JOMBANG, KOMPAS.com - Chadisin, anggota Barisan Ansor Serbaguna (Banser) Jombang, Jawa Timur, yang meninggal dunia saat menjadi imam shalat tarawih, dikenal sebagai sosok yang tulus dan bertanggung jawab.
Semasa hidup, Chadisin dikenal sebagai penggerak kegiatan keagamaan, khususnya kegiatan di lingkungan Nahdlatul Ulama (NU).
Chadisin bersama istri dan empat anaknya, tinggal di Dusun Dukuhdimoro, Desa Dukuhdimoro, Kecamatan Mojoagung, Kabupaten Jombang.
Sehari-hari, ia bekerja sebagai tukang sol sepatu. Di luar pekerja harian, aktivitasnya banyak dihabiskan mengikuti kegiatan keagamaan.
Kakek yang telah dikaruniai satu cucu ini diketahui aktif pada kegiatan Jam'iyah Manaqib, seni shalawat hadrah (ISHARI), serta aktif sebagai anggota Banser.
Menurut Amin Sholiq, rekan sesama Banser sekaligus tetangganya, Chadisin merupakan sosok bertanggung jawab dan tulus dalam menjalankan tugas.
Baca juga: Viral, Foto Pria Telantar di Merak Selama 10 Hari, Ternyata Anggota Polisi
Di lingkungan Banser, ungkap Amin, Chadisin merupakan sosok sederhana. Tidak ingin banyak dikenal, tetapi tetap aktif menyebarkan energi kebaikan.
"Beliau itu sosok unik. Tidak begitu mau dikenal, tetapi beliau aktif menggerakkan kegiatan keagamaan. Tulus setiap melakukan sesuatu," kata Amin, saat ditemui Kompas.com di kediaman Chadisin, Minggu (18/4/2021) malam.
Chadisin memiliki konsisten dalam menjalankan kegiatan keagamaan maupun saat memiliki agenda untuk menghadiri pengajian.
Tak peduli hujan atau tidak ada teman berangkat, Chadisin tetap berangkat sepanjang kesehatannya mendukung.
"Cak Sin (Chadisin) ini orangnya istiqomah. Meskipun hujan atau sendiri, tapi kalau sudah ada acara ngaji, mencari ilmu, beliau tetap berangkat," ujar Amin.
Pada Sabtu (17/4/2021) malam, Chadisin diminta menjadi imam shalat tarawih di Mushala Al Hidayah, Dusun Pandean, Desa Miagan, Kecamatan Mojoagung.