Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nyala Api Abadi Mrapen Kali ini Diperkirakan Bertahan hingga 50 Tahun

Kompas.com - 20/04/2021, 20:04 WIB
Puthut Dwi Putranto Nugroho,
Khairina

Tim Redaksi

GROBOGAN, KOMPAS.com - Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jawa Tengah memperkirakan Api Abadi Mrapen di Desa Manggarmas, Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan bisa bertahan hingga 50 tahun.

Aliran gas alam tercatat disuplai dari dua titik pengeboran baru yang berjarak sekitar 60 meter dari titik destinasi. Sementara kedalaman sumur bor bersumber gas metana tersebut sekitar 40 meter.

"Kandungan gas rawa melimpah di kawasan Api Abadi Mrapen. Kali ini kami optimis Api Abadi Mrapen mampu bertahan hingga 50 tahun. Pastinya masih ada peluang lapisan yang lebih dalam melimpah kandungan gasnya," ungkap Handoko Teguh Wibowo, Ahli Geologi yang diterjunkan Dinas ESDM Provinsi Jateng untuk observasi dan mitigasi serta solusi mensoal padamnya Api Abadi Mrapen saat ditemui Kompas.com, Selasa (20/4/2021).

Baca juga: Enam Bulan Padam, Api Abadi Mrapen Kembali Menyala

Ketua Ikatan Ahli Geologi Indonesia Jatim ini memprediksi suplai gas rawa kali ini tidak akan mampu bertahan hingga ratusan tahun seperti sebelumnya.

"Reservoir atau tandon tempat gas terjebak berupa batu pasir di lapisan bawah mempunyai keterbatasan volume dan sudah release atau lepas ratusan tahun. Angka puluhan tahun adalah angka optimis dimana keberadaan gas di bawah masih tersimpan," terang dosen Jurusan Teknik Geologi dan Pertambangan Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya ini.

Handoko Jebolan Oregon State University ini menyampaikan, secara teknis untuk upaya penyelamatan Api Abadi Mrapen diawali pada akhir Maret lalu setelah rampung disurvei pemetaan bawah permukaan hingga ditentukan dua titik pengeboran. 

"Jadi dibor tak langsung keluar gas, ada berbagai cara salah satunya pengurasan  sumur. Intinya membuat gas itu terkonsentrasi di aliran air hingga keluar di lubang bor. Akhir Maret sudah keluar gas," jelas Handoko.

Selanjutnya pada awal April di pekan pertama mulai direalisasikan pembangunan infrastruktur pengendali untuk mendukung penyaluran gas dengan pipanisasi. Urutan fasilitas itu mulai dari lubang bor, separator, kompresor, tabung akumulator dan regulator.

"Melalui pipa dari lubang bor dialirkan ke separator untuk pemisahan air dan gas. Air yang terpisah dibuang ke saluran, kemudian gas masuk inlet kompresor dengan disedot dan dinaikkan tekanannya untuk ditampung di tabung. Tampungan gas disalurkan ke tungku utama dengan terlebih dulu diturunkan tekanannya menggunakan regulator," terang Handoko.

Baca juga: Ganjar Nyalakan Kembali Api Abadi Mrapen

 

Untuk diketahui, Gubernur  Jawa Tengah Ganjar Pranowo  meresmikan terealisasinya upaya penyelamatan kembali Api Abadi  Mrapen  di Desa Manggarmas, Kecamatan Godong, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, Selasa (20/4/2021).

Dalam kegiatan tersebut, pada puncaknya, Ganjar menyalakan kembali titik Api Abadi Mrapen menggunakan obor dengan didampingi Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jateng Sujarwanto Dwiatmoko, Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata Provinsi Jateng Sinoeng Nugroho Rachmadi dan Sekda Grobogan Moh Sumarsono. 

Diketahui, api biru legendaris yang telah berkobar dari masa ke masa tersebut padam pada September 2020.

Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jawa Tengah Sujarwanto Dwiatmoko mengatakan, pascapadam enam bulan lalu, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo menginstruksikan upaya penyelamatan Api Abadi Mrapen. 

Tim Dinas ESDM Provinsi Jateng beserta ahli geologi selanjutnya diterjunkan untuk melakukan kajian

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polda Jateng: 506 Kasus Kecelakaan dan 23 Orang Meninggal Selama Mudik Lebaran 2024

Polda Jateng: 506 Kasus Kecelakaan dan 23 Orang Meninggal Selama Mudik Lebaran 2024

Regional
Disebut Masuk Bursa Pilgub Jateng, Sudirman Said: Cukup Sekali Saja

Disebut Masuk Bursa Pilgub Jateng, Sudirman Said: Cukup Sekali Saja

Regional
Bupati dan Wali Kota Diminta Buat Rekening Kas Daerah di Bank Banten

Bupati dan Wali Kota Diminta Buat Rekening Kas Daerah di Bank Banten

Regional
Pengusaha Katering Jadi Korban Order Fiktif Sahur Bersama di Masjid Sheikh Zayed Solo, Kerugian Rp 960 Juta

Pengusaha Katering Jadi Korban Order Fiktif Sahur Bersama di Masjid Sheikh Zayed Solo, Kerugian Rp 960 Juta

Regional
45 Anggota DPRD Babel Terpilih Dilantik 24 September, Ini Fasilitasnya

45 Anggota DPRD Babel Terpilih Dilantik 24 September, Ini Fasilitasnya

Regional
Golkar Ende Usung Tiga Nama pada Pilkada 2024, Satu Dosen

Golkar Ende Usung Tiga Nama pada Pilkada 2024, Satu Dosen

Regional
Pascabanjir, Harga Gabah di Demak Anjlok Jadi Rp 4.700 per Kilogram, Petani Tidak Diuntungkan

Pascabanjir, Harga Gabah di Demak Anjlok Jadi Rp 4.700 per Kilogram, Petani Tidak Diuntungkan

Regional
Terjebak di Dalam Mobil Terbakar, ASN di Lubuklinggau Selamat Usai Pecahkan Kaca

Terjebak di Dalam Mobil Terbakar, ASN di Lubuklinggau Selamat Usai Pecahkan Kaca

Regional
Pemkab Solok Selatan Gelar Lomba Kupas Buah Durian

Pemkab Solok Selatan Gelar Lomba Kupas Buah Durian

Regional
Polisi Gerebek Pabrik Mi Lubuklinggau yang Gunakan Formalin dan Boraks

Polisi Gerebek Pabrik Mi Lubuklinggau yang Gunakan Formalin dan Boraks

Regional
Korban Banjir Bandang di Lebong Sampaikan Keluhan di Depan Bupati

Korban Banjir Bandang di Lebong Sampaikan Keluhan di Depan Bupati

Regional
3 Bulan Tidak Ditahan, 2 Tersangka Penambangan Ilegal di Lahan Transmigrasi Nunukan Segera Dieksekusi

3 Bulan Tidak Ditahan, 2 Tersangka Penambangan Ilegal di Lahan Transmigrasi Nunukan Segera Dieksekusi

Regional
Vokalis Red Hot Chili Peppers Berlibur di Mentawai, Surfing hingga Nikmati Tarian Khas

Vokalis Red Hot Chili Peppers Berlibur di Mentawai, Surfing hingga Nikmati Tarian Khas

Regional
Teka-teki Pembunuhan Karyawan Toko Pakaian Asal Karanganyar, Terduga Pelaku Diduga Orang Terdekat

Teka-teki Pembunuhan Karyawan Toko Pakaian Asal Karanganyar, Terduga Pelaku Diduga Orang Terdekat

Regional
Tertutup Longsor, Akses Jalan Dua Desa di Sikka Putus Total

Tertutup Longsor, Akses Jalan Dua Desa di Sikka Putus Total

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com