersebut itu yang kebetulan bilang (ancaman) itu," kata Kepala Desa Karam, Jusman menirukan anak korban, seperti dilansir dari Tribun Bulukumba.

Baca juga: Diduga karena Jalan Tak Dicor, Warga Tikam Kadus hingga Tewas

Penemuan mayat

Ilustrasi jenazahKompas.com Ilustrasi jenazah
Peristiwa pembunuhan kepala dusun itu terjadi di Dusun Katangka, Desa Karama, Kecamatan Rilau Ale, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, Senin (19/4/2021) sekitar pukul 13.00 WIB.

Selain sejumlah luka tusukan benda tajam, ditemukan pula luka benturan benda tumpul pada jasad Aliani.

Kini polisi masih menyelidiki pembunuhan sadis tersebut dan memburu pelaku.

Baca juga: Disaksikan Putrinya yang Masih Kecil, Kadus Perempuan Ditikam hingga Tewas, Baru Menjabat Satu Bulan

 

Ilustrasi pembunuhan, kriminal, sadismeShutterstock Ilustrasi pembunuhan, kriminal, sadisme
Korban baru sebulan menjabat

Melansir Tribun Bulukumba, Aliani sendiri baru menjabat sebagai kepala dusun sejak sebulan lalu.

Dia terpilih setelah mengikuti penjaringan yang dilakukan Pemdes Karama Maret 2021.

Dari tiga lowongan kepala dusun, ketiganya diisi oleh perempuan.

Baca juga: Danau-danau Baru yang Terbentuk Usai Badai Tropis Seroja NTT, di Arena Motocross hingga Kebun Sayur, Ini Penjelasan Ahli

Aliani sempat diancam

Jusman mengatakan Aliani sempat bercerita mendapat ancaman dari seseorang karena masalah pekerjaan cor.

"Tadi malam beliau (Alm. Aliani) laporan, kan ada pekerjaan rabat beton, kebetulan melewati depan rumahnya juga ini warga (yang mengancam)," jelas Jusman.

Orang tersebut meminta agar jalanan di rumahnya dicor. Namun, perbaikan jalan itu tidak dianggarkan oleh pemerintah desa.

Aliani sempat memberikan solusi dengan memberikan bahan pengecoran tetapi orang tersebut menginginkan dikerjakan oleh tukang.

Lantaran permintaannya tak dikabulkan orang itu mengancam Aliani.

Baca juga: Jenazah Diduga Positif Covid-19 Dikubur Tanpa Prokes, 32 Warga Terinfeksi Corona, Ada Anak-anak dan Lansia

 

Ilustrasi Polisi KOMPAS.com/NURWAHIDAH Ilustrasi Polisi
Bupati minta polisi segera tangkap pelaku

Menyusul kejadian tewasnya Aliani, Bupati Bulukumba, Muchtar Ali Yusuf mendesak polisi untuk bergerak cepat menangkap pelaku.

Muchtar juga telah mengunjungi langsung Desa Karama untuk melihat kondisi anak korban.

"Saya sudah datang ke TKP. Saya minta Kapolres untuk gerak cepat tangkap pelakunya," kata bupati, Kamis (22/4/2021), seperti dilansir dari Tribun Bulukumba.

Kasat Reskrim Polres Bulukumba AKP Bayu Wicaksono menuturkan, polisi masih menyelidiki kasus dugaan pembunuhan ini.

"Kami sudah olah TKP dan ambil keterangan saksi-saksi," tutur AKP Bayu.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Bulukumba, Nurwahidah | Editor: Teuku Muhammad Valdy Arief)

Artikel ini telah tayang di Tribun-Timur.com dengan judul Fakta-fakta Pembunuhan Kadus Perempuan di Desa Karama Bulukumba

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Berapa Gaji PPK, PPS, KPPS, dan Pantarlih di Pilkada 2024?

Berapa Gaji PPK, PPS, KPPS, dan Pantarlih di Pilkada 2024?

Regional
4 Kapal Ikan Terbakar di Pelabuhan Cilacap

4 Kapal Ikan Terbakar di Pelabuhan Cilacap

Regional
Kisah Adi Latif Mashudi, Petani Milenial Blora yang Sempat Kerja di Korea Selatan (Bagian 2)

Kisah Adi Latif Mashudi, Petani Milenial Blora yang Sempat Kerja di Korea Selatan (Bagian 2)

Regional
Dibutakan Dendam, Suami Siri di Semarang Tusuk Istri di Rumah Majikan

Dibutakan Dendam, Suami Siri di Semarang Tusuk Istri di Rumah Majikan

Regional
Airin dan Mantan Bupati Pandeglang Daftar Jadi Bacagub Banten lewat PDI-P

Airin dan Mantan Bupati Pandeglang Daftar Jadi Bacagub Banten lewat PDI-P

Regional
Polres Siak Pasang Stiker 'Cahaya' pada Truk di Jalan Tol Permai

Polres Siak Pasang Stiker "Cahaya" pada Truk di Jalan Tol Permai

Regional
2 Residivis Jambret di 7 TKP Diringkus di Pekanbaru

2 Residivis Jambret di 7 TKP Diringkus di Pekanbaru

Regional
10.700 Vaksin Hewan Penular Rabies Diperkirakan Tiba di Sikka Awal Mei

10.700 Vaksin Hewan Penular Rabies Diperkirakan Tiba di Sikka Awal Mei

Regional
Bermesraan, 4 Pelanggar Syariat Islam di Banda Aceh Dicambuk 17 Kali

Bermesraan, 4 Pelanggar Syariat Islam di Banda Aceh Dicambuk 17 Kali

Regional
Bupati HST Minta Kader PKK Tingkatkan Sinergi dengan Masyarakat dan Stakeholder

Bupati HST Minta Kader PKK Tingkatkan Sinergi dengan Masyarakat dan Stakeholder

Regional
Bupati Ipuk Raih Satyalancana, Pemkab Banyuwangi Jadi Kabupaten Berkinerja Terbaik se-Indonesia 

Bupati Ipuk Raih Satyalancana, Pemkab Banyuwangi Jadi Kabupaten Berkinerja Terbaik se-Indonesia 

Regional
RSUD dr R Soetijono Blora Luncurkan “Si Sedap”, Bupati Arief: Lakukan Terus Inovasi dan Terobosan Layanan kesehatan

RSUD dr R Soetijono Blora Luncurkan “Si Sedap”, Bupati Arief: Lakukan Terus Inovasi dan Terobosan Layanan kesehatan

Regional
Skenario Golkar, Siap Jadi Wakil jika Bambang Pacul Maju di Pilkada Jateng 2024

Skenario Golkar, Siap Jadi Wakil jika Bambang Pacul Maju di Pilkada Jateng 2024

Regional
Kisah Adi Latif Mashudi, Tinggalkan Korea Selatan Saat Bergaji Puluhan Juta Rupiah demi Jadi Petani di Blora (Bagian 1)

Kisah Adi Latif Mashudi, Tinggalkan Korea Selatan Saat Bergaji Puluhan Juta Rupiah demi Jadi Petani di Blora (Bagian 1)

Regional
Bawaslu Bangka Belitung Rekrut 141 Panwascam, Digaji Rp 2,2 Juta

Bawaslu Bangka Belitung Rekrut 141 Panwascam, Digaji Rp 2,2 Juta

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com