Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dari Multatuli hingga Perempuan dan Sosialisme, Ini Buku-buku yang Dibaca Kartini

Kompas.com - Diperbarui 21/04/2022, 07:38 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Raden Ajeng Kartini adalah tokoh emansipasi perempuan kelahiran Jepara, 21 April 1879.

Sang ayah adalah Bupati Rembang. Dengan jabatan sang ayah, Kartini bisa mengenyam pendidikan di Europese Lagere School (ELS).

Setelah lulus ELS tepatnya di awal 1892, Kartini harus memulai masa pingitan di usia 12 tahun. Ia mengasingkan diri di dalam rumah dan dilarang ke luar lingkungan rumahnya yang megah.

Jangankan keluar pendapa, ia juga jarang menginjak serambi rumah.

Baca juga: Kisah Ngasirah Ibu Kandung Kartini, Menjadi Selir karena Tak Berdarah Biru, Memanggil Ndoro kepada Anak

Kesepiannya semakin menjadi saat sahabatnya, Letsy Dermat harus pulang ke Belanda.

Dalam buku Kartini Guru Emansipasi Perempuan Nusantara yang ditulis Ready Susanto diceritakan Kartini menatap adiknya Rukmini dan Kardinah yang berangkat sekolah dengan mata berkaca-kaca.

"Berlalu sudah! Masa mudanya yang indha sudha berlalu!" tulis Kartini saat mengadu pada Rosa Manuela Abendanon-Mandri, istri kedua Jacques Henrij Abendanon Direktur Departeman Pendidikan dan Agama di Hindia Belanda.

Baca juga: Kartini, Kota Jepara, dan Seni Ukir Berkelas Dunia

Kepada sahabatnya, Stella Zeehandelaar seorang feminis asal Belanda, Kartini bercerita ia acapkali membenturkan dirinya ke tembok rumahnya dan mempertanyakan betapa rendah kedudukan wanita di tanah kelahirannya.

Namun pingitan tidak menghalanginya membaca. Ia berhasil melahap habis buku-buku modern kiriman kakaknya RM Panji Sosrokartono yang sekolah di Belanda.

Berikut buku-buku kesukaan Kartini dikutip dari buku Kartini Guru Emansipasi Perempuan Nusantara.

Baca juga: Peringati Hari Kartini, Istri Ganjar Pranowo Ziarah Kubur ke Rembang

Buku Minnebrieven (Love Letters) karya Multatuli

Max Havelaar karya MultatuliAntara Max Havelaar karya Multatuli
Minnebrieven adalah buku kedua yang ditulis oleh Multatuli tahun 1861, Buku itu terbit setelah Multatuli mengeluarkan buku Max Havelaar.

Buku ini sangat mempengaruhi jiwa Kartini.

Dari buku ini ia mengetahui kekejaman yang dilakukan pemerintah Belanda kepada Bangsa Indonesia.

Kartini sadar jika Belanda memeras bumiputera termasuk menyadarkan dia betapa buruk pemerintah kolonial dalam menetapkan kebijakan soal kepegawaian dan pendidikan untuk penduduk bumiputera.

Baca juga: Mengenal Sepak Terjang Multatuli, Sosok yang Menginspirasi RA Kartini

Buku Hilda Van Suylenburg karya Ny C. Goohoop de Jong

Buku ini membekas bagi Kartini. Buku yang mengkisahkan Hilda Van Suylenburg yang memperjuangkan hak-hak perempuan dalam masyarakat di Belanda.

Kartini suka sekali membaca buku yang menjadi salah satu inspirasinya memajukan kaum perempuan di Indonesia.

Ia membaca buku ini saat ditinggal adiknya, Kardinah yang menikah dan ikut suaminya. Kartini mengunci kamar untuk menyelesaikan buku tersebebut.

Baca juga: Berkunjung ke Pantai Kartini di Jepara, ada Kura-kura Ocean Park dan Cerita Encik Lanang

"Percayakah kau, kalau Hilda van Suylenburg itu aku tamatkan tanpa berhenti? Aku kurung diriku di dalam kamar terkunci, lupa segala-galanya, tak dapat aku melepaskan dia dari tangan, dia begitu menyeret hatiku," tulis Kartini  pada 12 Januari 1900.

"Mau aku mengorbankan segala-galanya kalau saja diperoleh hidup di masa Hilda van Suylenburg," tulis Kartini pada 25 Mei 1899.

Buku Modern Vrauwen (Perempuan Modern)

Sekolah Kartini yang didirikan tahun 1913.Wikipedia Sekolah Kartini yang didirikan tahun 1913.
Buku ini beberapa kali disebutkan Kartini dalam surat ke sahabat penanya. Buku berbahasa Belanda ini sangat digandrungi oleh Kartini. Namun ia tak menyebutkan nama pengarangnya.

Ia hanya menyebutkan nama penerjemah buku itu yakni Jeannette van Riensdijk.

Buku Moderne Maagden ditulis oleh Marcal Prevost penulis dari Penacis.

Marcal adalah seorang pengarang roman dan drama yang terkenal. Buku tersebut menguraikan tentang tujuan gerakan perempuan.

"Karena penemuan-penemuan kembali banyak hal yang memang telah aku pikirkan, rasakan, dan alami," tulis Kartini pada 23 Agustus 1900.

Baca juga: Polemik Usai Terbitnya Buku Kartini, Habis Gelap Terbitlah Terang

Buku De Vrouwen en Sosialisme (Perempuan dan Sosialisme)

Buku ini ditulis oleh August Bebel seorang sosialis Jerman.

Buku adalah sebuah roman tentang kaum perempuan dalam bingkai sosialisme dengan cara pandang yang sangat tendensisu sehingga karya semacam ini sering disebut dengan istilah roman bertendens.

Ia juga membaca buku sosialis yang lain yakni buku De Wapens Neergelegd karya Bertha von Suttner. Suttner mendapat Nobel pada 1905 setelah Kartini meninggal.

Kartini juga membaca karya-karya Couperus yang pernah sekolah di Batavia.

"Bahasa Couperius sangat indah tiada duanya," puji Kartini di surat 12 Januari 1900.

Baca juga: Panggil Aku Kartini Saja, Potret Kekaguman Pramoedya...

Buku karya sastra klasik

Selain buku perjuangan, Kartini juga membaca buku-buku tentang perjalanan dan sastra klasik seperti satra Jawa dan Yunani.

Sebut saja Wedhatama, Centhini, dan buku hikayat-hikayat wayang serta buku yang berisi kisah perjalanan, tentang ajaran hingga budi pekerti.

Saat masih sekolah ia juga membaca buku Buddhisme karya Fielding dan biografi Ramabai.

Baca juga: Hari Kartini, Bagaimana Isi Buku Habis Gelap Terbitlah Terang?

Kartini memanfaatkan kotak bacaan ayahnya yang berisi buku, koran, serta majalah dari dalam dan laut negeri.

Ditopang bacaannya, Kartini semakin dewasa dan berpikir matang hingga ia sadar akan nasib kaum perempuan serta bangsanya yang tertindas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Beredar Video Mesum 42 Detik di Lapas, Kemenkumham Jateng Bentuk Tim Khusus

Beredar Video Mesum 42 Detik di Lapas, Kemenkumham Jateng Bentuk Tim Khusus

Regional
Dua Kali Menghamili Pacarnya, Polisi di NTT Dipecat

Dua Kali Menghamili Pacarnya, Polisi di NTT Dipecat

Regional
PDI-P Pemalang Buka Pendaftaran Bacalon Bupati, Anom Wijayantoro Orang Pertama Daftar

PDI-P Pemalang Buka Pendaftaran Bacalon Bupati, Anom Wijayantoro Orang Pertama Daftar

Regional
Tersangka Kasus Investasi Bodong Berkedok Jual Beli BBM di Kalsel Akhirnya Ditahan

Tersangka Kasus Investasi Bodong Berkedok Jual Beli BBM di Kalsel Akhirnya Ditahan

Regional
Setelah dari KPU, Gibran Rencanakan Pertemuan dengan Sejumlah Tokoh di Jakarta

Setelah dari KPU, Gibran Rencanakan Pertemuan dengan Sejumlah Tokoh di Jakarta

Regional
Lecehkan Istri Tetangganya, Pria di Kalsel Ditangkap

Lecehkan Istri Tetangganya, Pria di Kalsel Ditangkap

Regional
Empat Nama Ini Diminta Golkar Persiapkan Pilgub Jateng 2024

Empat Nama Ini Diminta Golkar Persiapkan Pilgub Jateng 2024

Regional
Pilkada Manggarai Timur, Petahana Siprianus Habur Daftar ke Demokrat

Pilkada Manggarai Timur, Petahana Siprianus Habur Daftar ke Demokrat

Regional
Seekor Buaya yang Kerap Teror Warga di Maluku Tengah Ditangkap

Seekor Buaya yang Kerap Teror Warga di Maluku Tengah Ditangkap

Regional
Kasus Dugaan Pemalsuan Nilai di FISIP Untan Berlanjut, Kinerja Tim Investigasi Diperpanjang

Kasus Dugaan Pemalsuan Nilai di FISIP Untan Berlanjut, Kinerja Tim Investigasi Diperpanjang

Regional
Dapat Ucapan Selamat dari Kubu Ganjar dan Anies, Gibran: Terima Kasih Pak Ganjar, Pak Anies

Dapat Ucapan Selamat dari Kubu Ganjar dan Anies, Gibran: Terima Kasih Pak Ganjar, Pak Anies

Regional
Cerita Penumpang KMP Wira Kencana 'Terjebak' 5 Jam di Dermaga Pelabuhan Merak

Cerita Penumpang KMP Wira Kencana 'Terjebak' 5 Jam di Dermaga Pelabuhan Merak

Regional
Bazar Pariwisata dan Ekonomi Kreatif 2024 Diharapkan Bantu Tingkatkan Perekonomian HST

Bazar Pariwisata dan Ekonomi Kreatif 2024 Diharapkan Bantu Tingkatkan Perekonomian HST

Regional
Kota Tangerang Luncurkan Calendar of Events 2024, Tunjukkan Potensi Daerah dan Investasi

Kota Tangerang Luncurkan Calendar of Events 2024, Tunjukkan Potensi Daerah dan Investasi

Regional
Duel dengan Korban Saat Tepergok, Pencuri Motor di Brebes Akhirnya Babak Belur Dihakimi Massa

Duel dengan Korban Saat Tepergok, Pencuri Motor di Brebes Akhirnya Babak Belur Dihakimi Massa

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com