Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

716 Ponpes Calon Penerima Hibah di Banten Bermasalah, Sebagian Fiktif

Kompas.com - 22/04/2021, 09:21 WIB
Rasyid Ridho,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

SERANG, KOMPAS.com - Sebanyak 716 pondok pesantren (ponpes) yang terdaftar sebagai calon penerima dana hibah dari Pemerintah Provinsi Banten pada 2021, ternyata bermasalah.

Sebagian ponpes bahkan tergolong fiktif akibat data ganda.

Kepala Biro Pemerintahan dan Kesra Setda Provinsi Banten Gunawan Rusminto mengatakan, berdasarkan hasil verifikasi adminstrasi, dari 4.042 ponpes yang diajukan, 716 tidak memenuhi syarat.

"Hibah tahun 2021 ini untuk 4.042 ponpes. Kita semua sudah verifikasi, dari jumlah 4.042 ponpes, ada 716 yang bermasalah," kata Gunawan kepada wartawan, Rabu (21/4/2021).

Baca juga: Dana Hibah Ponpes Rp 117 Miliar Dikorupsi, Gubernur Banten: Kok Tega, Itu Zalim

Menurut Gunawan, dari 716 ponpes yang bermasalah, sebanyak 514 ponpes di antaranya diketahui memiliki nama yang sama.

Sedangkan, 202 ponpes tidak memiliki izin operasional.

"Bisa dikatakan itu yang tidak diterima sesi administrasi pertama. Tapi kita verifikasi faktual di lapangan," ujar Gunawan.

Korupsi dana hibah ponpes

Sementara itu, Gubernur Banten Wahidin Halim mengatakan, praktik korupsi dana hibah pondok pesantren sudah terjadi dari tahun ke tahun.

"Kuping sudah dengar lama, itu dari tahun k etahun sudah tahu. Makanya saya bilang, orang jahat itu. Karena ini (hibah ponpes) niat baik Gubernur bantu pesantren untuk kepentingan mereka," ujar Wahidin.

Baca juga: Larang Warga Takbiran Keliling, Gubernur Banten: Makan Ketupat Saja di Rumah

Wahidin mengungkapkan, pada prosesnya banyak orang yang memanfaatkan kelemahan dari sistem yang digunakan untuk menentukan ponpes mana yang berhak mendapat hibah.

"Karena sistim online, sistim upload kita tidak bisa monitor. Misalnya ada satu orang mengajukan permohonan di-upload, kita terima. Di sini kan cuma terima, enggak datang ke lokasi, di sini mungkin mainnya di sini," ujar Wahidin.

Mantan Wali Kota Tangerang itu kesal karena masih saja ada orang yang tega memotong bantuan untuk pengembangan ponpes.

"Ini keturunan Firaun atau apa ini, susah bilanginnya. Saya marah, duit buat kiai diambil. Coba bayangin susah kita ngasih sedekah ke kiai ini, malah dipotong, diambil," kata Wahidin.

Seperti diketahui, dana hibah untuk pondok pesantren di Banten pada tahun 2020 senilai Rp 117 miliar diduga dikorupsi.

Kejaksaan Tinggi Banten sudah menetapkan satu orang tersangka dari pihak swasta, yakni ES (36) warga Pandeglang, Banten.

Kini, penyidik Kejati Banten tengah melakukan pengembangan untuk menetapkan tersangka baru dengan melakukan pemeriksaan secara maraton terhadap pemimpin pondok pesantren penerima hibah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kantor UPT Dishub di Pulau Sebatik Memprihatinkan, Tak Ada Perbaikan Sejak Diresmikan Menteri Harmoko

Kantor UPT Dishub di Pulau Sebatik Memprihatinkan, Tak Ada Perbaikan Sejak Diresmikan Menteri Harmoko

Regional
Pilkada Solo, PKS Lakukan Penjaringan Bakal Cawalkot dan Siap Berkoalisi

Pilkada Solo, PKS Lakukan Penjaringan Bakal Cawalkot dan Siap Berkoalisi

Regional
Pembangunan Tanggul Sungai Wulan Demak Pakai Tanah Pilihan

Pembangunan Tanggul Sungai Wulan Demak Pakai Tanah Pilihan

Regional
19,5 Hektar Tanaman Jagung di Sumbawa Terserang Hama Busuk Batang

19,5 Hektar Tanaman Jagung di Sumbawa Terserang Hama Busuk Batang

Regional
Golkar Jaring Bakal Calon Bupati Sleman, Ada Mantan Sekda dan Pengusaha Kuliner yang Ambil Formulir

Golkar Jaring Bakal Calon Bupati Sleman, Ada Mantan Sekda dan Pengusaha Kuliner yang Ambil Formulir

Regional
Viral, Brio Merah Halangi Laju Ambulans, Pengemudi Berikan Penjelasan

Viral, Brio Merah Halangi Laju Ambulans, Pengemudi Berikan Penjelasan

Regional
Cemburu Pacarnya 'Di-booking', Warga Lampung Bacok Pria Paruh Baya

Cemburu Pacarnya "Di-booking", Warga Lampung Bacok Pria Paruh Baya

Regional
Gagal Curi Uang di Kotak Wakaf, Wanita di Jambi Bawa Kabur Karpet Masjid

Gagal Curi Uang di Kotak Wakaf, Wanita di Jambi Bawa Kabur Karpet Masjid

Regional
Pantai Watu Karung di Pacitan: Daya Tarik, Aktivitas, dan Rute

Pantai Watu Karung di Pacitan: Daya Tarik, Aktivitas, dan Rute

Regional
Diejek Tak Cocok Kendarai Honda CRF, Pemuda di Lampung Tusuk Pelajar

Diejek Tak Cocok Kendarai Honda CRF, Pemuda di Lampung Tusuk Pelajar

Regional
Bantuan PIP di Kota Serang Jadi Bancakan, Buat Perbaiki Mobil hingga Bayar Utang

Bantuan PIP di Kota Serang Jadi Bancakan, Buat Perbaiki Mobil hingga Bayar Utang

Regional
Ditanya soal Pilkada Kabupaten Semarang, Ngesti Irit Bicara

Ditanya soal Pilkada Kabupaten Semarang, Ngesti Irit Bicara

Regional
Ditinggal 'Njagong', Nenek Stroke di Grobogan Tewas Terbakar di Ranjang

Ditinggal "Njagong", Nenek Stroke di Grobogan Tewas Terbakar di Ranjang

Regional
Terungkap, Napi LP Tangerang Kontrol Jaringan Narkotika Internasional

Terungkap, Napi LP Tangerang Kontrol Jaringan Narkotika Internasional

Regional
Siswi SMA di Kupang Ditemukan Tewas Gantung Diri

Siswi SMA di Kupang Ditemukan Tewas Gantung Diri

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com