Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hendak "Perang Sarung" di Cianjur, 9 Remaja Digelandang ke Kantor Polisi

Kompas.com - 19/04/2021, 06:30 WIB
Firman Taufiqurrahman,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

CIANJUR, KOMPAS.com – Polisi mengamankan sembilan orang remaja di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, yang terlibat "perang sarung."

Dari tangan mereka, petugas menyita 5 unit sepeda motor milik mereka dan dua buah sarung yang telah dimodifikasi.

Salah satunya dibentuk menyerupai pecut atau cemeti.

Kepala Polsek Cianjur Kota Kompol Ahmad Suprijatna mengatakan, para pelaku yang berusia 14-18 tahun itu diamankan saat hendak terlibat "perang sarung" di seputaran kota.

 “Karena masih di bawah umur, kita kembalikan ke orang tua mereka masing-masing dengan membuat surat pernyataan,” ujar Ahmad kepada Kompas.com di Mapolsek Cianjur, Minggu (18/4/2021).

 Baca juga: Remaja di Manggarai Selatan Diamankan karena Mau Perang Sarung

Dulu tradisi bercandaan, kini mengganggu keamanan

Sejauh ini, kata Ahmad, sudah tiga kali kejadian perang sarung selama bulan Ramadhan. Namun, berhasil dicegah sehingga tidak sampai terjadi korban.

“Sebenarnya ini dulu tradisi, bercandaan anak-anak kecil di bulan puasa. Namun, makin ke sini makin mengkhawatirkan dan sudah mengganggu kamtibmas,” ucap dia.

“Bahkan sekarang sudah menjurus ke arah tawuran,” sambung Ahmad.

Baca juga: Berencana Perang Sarung, Puluhan Remaja Ditangkap

 

Sarung dimodifikasi seperti pecut, bisa melukai

Kapolsek Cianjur Kota Kompol Ahmad Suprijatna memerlihatkan sarung menyerupai pecut yang dipakai remaja untuk menggelar perang sarung.KOMPAS.COM/FIRMAN TAUFIQURRAHMAN Kapolsek Cianjur Kota Kompol Ahmad Suprijatna memerlihatkan sarung menyerupai pecut yang dipakai remaja untuk menggelar perang sarung.
Selain itu, sarung yang digunakan para pelaku sudah dimodifikasi, masuk kategori membahayakan bahkan bisa melukai.

“Seperti sarung ini, sudah dibentuk menyerupai pecut dan ini tentunya bisa melukai,” ujar dia.

Karena itu, jajarannya terus meningkatkan patroli cipta kondisi, terutama pada waktu-waktu rawan, seperti jelang dan selepas sahur.

“Peran aktif orangtua dan masyarakat juga sangat penting untuk mencegah terjadinya tradisi yang sudah salah kaprah ini,' ucap Ahmad.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com