KARAWANG, KOMPAS.com - Kopi dari Karawang rupanya belum termashur di daerahnya. Banyak warga kota berjuluk kota lumbung padi belum mencicipi sedapnya kopi yang ditanam di Pegunungan Sanggabuana.
Bagi Saepul Riki, ketua Asosiasi Petani Kopi Indonesia (Apeki) Karawang, mengenalkan kopi Karawang adalah pekerjaan rumah besar. Ia mengakui belum banyak warga Karawang yang tahu dan kenal daerahnya juga penghasil kopi.
"Keinginan kami tidak muluk-muluk. (Kopi Karawang bisa dinikmati oleh penikmat kopi di Karawang," ujar Riki ditemui di Sekretariat PWI Karawang, Rabu (21/4/2021).
Di Karawang, kata Riki, ada beberapa merek kopi Karawang. Di antaranya Koffie Hideung, Kopi Hansip, Kopi Sanggabuana, dan Kopi Akar.
Karenanya, Riki juga ingin kedai-kedai kopi di Kota Pangkal Perjuangan menyuguhkan kopi Karawang. Ia mengaku miris kopi Karawang justru biasanya dijual ke luar daerah. Yang diproduksi dan dikonsumsi di Karawang hanya sekitar 10 persen.
"Jangan mengaku orang Karawang kalau belum minum kopi Karawang," ujar dia.
Baca juga: Gayo Coffee Trail, Pengembangan Pariwisata Aceh Melalui Kopi
Di Karawang ada sekitar 300-an petani kopi yang menggarap lahan sekitar 675 hektare di Pegunungan Sanggabuana di Kecamatan Pangkalan, Tegalwaru, dan Ciampel. Di Ciampel juga ditanam kopi jenis liberika seluas 80 hektare.
Untuk meningkatkan sumber daya manusia (SDM) petani, Apeki Karawang berkoordinasi dengan Dinas Pertanian Karawang dan Jawa Barat. Beberapa pelatihan dilakukan untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas kopi Karawang.
"Baru-baru ini, beberapa petani milenial kami kirim ke Bandung untuk mengikuti pelatihan. Kami ingin ada penguatan SDM di hulu," kata Riki.
Selain SDM, Riki juga mengakui sarana dan prasarana masih minim. Padahal menurutnya, untuk memproduksi kopi dengan kuantitas dan kualitas unggul memerlukan teknologi modern. "Kita coba berkoordinasi dengan berbagai pihak," ungkapnya.
Belum lama ini, kata dia, petani kopi di Karawang mendapat pendampingan dari produsen PT Santos Jaya Abadi. Jika kualifikasi terpenuhi, peluang kopi Karawang bisa ditarik atau dibeli oleh produsen kopi kapal api itu.
"Jika masuk standar mereka (PT Santos Jaya Abadi) kemungkinan diterima perusahaan Kapal Api itu," kata Riki.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Bidang (Kabid) Perkebunan Dinas Pertanian Karawang Edi Suryana mengakui, kopi Karawang sangat potensial, namun kurang tersosialisasikan.
"Saya jalan ke Cilamaya, Tempuraan sudah mulai memasyarakat. Baru seumur jagung," kata Edi.
Edi sendiri awalnya mengaku tak suka kopi. Namun setelah mencicipi kopi Karawang, ia mengaku menjadi penggemar ngopi.