DENPASAR, KOMPAS.com - Masjid Al Hikmah yang beralamat di Jalan Soka Nomor 18, Kertalangu, Denpasar Timur, Bali, memberi pesan untuk saling menghargai perbedaan.
Pesan tersebut tergambar lewat arsitektur bangunan masjid yang dibangun di atas tanah 500 meter persegi ini.
Bangunan masjid ini didominasi dengan gaya arsitektur Bali yang khas dengan ukiran-ukiran, patung, hingga warna merah bata dan abu-abu.
Misalnya, nampak pada pagar dan gerbang atau gapura masjid ini.
Detail dan lekukan bangunannya diukir menyerupai ukiran di Pura umat Hindu di Bali.
Baca juga: Plafon Stasiun Pasar Turi Surabaya Ambruk, PT KAI Pastikan Tak Ada Korban Jiwa
Detail lainnya yakni tergambar melalui patung naga, kepala burung, patung pria bersila, bunga, yang terdapat di beberapa titik di masjid ini.
Kemudian, detail lainnya yakni ukiran yang mengelilingi bangunan masjid yang khas Bali dengan ciri ukiran ini memiliki daun, bunga, dan buah yang berbentuk cembung dan cekung.
Ketua Takmir Masjid Al Hikmah HM Suwarno mengatakan, masjid ini awalnya didirikan pada 1978 oleh H Abdurrahman dengan tanah miliknya yang diwakafkan.
Awalnya, bangunan masjid hanya berbahan kayu. Hingga pada tahun 1995 dilakukan renovasi oleh Sunarso.
Pengerjaan atau pelaksana ukiran-ukiran ini dilakukan oleh warga Bali bernama Wayan Kasim.
Selain Bali, beberapa bagian bangunan masjid ini juga mengadopsi gaya Timur Tengah dengan khas lengkungannya, dan Tionghoa yang khas dengan patung naganya.
"Ini simbol pemersatu, arsitekturnya campur ada Bali, Jawa, dan lengkungan Timur Tengah, hingga China," kata Suwarno, di Masjid Al Hikmah, Selasa (21/4/2021).
Ia mengatakan, ornamen dan gaya bagunan di Masjid Al Hikmah memang didominasi dengan mengadopsi kearifan lokal, yakni Hindu Bali.