Pola menara masjid berbentuk segi enam setinggi 20 meter. Rupa menara masjid menyerupai menara kelenteng.
Bentuk atap menara melengkung pada bagian ujung, dan beratap genteng.
Lalu menara masjid memiliki teras berpagar yang mengelilingi bangunan menara.
Kemudian pada tanggal 22 Januari 1970 dimulai pembangunan menara baru yang disponsori oleh Pertamina.
Baca juga: Sejarah Benteng Kuto Besak Palembang
Menara baru ini setinggi 45 meter, mendampingi menara asli yang bergaya Cina.
Renovasi Masjid Agung diresmikan pada 1 Februari 1971.
Kemudian pada Jumat, 10 September 1999, langkah awal penuh sejarah yaitu dengan dimulainya pengerjaan restorasi dan renovasi masjid Agung Palembang.
Restorasi dan renovasi ini dilakukan oleh Gubernur Laksamana Muda Haji Rosihan Arsyad, dengan Ketua Umum Pengurus Yayasan Masjid Agung pada saat itu adalah Prof. Dr. Kiagus Haji Oejang Gajah Nata, DABK dengan sekretaris dipegang oleh Raden Haji Muhammad Saleh Dion.
Pelaksanaan renovasi ditandai dengan penurunan genting dari atap masjid oleh Gubernur Sumsel diikuti Walikota Palembang H Husni dan Imam Besar Masjid Agung Palembang Al Mukarroma Kiagus Haji Muhammad Zen Syukri.
Seiring berjalan, pada tahun 2019 masjid Agung resmi berganti nama menjadi Masjid Agung SMB I Jayo Wikramo.
Baca juga: Asal Usul Pulau Kemaro, Kisah Legenda Cinta Siti Fatimah dengan Putra Raja Tionghoa
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.