Menurutnya, tidak ada kerusakan maupun korban dalam peristiwa tersebut.
"Manajemen RS Akademik UGM sangat menyesalkan kejadian tersebut. Manajemen RSA UGM berharap kepada seluruh masyarakat untuk saling menghormati, khususnya dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan di rumah sakit," tegasnya.
Sementara dalam upaya mendukung penegakan hukum, lanjutnya, RSA UGM akan kooperatif dalam proses penyelidikan yang dilakukan oleh pihak Kepolisian apabila diperlukan.
Kabid Humas Polda DIY, Kombes Pol Yuliyanto menyampaikan, menyikapi peristiwa yang diunggah oleh akun Facebook Ike Susanti pada tanggal 21 April 2021 di RSA UGM telah dilakukan pemeriksaan di lokasi.
"Kejadian pada hari Senin tanggal 19 April 2020, sekitar jam 00.30 WIB," ungkapnya.
Dijelaskannya, pada saat itu datang, dua orang laki-laki yang sedang mengantar seorang pasien perempuan warga Sleman menggunakan mobil sewa online.
"Oleh sekuriti diarahkan ke IGD, dan pasien teriak-teriak kesakitan. Teman pasien marah-marah, teriak-teriak dan oleh sekuriti diminta menunggu di luar agar tidak mengganggu pasien yang lain," tuturnya.
Perawat kemudian menyuntik pasien dengan obat penenang.
"Selang sekitar satu jam pasien merasa kesakitan lagi dan teriak-teriak selanjutnya dua orang yang mengantar pasien tersebut marah-marah ke sekuriti dan perawat," tandasnya.
Sekitar jam 02.45 WIB pasien dan dua orang pengantar pergi meninggalkan RSA UGM dengan menggunakan mobil.
Dari penjelasan sekuriti yang bertugas, tidak ada kekerasan fisik. Namun, hanya adu mulut antara sekuriti dengan dua orang pengantar pasien tersebut.
Polisi juga menindaklanjuti dengan mengecek plat nomor kendaraan yang digunakan untuk mengantar pasien tersebut.
"Itu adalah kendaraan taksi online. Setelah dicek sesuai dengan pemilik sesuai STNK-nya ternyata kendaraan itu sudah dijual, saat ini petugas sedang mencari informasi kepada siapa kendaraan tersebut dijual," ucapnya.
Pihak RSA UGM dan keluarga pasien sampai saat ini belum membuat laporan atas peristiwa itu.
"Seandainya nanti membuat laporan tentu polisi akan mempelajari, melihat, apakah peristiwa itu cukup untuk dilakukan penyelidikan dan penyidikan. Sementara kami belum menerima laporan secara resmi dari pihak rumah sakit ataupun dari keluarga pasien," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.