Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Polwan Anak Tukang Sayur, Dulu Diremehkan, Kini Jadi Kasat Narkoba

Kompas.com - 21/04/2021, 11:54 WIB
Abba Gabrillin

Editor

JAMBI, KOMPAS.com - Melalui surat-suratnya, Raden Ajeng Kartini pernah menceritakan kondisi sosial masa lalu, di mana kaum perempuan selalu dianggap memiliki keterbatasan.

Lewat suratnya juga, Kartini berupaya menjelaskan betapa perempuan memiliki hak untuk menuntut ilmu dan meraih cita-cita.

Pada masa sekarang, semangat Kartini menginspirasi banyak perempuan untuk berjuang dan berkiprah dalam berbagai bidang.

Salah satunya adalah polisi wanita (Polwan) bernama Septia Intan Putri.

Baca juga: Hari Kartini, Bagaimana Isi Buku Habis Gelap Terbitlah Terang?

Perempuan berpangkat Inspektur Satu (Iptu) tersebut berhasil membuktikan bahwa tidak ada yang tidak mungkin apabila terus berusaha.

Perjuangan Iptu Septia bukan tanpa halangan.

Berasal dari keluarga sederhana

Iptu Septia terlahir dari keluarga yang sederhana.

Orangtuanya hanya bekerja sebagai tukang sayur di Tanjung Jabung Barat, Jambi.

Pada awal usahanya meniti karir, Iptu Septia sempat diremehkan orang lain.

"Bahkan ada yang mengucilkan, enggak mungkin lulus Akpol, karena harus siapkan biaya sekian," ujar Iptu Septia kepada Tribunnews.

Baca juga: Kronologi Asisten Manajer Bank Gunakan Uang Nasabah Rp 1 Miliar untuk Judi

Menurut Septia, ada anggapan umum bahwa untuk menjadi seorang polisi pasti membutuhkan biaya yang besar.

Bahkan, banyak orang mengurungkan niat untuk menjadi polisi lantaran takut tidak mampu membiayai pendidikan polisi.

Namun, kisah Septia membantah anggapan tersebut.

Septia memaklumi umpatan yang ditujukkan orang-orang kepadanya, lantaran orangtuanya, Yendri dan Yusmanidar, hanya mendapat penghasilan dari berjualan sayur.

"Tapi saya tidak yakin akan itu (harus menyiapkan uang). Saya tetap berjuang sendiri. Yang lain ikut les, saya tidak ikut. Bermodalkan nekat saja untuk ikut tes," kata Septia.

Serba mandiri

Septia menceritakan kisahnya ketika harus berangkat dari Payakumbuh ke Padang, Sumatera Barat, untuk mengikuti tes.

Perjalanan selama 3 jam ditempuh dengan berangkat naik travel sendiri, tanpa ditemani siapapun.

"Waktu di Padang juga benar-benar sendiri tidak ada keluarga, tinggal juga numpang di kos-kosan tetangga yang kebetulan kuliah di Padang. Kalau kendaraan untuk ikut tes, ya naik angkot dengan bermodal tanya sana sini untuk lokasi tempat tes yang berbeda," kata Septia.

Septia mengakui bahwa dia sempat merasa minder ketika orang lain yang juga ikut tes, datang diantar oleh orangtua.

Banyak peserta tes yang diantar menggunakan mobil, sementara dirinya datang sendiri dan menggunakan angkutan umum.

"Awalnya minder karena yang ikut kayaknya orang-orang kaya, diantar orangtua pakai mobil. Sedangkan saya hanya naik angkot, bahkan tidak ada yang saya kenal satu pun," kata dia.

Perjuangan yang dilakukan oleh Septia membuahkan hasil.

Berbekal belajar secara mandiri, Septia berhasil lulus seleksi untuk masuk ke Akademi Kepolisian (Akpol).

Bahkan, menurut Septia, dia sama sekali tidak mengeluarkan biaya untuk bisa lulus seleksi.

"Alhamdulillah bisa melewati semua proses itu. Atas izin Allah waktu tes tahun 2011 diberi kemudahan dan kelancaran hingga lulus masuk Akpol. Bahkan banyak yang tanya habis berapa, sama sekali saya tidak ada mengeluarkan biaya," kata dia.

Karir Septia di Institusi Polri berlanjut sampai sekarang.

Ia sempat menjalani empat tahun pendidikan di Semarang, Jawa Tengah.

Setelah lulus, Septia ditugaskan di Polda Aceh.

Selama 3 tahun dari 2015 hingga 2018, ia mengabdikan diri di Polda Aceh.

Kemudian pada 2018, dia kembali mengambil pendidikan di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian.

Setelah lulus, dia mendapat tugas ke Polda Jambi pada 2019.

Kini sudah hampir satu tahun Iptu Septia menjabat sebagai Kepala Satuan Reserse Narkoba Polres Tanjung Jabung Barat.

"Alhamdulillah, setiap proses yang saya lalui selalu saya syukuri dan nikmati. Ketika saya mengeluh, saya mengingat perjuangan saya untuk meraih cita-cita saya," kata Septia.

Berita ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul: Sosok Polwan Iptu Septia Intan Putri, Anak Pedagang Sayur Bertarung Meraih Cita-cita

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cari Ikan di Muara Sungai, Warga Pulau Seram Maluku Hilang Usai Digigit Buaya

Cari Ikan di Muara Sungai, Warga Pulau Seram Maluku Hilang Usai Digigit Buaya

Regional
Dendam Kesumat Istri Dilecehkan, Kakak Beradik Bacok Warga Demak hingga Tewas

Dendam Kesumat Istri Dilecehkan, Kakak Beradik Bacok Warga Demak hingga Tewas

Regional
Digigit Buaya 2,5 Meter, Pria di Pasaman Barat Luka Parah di Kaki

Digigit Buaya 2,5 Meter, Pria di Pasaman Barat Luka Parah di Kaki

Regional
Raih Satyalancana dari Jokowi, Bupati Jekek Ajak Semua Pihak Terus Bangun Wonogiri

Raih Satyalancana dari Jokowi, Bupati Jekek Ajak Semua Pihak Terus Bangun Wonogiri

Regional
TKN Tantang PDI-P Tarik Semua Menteri Usai Sebut Jokowi Bukan Kader Lagi, Ini Tanggapan Gibran

TKN Tantang PDI-P Tarik Semua Menteri Usai Sebut Jokowi Bukan Kader Lagi, Ini Tanggapan Gibran

Regional
Penumpang yang Tusuk Driver 'Maxim' di Jalan Magelang-Yogyakarta Terinspirasi Film 'Rambo'

Penumpang yang Tusuk Driver "Maxim" di Jalan Magelang-Yogyakarta Terinspirasi Film "Rambo"

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Ayah Gembong Narkoba Fredy Pratama Divonis 1,8 Tahun Penjara, Seluruh Hartanya Dirampas Negara

Ayah Gembong Narkoba Fredy Pratama Divonis 1,8 Tahun Penjara, Seluruh Hartanya Dirampas Negara

Regional
Berangkat dari Jakarta, 'Driver' Maxim Dibunuh Penumpangnya di Jalan Magelang-Yogyakarta

Berangkat dari Jakarta, "Driver" Maxim Dibunuh Penumpangnya di Jalan Magelang-Yogyakarta

Regional
Penumpang KMP Reinna Jatuh ke Laut, Saksi Sebut Posisi Korban Terakhir di Buritan

Penumpang KMP Reinna Jatuh ke Laut, Saksi Sebut Posisi Korban Terakhir di Buritan

Regional
Kecelakaan Maut Bus Eka Vs Truk di Tol Solo-Kertosono, Satu Penumpang Tewas

Kecelakaan Maut Bus Eka Vs Truk di Tol Solo-Kertosono, Satu Penumpang Tewas

Regional
Anak yang Dijual Ibu Kandung Rp 100.000, Korban Pemerkosaan Kakaknya

Anak yang Dijual Ibu Kandung Rp 100.000, Korban Pemerkosaan Kakaknya

Regional
Kronologi Ibu di LampungTewas Tersengat Listrik Jerat Babi Hutan, Polisi Ungkap Kondisinya

Kronologi Ibu di LampungTewas Tersengat Listrik Jerat Babi Hutan, Polisi Ungkap Kondisinya

Regional
KM Bukit Raya Terbakar Saat Masuk Muara Jungkat Kalbar, Pelni: Sudah Mulai Padam

KM Bukit Raya Terbakar Saat Masuk Muara Jungkat Kalbar, Pelni: Sudah Mulai Padam

Regional
Dibutuhkan 48 Tenaga Panwaslu di Bawaslu Kota Semarang, Ini Syaratnya

Dibutuhkan 48 Tenaga Panwaslu di Bawaslu Kota Semarang, Ini Syaratnya

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com