MATARAM, KOMPAS.com - Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Zulkieflimansyah memiliki alasan tersendiri soal tidak adanya larangan mudik lebaran bagi warga yang akan pulang ke kampung halaman, selama masih berada di wilayah NTB.
Menurut Gubernur Zul, salah satu alasan kelonggaran aturan mudik ini karena wilayah NTB yang kecil.
"NTB ini wilayahnya kecil, kalau tidak dijelaskan secara detail bisa terlampau kaku seperti pada awal Covid-19 dulu. Ada orang mau berziarah dari Lombok Tengah ke Lombok Timur itu dilarang, jalan ditutup dan lain sebagainya, itu menghadirkan masalah baru," kata Gubernur Zul saat dikonfirmasi di Mataram, Selasa (20/4/2021).
Sebab, tak sedikit warga yang tinggal di Kota Mataram, tetapi memiliki keluarga besar di kabupaten lain, seperti Lombok Tengah dan Lombok Timur.
Meski ada kelonggaran, masyarakat diminta tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan saat mudik lebaran.
Baca juga: Ini Dulu Kebun Sayur, tapi Setelah Hujan dan Badai, Muncul Danau Sepanjang 200 Meter Lebih
"Pengalaman kita kalau orang di sini itu kalau semakin dilarang upayanya jadi lebih kreatif, jadi dibiarkan mengalir saja. Toh tetap protokol kesehatan itu tetap ketat, kalau dilarang-larang jadi penasaran nanti," Kata Zul.
Gubernur Zul khawatir jika larangan mudik tetap diberlakukan di NTB, warga yang ingin mudik justru nekat menggunakan cara-cara yang membahayakan.
"Misalnya kemarin itu ada yang mengakali nyungsep (sembunyi) di dalam truk, di dalam bus dan lain sebagainya, itu kita tidak mau terjadi karena ini susana bulan puasa," Kata Zul.
Zul menegaskan, tidak adanya larangan mudik pada lebaran tahun ini diperuntukan khusus antarkabupaten di NTB.
Sementara untuk yang datang dari luar wilayah NTB dan sebaliknya, akan ada pembatasan sesuai dengan aturan pemerintah pusat.
"Di NTB karena wilayah kita kecil sebenarnya. Jadi persoalan mudik yang dilarang pemerintah untuk menekan penyebaran Covid-19 itu sangat kami mengerti," Kata Zul.