Inisiatif baik ini yang coba direplikasikan Warsi di berbagai tempat. Langkah awalnya adalah menghitung cadangan karbon di suatu wilayah.
Survei soal karbon mengantarkan Zola untuk melakukan perhitungan karbon di banyak lokasi hutan di Sumatera, bahkan Kalimantan.
Perjalanan ke banyak hutan dengan beragam tipe ini membuat semangat di hati Zola kian besar.
“Sumber daya alam kita masih banyak dan harus kita jaga dengan baik. Cara menjaganya melalui pengelolaan yang berkelanjutan. Skema perdagangan karbon, bagaimanapun nanti pengelolaannya yang ditetapkan pemerintah merupakan langkah maju mengelola hutan. Hutan tetap terpelihara, namun masyarakat di sekitarnya dan negara mampu untuk mendapatkan pendapatan dari stok karbon yang tersimpan di dalamnya,” kata Zola.
Zola yang sejak setahun ini aktif melakukan survei, semakin bersemangat untuk terus meneliti cadangan karbon di dalam suatu kawasan.
“Hutan dengan kerapatan tinggi, seperti hutan Kalimantan, cadangan karbonnya jauh lebih tinggi. Ketika masuk ke pasar karbon, tentu juga nilainya akan baik,” kata Zola.
Zola mengatakan, sebagian hutan di Sumatera berada dalam ancaman alih fungsi, sehingga tantanganya juga semakin kuat untuk menjaga dan mempertahankan.
“Insentif yang diterima masyarakat penjaga hutan adalah suatu peluang untuk mempertahankan hutan. Nilainya di situ, itu yang harus terus kita pelihara dan tentu butuh dukungan kita semua,” kata Zola.
Zola mengatakan, sumber daya hutan yang terus menipis membutuhkan langkah kolektif dari semua pihak, sehingga nantinya hutan mampu memberikan nilai tambah untuk masyarakat, tanpa harus kehilangan pepohonan.
"Bersama kita bisa menjaga hutan. Hutan lestari, masyarakat sejahtera,” kata Zola.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.