Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Shinta Bantu Waria di Yogyakarta Berjuang Hapus Stigma Negatif, Program Pendampingan hingga Ubah Profesi

Kompas.com - 21/04/2021, 07:00 WIB
Markus Yuwono,
Khairina

Tim Redaksi

YOGYAKARTA,KOMPAS.com-Pandemi Covid-19 memukul semua sektor dan berbagai kalangan, termasuk waria yang bekerja di sektor jasa.

Kondisi ini ditambah dengan stigma negatif yang disematkan kepada mereka.

Pesantren Al-Fatah terletak di tengah perkampungan tua di Kotagede, perbatasan Bantul, dan Kota Yogyakarta, tepatnya di Celenan, Jagalan, Kapanewon Banguntapan, Bantul, DI Yogyakarta.

Para waria yang menjadi santri berkumpul setiap hari Minggu. Mereka mendapatkan pemahaman tentang agama di rumah tua milik pemimpin pesantren waria Al Fatah Yogyakarta, Shinta Ratri.

Baca juga: Pesantren Waria di Yogya Sambut Ramadhan, Kirim Doa hingga Intensif Belajar Agama

Saat Kompas.com menyambangi rumah Shinta, dia sedang ngobrol dengan dua waria lainnya. Dengan ramah mempersilakan duduk di teras, Shinta pun menggelar karpet panjang berwarna merah. Mengenakan hijab, Shinta duduk sambil sesekali meluruskan kakinya.

"Pandemi juga memukul kami, pendapatan kawan-kawan (waria) menurun 60 persen," kata Shinta membuka percakapan, Kamis (8/4/2021) malam.

Sebagian besar waria bekerja sebagai perias, bekerja di salon, hingga mengamen. Kondisi pandemi meluluhlantakkan pendapatan mereka. Misalnya di awal pandemi, yang mengamen warga takut berdekatan dengan orang dan tidak mau memberikan uang.

Tak ada rias pengantin karena larangan menggelar hajatan membuat penghasilan mereka berkurang.

Untuk membantu mereka yang terdampak, pesantren membuat paket sembako sebanyak 50 paket yang dibagikan kepada mereka yang terdampak.

Tak hanya waria, sembako juga dibagikan kepada tetangga sekitar pesantren.

Sembako ini setidaknya mengurangi pengeluaran bulanan mereka untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.

Diperkirakan, pesantren ini akan tetap memberikan bantuan sampai Oktober nantinya. Adapun bantuan berupa beras, gula, mie instan, hingga susu. Untuk bulan puasa diganti bingkisan lebaran.

Shinta bersyukur selama pandemi donasi dari jaringan akademisi dan lembaga swadaya masyarakat (LSM) masih ada, sehingga mereka bisa membantu sesama.

Sebagai kaum minoritas dan masih dipandang sebelah mata, mereka tak berharap banyak bantuan dari pemerintah. Mereka memperkuat jaringan akademisi dan LSM.

"Dulu ketika masih bisa mencari donasi. Kita tiga bulan awal pandemi juga memberikan bantuan uang untuk kos," imbuh dia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Curhat Korban Penipuan Katering Masjid Syeikh Zayed, Pelaku Orang Dekat dan Bingung Lunasi Utang

Curhat Korban Penipuan Katering Masjid Syeikh Zayed, Pelaku Orang Dekat dan Bingung Lunasi Utang

Regional
Imbas Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Manado Ditutup hingga Besok

Imbas Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Manado Ditutup hingga Besok

Regional
Calon Gubernur-Wagub Babel Jalur Perseorangan Harus Kumpulkan 106.443 Dukungan

Calon Gubernur-Wagub Babel Jalur Perseorangan Harus Kumpulkan 106.443 Dukungan

Regional
Keuchik Demo di Kantor Gubernur Aceh, Minta Masa Jabatannya Ikut Jadi 8 Tahun

Keuchik Demo di Kantor Gubernur Aceh, Minta Masa Jabatannya Ikut Jadi 8 Tahun

Regional
Hilang sejak Malam Takbiran, Wanita Ditemukan Tewas Tertutup Plastik di Sukoharjo

Hilang sejak Malam Takbiran, Wanita Ditemukan Tewas Tertutup Plastik di Sukoharjo

Regional
Diduga Janjikan Rp 200.000 kepada Pemilih, Caleg di Dumai Bakal Diadili

Diduga Janjikan Rp 200.000 kepada Pemilih, Caleg di Dumai Bakal Diadili

Regional
39 Perusahaan Belum Bayar THR Lebaran, Wali Kota Semarang: THR Kewajiban

39 Perusahaan Belum Bayar THR Lebaran, Wali Kota Semarang: THR Kewajiban

Regional
Gadaikan Motor Teman demi Kencan dengan Pacar, Pri di Sumbawa Dibekuk Polisi

Gadaikan Motor Teman demi Kencan dengan Pacar, Pri di Sumbawa Dibekuk Polisi

Regional
Digigit Anjing Tetangga, Warga Sikka Dilarikan ke Puskesmas

Digigit Anjing Tetangga, Warga Sikka Dilarikan ke Puskesmas

Regional
Elpiji 3 Kg di Kota Semarang Langka, Harganya Tembus Rp 30.000

Elpiji 3 Kg di Kota Semarang Langka, Harganya Tembus Rp 30.000

Regional
Motor Dibegal di Kemranjen Banyumas, Pelajar Ini Dapat HP Pelaku

Motor Dibegal di Kemranjen Banyumas, Pelajar Ini Dapat HP Pelaku

Regional
Penipuan Katering Buka Puasa, Pihak Masjid Sheikh Zayed Solo Buka Suara

Penipuan Katering Buka Puasa, Pihak Masjid Sheikh Zayed Solo Buka Suara

Regional
Setelah 2 Tahun Buron, Pemerkosa Pacar di Riau Akhirnya Ditangkap

Setelah 2 Tahun Buron, Pemerkosa Pacar di Riau Akhirnya Ditangkap

Regional
Cemburu, Pria di Cilacap Siram Istri Siri dengan Air Keras hingga Luka Bakar Serius

Cemburu, Pria di Cilacap Siram Istri Siri dengan Air Keras hingga Luka Bakar Serius

Regional
Buntut Kasus Korupsi Retribusi Tambang Pasir, Kades di Magelang Diberhentikan Sementara

Buntut Kasus Korupsi Retribusi Tambang Pasir, Kades di Magelang Diberhentikan Sementara

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com