Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ali Rif’an
Pimpinan Pusat Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama

Pimpinan Pusat Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (PP ISNU) | Direktur Eksekutif Arus Survei Indonesia

Hikmah Ramadhan: Statistik Ketakwaan Puasa

Kompas.com - 19/04/2021, 20:06 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Tak sekadar ibadah tahunan, puasa Ramadhan memancarkan beragam kebaikan dan keberkahan. Dari sisi kesehatan, banyak ahli mengatakan bahwa menjalankan ibadah puasa mampu meningkatkan sistem imunitas atau kekebalan tubuh.

Puasa berfungsi memperbaiki berbagai jaringan sel manusia yang rusak. Mengatur metabolisme tubuh. Membentuk sel-sel darah putih. Puasa pun disebut dapat mengeluarkan racun dalam tubuh, baik racun yang terdapat dalam zat adiktif pada pengawet dan pewarna makanan, maupun infeksi bakteri dan virus.

Jika tubuh diibaratkan mesin, puasa saatnya tune up. Semua onderdil dalam mesin diperiksa dan diperbaiki mana saja yang rusak. Kerena itu, kendati tidak makan dan minum dari subuh hingga terbenamnya matahari, orang berpuasa tetap sehat dan bugar. Puasa memperkuat imunitas tubuh manusia.

Dari sisi ekonomi, puasa membuat nadi dunia usaha berdetak kencang. Pedagang jajanan laris manis, katering banyak pesanan menu sahur dan berbuka, pedagang kagetan bermulculan, mulai dari ibu-ibu yang mendadak berjualan kolak hingga para mahasiswa yang ikut bergadang pakaian. Pasar modern dan pasar tradisional sesak dengan orang berbelanja. Industri makanan dan minuman pun ditaksir mengalami kenaikan produksi hingga 30% dibanding bulan-bulan lainnya.

Baca juga: Sabar Sumber Kebahagiaan

Memang harus diakui, denyut nadi ekonomi bulan puasa kali ini (dan tahun lalu) tidak sekencang puasa-puasa sebelumnya. Ramadhan berbarengan dengan mewabahnya Covid-19. Akibatnya, buka puasa bersama kurang nyaring terdengar, mal dan tempat belanja relatif sepi. Stasiun, terminal, dan bandara yang biasanya sesak dengan para pemudik jadi nyaris kosong melompong.

Statistik ketakwaan

Namun yang menarik, kendati aktivitas ekonomi menurun di tengah pendemi, justru aktivitas ibadah (spiritual) tetap stabil. Bahkan kalau boleh diukur secara statistik, saya sangat yakin trennya malah meningkat.

Perintah social distancing (jaga jarak sosial) tidak menyurutkan orang beribadah melainkan justru makin meningkatkan grafik ketakwaan seseorang. Penganjian tetap digelar di mana-mana, infak dan sedekah jalan terus. Begitu juga dengan khataman Al Quran. Pun shalat tarawih serta ibadah-ibadah sunnah lainnya di bulan Ramadhan.

Bedanya, pengajian lebih banyak dilakukan secara virtual, infak dan sedekah dilakukan secara online, khataman Al Qur’an dilakukan lewat grup-grup WhatsApp. Begitu pula ibadah shalat tarawih dan ibadah sunnah lainnya dilakukan di rumah. Kehadiran internet—di Indonesia pada awal 2021 pengguna internet mencapai 202,6 juta jiwa—juga disebut-sebut dapat mendukung ibadah selama bulan Ramadhan.

Asian Consumer Intelligence 2018, misalnya, pernah melakukan survei terkait aktivitas muslim modern di bulan Ramadhan. Hasilnya, ditemukan fakta bahwa teknologi dapat membantu umat muslim dalam menjalankan berbagai ritus ibadah dalam bulan puasa. Misalnya meningkatnya akses terhadap informasi kegamaan. Temuan survei menyebutkan, 61 persen orang Indonesia menggunakan aplikasi atau situs web untuk mengetahui waktu ibadah.

Selama Ramadhan, ada peningkatan 45 persen terhadap akses penelusuran terkait dengan agama. Termasuk orang mengakses Al Qur’an lewat internet juga meningkat. Begitu pula konten-konten ceramah keagamaan makin banyak dikunjungi.

Selama Ramadhan, orang mengakses Youtube misalnya naik 40 persen. Banyak orang mencari konten video yang berisi cemarah para ustad dan kiai, serta lagu-lagu religi, termasuk masalah-masalah fikih.

Karena itu, bulan puasa di tengah pandemi Covid-19 tidak menyurutkan orang untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan. Namun sebaliknya. Pendemi Covid-19 justru mengajak kita untuk menziarahi diri mengingat Sang Pencipta. Memeriksa kembali amal ibadah. Menimbang-nimbang kebaikan apa yang telah diperbuat.

Selama di rumah, kita lebih punya waktu untuk beribadah dan lebih khusu’ saat berada di atas sajadah. Jika di bulan-bulan Ramadhan sebelumnya waktu di rumah terbatas dan pikiran tidak fokus lantaran urusan pekerjaan di luar rumah dan aktivitas sosial lainnya, sekarang tidak demikian. Kita punya waktu lebih banyak untuk menggelar sajadah di rumah.

Apalagi Ramadhan merupakan bulan yang penuh pengampunan. Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang berpuasa pada bulan Ramadhan dengan penuh keimanan dan mengharap pahala dari Allah, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni." (HR Bukhari dan Muslim).

Baca juga: Hikmah Ramadhan: Puasa dan Kedisiplinan

Selain itu, bulan Ramadhan membuka pintu surga dan menutup pintu neraka. “Jika bulan Ramadan datang, maka pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, dan setan-setan dibelenggu." (HR Muslim).

Semoga kita termasuk orang-orang yang beruntung di bulan yang penuh keberkahan ini.

Amin ya rabbal alamin.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Nasdem dan PKB Silaturahmi Jelang Pilkada di Purworejo, Bahas Kemungkinan Koalisi

Nasdem dan PKB Silaturahmi Jelang Pilkada di Purworejo, Bahas Kemungkinan Koalisi

Regional
Ibu Jual Anak Kandung Rp 100.000 ke Pria Hidung Belang di Bengkulu

Ibu Jual Anak Kandung Rp 100.000 ke Pria Hidung Belang di Bengkulu

Regional
Bukan Cincin, Jari Pria Ini Terjepit Tutup Botol dan Minta Bantuan Damkar

Bukan Cincin, Jari Pria Ini Terjepit Tutup Botol dan Minta Bantuan Damkar

Regional
Kejari Pontianak Bantah Hambat Perkara Mantan Caleg Tipu Warga Rp 2,3 Miliar

Kejari Pontianak Bantah Hambat Perkara Mantan Caleg Tipu Warga Rp 2,3 Miliar

Regional
Bukan Modus Begal, Pria Terkapar di Jalan dalam Video di TNBBS Ternyata Kecelakaan

Bukan Modus Begal, Pria Terkapar di Jalan dalam Video di TNBBS Ternyata Kecelakaan

Regional
Pj Wali Kota Muflihun Minta Jalan Rusak Segera Diperbaiki, Dinas PUPR Pekanbaru: Secara Bertahap Telah Diperbaiki

Pj Wali Kota Muflihun Minta Jalan Rusak Segera Diperbaiki, Dinas PUPR Pekanbaru: Secara Bertahap Telah Diperbaiki

Regional
Asmara Berujung Maut, Wanita di Wonogiri yang Hilang Sebulan Ternyata Dibunuh Pacar

Asmara Berujung Maut, Wanita di Wonogiri yang Hilang Sebulan Ternyata Dibunuh Pacar

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Regional
Jembatan Menuju Pos Pantau TNI AL di Pulau Sebatik Ambruk, DPRD Desak Segera Bangun Ulang

Jembatan Menuju Pos Pantau TNI AL di Pulau Sebatik Ambruk, DPRD Desak Segera Bangun Ulang

Regional
11 Tokoh Daftar Pilkada 2024 di Partai Golkar Gunungkidul, Ada Bupati Sunaryanta

11 Tokoh Daftar Pilkada 2024 di Partai Golkar Gunungkidul, Ada Bupati Sunaryanta

Regional
Penumpang Kapal di Nabire Kedapatan Bawa 1 Kg Ganja

Penumpang Kapal di Nabire Kedapatan Bawa 1 Kg Ganja

Regional
Pembunuhan di Wonogiri, Pelaku Kubur Jasad Kekasih di Pekarangan Rumah

Pembunuhan di Wonogiri, Pelaku Kubur Jasad Kekasih di Pekarangan Rumah

Regional
Kronologi Tentara Amerika Meninggal di Hutan Karawang, Sempat Terpisah Saat Survei Latihan Gabungan

Kronologi Tentara Amerika Meninggal di Hutan Karawang, Sempat Terpisah Saat Survei Latihan Gabungan

Regional
Bea Cukai Temukan Truk Berisi Jutaan Batang Rokok Ilegal Tak Bertuan di Kalbar

Bea Cukai Temukan Truk Berisi Jutaan Batang Rokok Ilegal Tak Bertuan di Kalbar

Regional
Siswi SMA yang Simpan Bayinya di Koper Ternyata Sedang Magang

Siswi SMA yang Simpan Bayinya di Koper Ternyata Sedang Magang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com