KUPANG, KOMPAS.com - Pihak Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional (BKKPN) Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), memberikan penjelasan terkait fenomena munculnya sebuah pulau baru di Kabupaten Rote Ndao pasca-badai Seroja melanda wilayah itu.
Kepala Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional (BKKPN) Kupang Imam Fauzi, mengatakan, yang muncul usai badai tersebut bukan pulau, tapi gundukan pasir dan batu karang.
Baca juga: Begini Penampakan Pulau Baru yang Muncul Usai Badai Siklon Tropis Seroja di NTT
Imam menuturkan, badai siklon tropis Seroja yang melanda provinsi NTT sekitar tanggal 1 sampai 4 Maret 2021, menyebabkan terbentuknya gundukan pasir dan batu karang di perairan Desa Tolama, Kabupaten Rote Ndao.
Baca juga: Pulau Baru Muncul di NTT usai Badai Seroja, LIPI Diminta Turun Tangan
"Menurut penuturan dua orang warga bernama Fredik Kadja dan Petrus Temu bahwa gundukan pasir dan batu karang terjadi pada Jumat tanggal 2 April 2021," ungkap Imam kepada Kompas.com, Senin (19/4/2021).
Berdasarkan pemantauan menggunakan drone, terdapat enam gundukan. Sebanyak lima gundukan tidak menonjol atau cenderung rata dengan rataan terumbu.
Gundukan paling tinggi sekitar 2,5 meter dan melandai ke arah laut.
Pengecekan itu, lanjut Imam, dilakukan pada laut saat surut yakni pukul 18.00-19.00 WITA, atau saat posisi gundukan pada koordinat S 10.75154 dan E 122.88319 dengan luasan 3.580,1 meter persegi.
Jarak dari pantai ke gundukan sekitar 618 meter.
"Pada saat air surut gundukan tersebut terlihat dengan jelas. Namun pada saat pasang tidak terlihat," ucap Imam.
Imam menjelaskan, gundukan pasir dan batu karang terdiri dari pasir, pecahan karang dan bongkahan karang-karang massive yang sudah mati seperti karang porites dan simphyllia.
Terdapat juga karang heliopora yang sudah mati dan patahan karang locillopora.
Berdasarkan pengamatan bentuk koralit, diduga bongkahan karang massive lainnya adalah goniastrea, gardinioseris, dan lain lain.
Bongkahan karang diduga berasal dari karang yang sebelumnya masih hidup dan juga karang mati tereksposur sepanjang rataan terumbu yang terhempas bersama dengan pasir dan patahan karang lainnya membentuk gundukan.
"Saat ini gundukan tersebut telah mengalami pengikisan sehingga luasan berkurang dari saat awal munculnya pembentukannya," kata dia.