BANDUNG, KOMPAS.com - Banyak orang beranggapan bahwa pekerjaan kasar atau berat hanya bisa dilakukan oleh pria.
Namun, anggapan itu dibantah oleh Debby Aryinta.
Perempuan berusia 28 tahun ini membuktikan bahwa perempuan bisa bekerja di segala bidang.
Selama ini, pekerjaan lapangan di bidang kelistrikan selalu identik dengan pria.
Namun, Debby justru menjadi yang terdepan di lapangan soal ini.
Baca juga: Cerita Zola, Gadis Penjelajah Hutan yang Membawa Misi Penting
Sejak 4 tahun lalu, perempuan lulusan Fakultan Ilmu Hukum Universitas Indonesia ini bekerja di PT PLN Persero.
Debby diberi tugas untuk mengurusi pembebasan lahan di wilayah kerja Unit Pelaksana Proyek Jawa Bagian Tengah (UPT BJT) 1.
Pekerjaan ini memang bukan hal mudah bagi Debby.
Banyak yang merasa heran melihat seorang perempuan berpendidikan seperti Debby bekerja di lapangan untuk mengurus pembebasan tanah.
"Kalau dari kantor tidak membedakan pria atau wanita. Tapi pandangan orang-orang di lapangan, ada stigma kalau cewek di lapangan itu manja, enggak berani panas-panasan, gampang capek dan lainnya," ujar Debby saat dihubungi Kompas.com, Rabu (21/4/2021).
Menjawab keraguan
Ia masih ingat ketika suatu kali melakukan survei di lapangan seorang diri.
Saat itu, ada beberapa kalimat bernada keraguan yang disampaikan pada dirinya.
"Seperti, 'Tumben cewek, enggak pernah lihat sebelumnya. Atau, 'Yang surveinya Mbaknya saja?' dengan nada yang meragukan, tapi tidak dibilang," tutur Debby.
Baca juga: Kisah Polwan Anak Tukang Sayur, Dulu Diremehkan, Kini Jadi Kasat Narkoba
Bagi Debby, kalimat-kalimat seperti itu sudah biasa.
Cara menghadapinya cuma satu, yakni jangan terlalu terbawa perasaan.
Sebaliknya, Debby fokus pada pekerjaan dan target yang ingin dicapai.
Selain itu, perempuan yang bekerja di lapangan juga menghadapi tantangan lain.
Misalnya, terhadap rekan kerja atau klien, tentunya Debby akan bersikap baik.
Namun, bila terlampau baik, sikap tersebut sering dianggap bermaksud lain.
Jadi, ketika berada di lapangan yang banyak pria, Debby harus bisa membatasi diri.
"Kalau ancaman sampai sekarang belum pernah. Walaupun cerita di lapangan, ada saja ancaman," kata Debby.
Biasanya, orang-orang yang ditemui untuk pembebasan lahan akan bersikap lebih apatis.
Orang-orang bisanya tidak akan segan untuk berbicara dengan nada tinggi.
Namun, saat menghadapi pekerja perempuan, mereka biasanya lebih menahan diri saat berbicara.
Kecuali bagi orang yang tidak membedakan laki-laki ataupun perempuan.
Ketika ditanya kenapa ia memilih pekerjaan tersebut, Debby mengatakan bahwa hal itu seperti masuk ke suatu jurusan di kampus.
Tidak ada jurusan yang disebut khusus pria atau wanita.
Begitu juga dirinya, Debby tidak melihat pekerjaan itu untuk laki-laki atau perempuan.
Bagi Debby, apa pun pekerjaannya, yang penting adalah melakukan yang terbaik.
"Apalagi PLN itu bersedia ditempatkan di mana saja dan bagian mana saja," kata Debby.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.